Selasa, 31 Mei 2016

MENGHADAPI KEKERASAN DALAM MEDIA

Kekerasan dapat di definisikan sebagai prinsip tindakan yang mendasarkan diri pada kekuatan untuk memaksa pihak lain tanpa persetujuan. Bentuknya fisik, verbal, moral, psikologis atau lewat gambar.
Aspek estetik kekerasan 
Ada tiga bentuk kekerasan estetik : horor regresif, horor transgresif, dan gambar simbol.
Bahaya kekerasan dalam media 
Bahaya kekerasan dalam media mempunyai alasannya yang kuat meskipun sering lebih mencerminkan bentuk ketakutan dari ancaman rill. Masalah representasi kekerasan dalam media berlangsung dalam segi tiga : produktor, penerima dan instansi regulasi.
Menentukan batas-batas kekerasan 
Kesulitan utama dalam regulasi adalau bagaimana menentukan batas-batas kekerasan dalam media yang masih bisa ditoleransi. Batasannya adalah harus bisa mempertimbangkan berbagai dimensinya, bisa menentukan sejauh mana batas tidak dapat dipresentasikan dilihat di dengar atau disentuh. Ada tiga bentuk kekerasan menurut Noel Nel yaitu : kekerasan dokumen, kekerasan fiksi, dan kekerasan simulasi.
Kekerasan dokumen 
Yaitu merupakan penampilan gambar kekerasan yang dipahami pemirsa dengan mata telanjang sebagai rekaman fakta kekerasan. Kekerasan dokumen tidak harus berbentuk gambar atau foto bisa juga tulisan.
Kekerasan Fiksi dan Kekerasan Simulasi.
Kekerasan yang dibeberkan dalam kisah fiksi bukannya tanpa meninggalkan bekas luka pada pemirsa atau pembacanya terutama pada anak bisa meninggalkan traumatisme dan perilaku agresif.
Kekerasan Simbolik dan Ketidakpedulian.
Ada 4 faktor yang menyebabkan banyak orang dewasa kurang perhatian terhadap masalah kekerasan media : pertama, ketidaktahuan orang dewasa akan budaya orang muda. Kedua, ada keyakinan kuat bahwa kehadiran orang dewasa bisa memperbaiki situasi, padahal sering sudah  terlambat. Ketiga, factor ideology menunjukan bahwa semua bentuk pembatasan atau pelanggaran akses orang muda akan dianggap sebagai reaksioner. Keempat, kesulitan pendampingaan kerena ketidakmampuan orang tua dalam hal waktu, pengetahuan, padegogi dan metode.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar