Senin, 30 Mei 2016

Media Literacy (Melek Media) dan Tanggungjawab Individu dalam Bermedia

Oleh : Ghesilia Gianty
NIM 14140110386
Pertemuan 12

Literasi media merupakan sekumpulan perspektif yang digunakan dalam penggunaan media untuk mengartikan pesan yang didapatkan. Diperlukan kemampuan dalam memahami literasi media untuk dapat mengerti makna dari berbagai pesan dan juga agar dapat mengatur makna yang berguna serta menyusun pesan untuk menyampaikan makna tersebut.

Berikut tiga faktor yang membuat pentingnya kehadiran literasi media, yaitu
1. Adanya kejenuhan atas banjirnya informasi.
2. Masyarakat yang terus menerus terpapar media.
3. Masalah informasi.
Kecenderungan atas banjirnya informasi perlu membuat masyarakat lebih kritis lagi akan apa yang bisa didapatkan dari sebuah media, di sinilah yang membuat perlunya literasi media. Masyarakat terus terpapar media maksudnya adalah media yang semakin banyak dan informasi yang semakin banyak pula seiring dengan berkembangnya perusahaan media. Membuat masyarakat untuk lebih teliti dan kritis dalam melakukan literasi media, karena tak semua informasi dapat ditelan sepenuhnya dan tak semua informasi itu benar adanya. Ada saja informasi yang menyesatkan para pembaca atau penikmatnya. Masalah informasi ini yang dapat menyebabkan masyarakat menjadi “tersesat’ akan arus informasi yang sedang berjalan. Untuk menghindari tiga faktor ini, pengetahuan atas literasi media oleh masyarakat sangat dianjurkan.

Berikut adalah tahapan dalam melakukan literasi media, yaitu
1. Memperoleh  pemahaman dasar. Tahap ini terjadi dalam fase anak balita yang mempelajari benda hidup dan mati, fungsinya, dan juga mulai memahami ekspresi wajah, suara-suara, warna, dan pergerakan.
2. Penguasaan bahasa. Tahap ini terjadi di masa anak-anak yang mulai mengenali suara orang berbicara dan artinya. Individu juga mampu berbicara dan membuat respon emosi terhadap musik atau suara yang didengar. Di tahap ini, individu mulai mengenali tokoh dalam media visual lalu mengikutinya.
            3. Pemahaman narasi. Di tahap ini individu dapat membedakan fiksi dan nonfiksi. Individu dapat membedakan antara iklan dengan acara uang ditonton, memahai alur acara dan motivasi yang diberikan.
4. Berkembangnya sikap skeptis. Tahap ini dicapai saat memasuki usia remaja yang sudah memiliki pemahaman tentang rasa suka dan tidak suka terhadap acara, karakter, dan tindakan tertentu.
5. Perkembangan yang intensif. Individu mulai memiliki motivasi untuk mencari tahu suatu topik secara lebih mendalam. Selain itu, individu juga mampu menggunakan informasi tadi agar menjadi bermanfaat.
6. Pengalaman menjelajah. Tahap di mana individu semakin sering mengeksplorasi konten media yang dikonsumsi. Ciri-ciri yang menandai tahap ini adalah individu mulai mencari berbagai bentuk konten dan narasi, berfokus pada kejutan dan emosi, nilai moral dan estetika baru.
7. Apresiasi kritis. Tahap ketika individu mampu menerima dan mengevaluasi pesan dengan cara mereka sendiri. Individu juga mampu membandingkan berbagai pesan di media secara terus menerus.

8. Tanggung jawab sosial. Di tahap ini individu sudah memiliki berbagai sudut pandang pemahaman. Individu juga menyadari perlu melakukan tindakan yang berdampak terhadap masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar