Media Baru dan Kebebasan Berekspresi Media/ Pers dan Individu
Media baru merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah Internet.
Kemajuan
di bidang teknologi komunikasi dan informasi kian berkembang pesat, alhasil
arus informasi pun mengalir deras tanpa henti. Seiring dengan zaman yang
semakin modern, informasi tersedia begitu banyak hingga tidak dapat lagi dibendung
dengan batasan-batasan. Siapapun dapat memiliki kemampuan untuk mengaksesnya
dimanapun dan kapanpun. Era ini bukanlah lagi era Soeharto , dimana kebebesan
pers dibungkam beradaannya, melainkan ini adalah era demokrasi dimana setiap
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan pikirannya. Hal ini didukung
dengan internet dan media yang memfasilitasi orang dengan segala kemudahannya.
Namun kurangnya peraturan yang khusus tentang penegasan perundang-undangan
berkaitan dengan akses informasi serta beropini di internet, seringkali
menimbulkan berbagai dampak negatif bagi berbagai pihak. Di internet siapapun
bisa memberi dan menerima informasi tanpa perlu tahu siapa yang menjadi sumber
dari informasi tersebut, sehingga seringkali informasi itu simpang siur dan sulit
untuk dipertanggung jawabkan. Kurangnya pendidikan tentang
penggunaan media dengan cermat membuat etika dari penulisan di internet
khususnya media sosial kurang diperhatikan. Pemberitaan yang berlebihan tentang
sesuatu kini sangat cepat menyebar dan
menjadi trending topic. Orang akan
mencari informasi terbaru, hal ini tidak terlepas juga dari hak setiap warga
negara untuk mendapatkan informasi untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Namun
perlu diketahui bahwa kita harus menjunjung tinggi kejujuran, karena kita hidup
di Negara kesatuan. Sebelum berbicara pikirkanlah bahwa di media sosial
siapapun bisa membaca, salah-salah orang lain bisa jadi korban. Bahkan tidak
menutup kemungkinan diri sendiri terkena dampaknya. Saat ini media sosial sering
dijadikan sebagai tempat diskusi, berbagai forum hadir untuk mengemukakan
opininya. Celakanya tidak semuanya memberikan sumbangan positif, seringkali
forum tersebut dijadikan tempat beradu argumentasi tanpa ada solusi. Sehingga
mengakibatkan munculnya permasalahan baru yang terjadi akibat minimnya
informasi serta kesimpangsiuran yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Lalu
tidak jarang pula orang menggunakan media sosial sebagai tempat untuk membentuk
opini publik dengan teknik propaganda dengan tujuan pencitraan untuk sosok
tertentu. Bahkan seringkali digunakan untuk menjatuhkan pihak lawan yang
dianggap berpotensi merugikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar