Selasa, 31 Mei 2016

Manipulasi Media dan Kesadaran palsu, pornografi dan Kekerasan.



Manipulasi Media dan Kesadaran palsu, pornografi dan Kekerasan.

Proses kerja seorang jurnalis yaitu untuk memberikan informasi yang benar tentang kehidupan masyarakat. Akan tetapi, pers pada masa yang modern seperti saat ini sering menghadirkan berita yang negatif dan bias. Oleh karena itu, kepercayaan publik terhadap suatu isu masih perlu dipertanyakan.
Media masih melakukan manipulasi melalui iklan, karena iklan dapat membangun perspektif pemirsa. Contoh : kampanye politik, banyak hal yang sengaja dibuat ambigu demi kepentingan partai tersebut. Image politik juga diproduksi iklan seperti kebahagiaan, keharmonisan, kecantikkan, kejahatan dan gaya hidup yang modern.
Pada era globalisasi dan modern peluang untuk manipulasi informasi secara teknologis  semakin besar. Melalui 4 hal sebagai berikut :

1.      Teknik Penyuntingan, yaitu pada iklan kampanye Nixon pada 1968
2.      Teknik Efek Khusus, yaitu pada saat kampanye Eisenhower di studio Walt Disney
3.      Dramatisasi Melalui Pencitraan Visual, yaitu pada iklan kamoanye Nelson Rockfeller (protagonis boneka-boneka iklan)
4.      Teknik Manipulasi Gambar Melalui Komputer.

Media Massa dan Kekuasaan :
Ø  Melalui media massa, kekuasaan dapat menghemoni masyarakat. Kekuasaaan juga mempunyai ideology tertentu, media massa dijadikan alat untuk mensosialisasikan ideology tersebut.
Ø  Media massa juga menjadi tempat bertarung berbagai kepentingan di masyarakat. Oleh karena itu, banyak tayangan yang tidak berbobot, penonton tidak diajak untuk berpikir dan media massa juga rentan dimanfaatkan.
Ø  Media massa perlu mempunyai ruang publik.

Pornografi :
Ø  Pornografi adalah aktivitas seksual atau hal yang tidak senonoh, mesum atau cabul yang dimaksud untuk dikomunikasikan pada publik. Akan tetapi, representasi publik tentang pornografi tidak bisa dikatakan relatif.
Ø  Pornografi dianggap menimbulkan rangsangan seksual sehingga mendorong perilaku yang membahayakan dan merugikan.


Argumen yang menolak pornografi :
Ø  Perlindungan terhadap orang muda atau anak-anak.
Ø  Mencegah perendahan martabat perempuan.
Ø  Mencegah sifat subversifnya yang cenderung menghancurkan tatanan nilai seksual keluarga dan masyarakat.
Penyebab pornografi menjadi suatu yang pelik :
Ø  Berhadapan dengan masalah kebebasan berekspresi, terutama bila mengandung nilai seni.
Ø  Bagaimana menghadapi hak akan informasi.
Ø  Bagaimana menjamin hak untuk memenuhi pilihan pribadi, bila pilihan ini tidak melukai orang lain bahkan nilai seni dan pendidikannya dianggap meragukan.
Cara menghadapi tiga masalah diatas :
Ø  Mempertimbangkan konsepsi umum tentang seni.
Ø  Mempertimbangkan konsepsi moral.
Ø  Perlu diperhitungkan reaksi emosional yang ditimbulkan.
Ø  Perlu dipertimbangkan pandangan dari berbagai teori psikologis (catharsis, imitasi, dan pembiasaan)

Pingki Aulia Wahyudin
14140110293
Etika Filsafat B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar