PORNOGRAFI
Program televisi masa kini amat beragam. Tak jarang di
antaranya tampak sejumlah sisipan-sisipan unsur yang bersifat ambiguitas dan
menjurus pada pornografi.
Unsur manipulasi amat tampak pada pornografi, karena
tidak tampil dengan latar belakang yang sesungguhnya, dan tokoh yang ada tidak
memiliki identitas yang jelas. Paparan konten pornografi dapat menyebabkan
depersonilasi, yaitu hilangnya perasaan bahwa tubuh kita adalah bagian dari
diri kita. Individu akan merasa dirinya terwakilkan dengan apa yang digambarkan
dalam pornografi, dan merasa itu adalah realita.
EROTISME
Berbeda dengan pornografi, erotisme menekankan pada
imajinasi dan sugesti. Hasrat lebih diungkapkan dengan kata-kata dan simbol,
tapi tidak dengan bahasa visual seperti gerakan tubuh.
Erotisme berada di batas ambiguitas dan dapat
mengatakan sesuatu secara tersembunyi dan tersirat. Erotisme sendiri cukup beresiko
mengandung konten pornografi.
KEKERASAN
DALAM MEDIA / PERS
Kekerasan dapat diartikan sebagai tindakan yang
mendasari kekuatan untuk memaksa seseorang, dan biasanya mengandung unsur
dominasi fisik, verbal, non verbal, moral, psikologis, atau visual. Kekerasan
bisa berdampak pada banyak aspek, salah satunya adalah psikologis yang dapat memengaruhi
cara berpikir dan tindakan seseorang.
Media membuat kekerasan menjadi sebuah hal yang
lumrah. Media mengarut tontonannya agar audiens menganggap itu sebagai sebuah
kebiasaan dan dapat menerima secara utuh. Bahayanya adalah perwujudan tindakan
kekerasan di dunia nyata.
CINDY
14140110101
Tidak ada komentar:
Posting Komentar