Manipulasi Media dan Kesadaran
Palsu
Proses kerja seorang jurnalis yaitu
untuk memberikan informasi yang benar tentang kehidupan masyarakat. Akan
tetapi, pers pada masa yang modern ini sering menghadirkan berita yang negatif
dan bias. Oleh karena itu, kepercayaan publik terhadap suatu isu perlu
dipertanyakan. Pada zaman sekarang,
televisi menjalankan peran yang tidak seharusnya. Sebagai alat pembuat “image”,
dan yang lebih parah lagi untuk menjalankan kepentingan pribadi.
Masyarakat sebenarnya harus mengerti peran, fungsi dan kekuasaan media. Pers mempunyai tujuan yaitu membebaskan masyarakat, mengilhami gerak suara hati, menembus kabut politik, muncul kesadaran untuk mengonstruksi tatanan sosial.
Media melakukan manipulasi melalui iklan, karena iklan dapat membangun perspektif audience. Contoh : Kampanye politik, banyak hal yang sengaja dibuat ambigu.
Melalui media massa, kekuasaan
dapat menghemoni masyarakat. Kekuasaan juga mempunyai ideologi tertentu, media
massa dijadikan alat untuk mensosialisasikan ideologi tersebut. Media massa
menjadi tempat pertarungan berbagai kepentingan di masyarakat. Oleh karena itu,
banyak tayangan yang tidak berbobot, penonton tidak diajak untuk berpikir dan
media massa juga rentan dimanfaatkan oleh pemegang saham.
Pornografi adalah aktivitas seksual atau hal yang tidak senonoh, mesum atau cabul yang dimaksud untuk dikomunikasikan pada publik. Akan tetapi, representasi publik tentang pornografi tidak bisa dikatakan relative
Penyebab pornografi dapat terjadi :
- Berhadapan dengan masalah kebebasan berekspresi, terutama bila mengandung nilai seni.
- Bagaimana menghadapi hak akan informasi.
3. Bagaimana
menjamin hak untuk memenuhi pilihan pribadi, bila pilihan ini tidak melukai
orang lain bahkan nilai seni dan pendidikannya dianggap meragukan
Erotisme
1.
Menyangkal
kemahakuasaan, dalam arti “semua harus kelihatan”, menjadikan keterbatasan
kemampuan gambar menjadi celah keberadaan erotisme.
2.
Erotisme
gambar berkisah pada waktu dan terbuka terhadap kebaruan serta yang tak
teramalkan.
3.
Dalam
erotisme, yang lebih tampak adalah pengungkapan hasrat daripada penonjolan
tubuh yang telanjang.
Kekerasan dalam Media dan Pers
kekerasan ke.ke.ras.an
[n] (1) perihal (yg bersifat, berciri) keras; (2) perbuatan seseorang atau kelompok orang yg menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain; (3) paksaan
[n] (1) perihal (yg bersifat, berciri) keras; (2) perbuatan seseorang atau kelompok orang yg menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain; (3) paksaan
Bentuk kekerasan
1
Fisik (menendang , memukul)
2
Verbal (menyebut nama seseorang dengan SARA)
3
Moral (menjauhi teman / mengucilkan teman)
4
Psikologis ( mendiamkan teman)
5
Gambar ( memposting kekerasan di media sosial)
Kekerasan dalam Media
- Merepresentasikan program kekerasan, meningkatkan perilaku agresif.
- Memperlihatkan tayangan kekerasan secara berulang dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap kekerasan dan penderitaan korban.
- Tayangan kekerasan dapat meningkatkan rasa takut sehingga menciptakan pemikiran betapa berbahayanya dunia.
Jenis-Jenis Kekerasan
1.
Kekerasan Dokumen
Merupakan tampilan gambar kekerasan yang dipahami pemirsa atau pembaca
dengan mata telanjang sebagai dokumentasi atau rekaman fakta kekerasan.
2.
Kekerasan Fiksi
Kekerasan yang jauh dari realitas, kekerasan ini masih berpijak dengan
dunia riil.
3.
Kekerasan Simulasi
Biasanya ditemukan dalam sebuah game virtual, dimana pelaku kekerasan
merasakan emosi yang meluap dari pengalaman langsung dengan game.
4.
Kekerasan Simbolik
Biasanya ditemukan dalam iklan, kekerasan tipe ini menggunakan medium
bahasa untuk memengaruhi, cara pikir, cara bekerja, dan cara bertindak.
Menurut Garth S.
Jowett and Victoria O'Donnell
• Propaganda
adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi,
memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang
diinginkan penyebar propaganda.
Propaganda media adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan yang disebarkan melalui media massa. Sedangkan media propaganda adalah media yang digunakan sebagai alat untuk propaganda kelompok tertentu.
Propaganda media adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan yang disebarkan melalui media massa. Sedangkan media propaganda adalah media yang digunakan sebagai alat untuk propaganda kelompok tertentu.
8 strategi manipulasi media
1.
Pengganggu atau pengalihan isu
2.
Buat masalah kemudian tawarkan solusi atau
manajemen konflik
3.
Strategi bertahap
4.
Strategi menunda
5.
Menghadapi public seperti anak kecil
6.
Pembodohan public
7.
Mempromosikan kebiasaan dan tren buruk di public
8.
Pembentukan kepribadian individu public
Contoh- contoh manipulasi media di
Indonesia
a.
Banyak para pemilik TV menggunakan frekuensi
public untuk kepentingan pribadi mereka.
b.
Kepemilikan media mulai dikuasai oleh para
pengusaha setelah 1998 (reformasi)
membanjiri publik dengan tayangan dengan
kepentingan yang jelas bukan merupakan urusan publik
Haryatmoko.
2007. Etika Komunikasi: Manipulasi Media,
Kekerasan dan Pornografi. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar