A. Pengertian Filsafat
Secara etimologi kata filsafat
berasal dari bahasa yunani, “philosophia” yang merupakan penggabungan dua kata
akni “philos” atau philein” yang berarti “cinta”, “mencintain” atau “pecinta”
serta kata “Sophia” yang berarti “kebijaksanaan”. Cinta artinya hasrat yang
besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh . kebijaksaaan,
artinya kebenaran sejati. Berbagai ahli mengutarakan berbagai arti filsafat.
Salah satu ahli tersebut adalah arisoteles. Beliau menyatakan bahwa filsafat
berbagai ilmu menyelidiki tentang hal ada sebagai ilmu yang pertama dan
terakhir sebab secara logis diisyaratkan adanya ilmu lain yang juga harus
dikuasai sehingga untuk memahaminya orang harus menguasai ilmu-ilmu lain
“Filsafat sebagai upaya melukiskan hakikat realitas paling
akhir serta paling dasar yang diakui sebagai satu hal yang nyata. Filsafat
mencoba mencari sifat hakiki dari eksistensi manusia. Karena filsafat
mempertanyakan hakikat realitas (esensialis), maka pencarian filsafat ini
sering memasuki dimensi kepercayaan. Misal: kepercayaan adanya Tuhan sebagai
zat yang mmenciptakan semua realitas di alam semesta ini.”
Dari Mitos ke Logos
Filsafat di Yunani diawali dengan munculnya pemikiran yang
mempertanyakan asal-mula alam (kosmologi). Ini muncul sebagai akibat
ketidakpuasan atas penjelasan mitologis dalam menjelaskan asal-mula alam.Dahulu
alam dianggap memiliki kekuatan (jiwa) yang disebut aima. Pandangan pra-logis
ini disebut dengan hylozoisme. Penjelasan mitologi dirasakan tidak memenuhi
tuntutan rasio atau logos. Sebab itu, para filsuf mencari jawaban yang lebih
rasional sehingga lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Periodisasi Filsafat Barat
1. Periode Yunani (600 SM = 400 SM)
2. Periode Abad Pertengahan (400 – 1500 M)
3. Periode Modern
- Masa Renaisans (abad ke-14 hingga ke-17)
- Masa Pencerahan (abad ke-18)
4. Periode Postmodern atau Kontemporer à filsafat atau
pemikiran yang berkembang sesudah atau mengatasi era Modern
Pemetaan Cabang Filsafat
1. Ontologi
à cabang filsafat yang membahas atau membicarakan masalah
“ada”/”realitas”
2. Epistemologi
cabang filsafat yang mengkaji mengenai hakikat pengetahuan
atau dengan kata lain epistemologi membahas persoalan – persoalan tentang
manakah pengetahuan itu berasal atau apakah sumber pengetahuan itu,
bagaimanakah manusia mengetahui dan pelbagai persoalan lainnya.
3. Aksiologi
cabang filsafat yang
membahas mengenai “nilai” (etika,
estetika)
Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
Perbedaan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat kita
tengok atau terletak pada ciri berpikir (radikal dan komprehensif). Filsafat
mengkaji tentang manusia, sementara ilmu pengetahuan mengkaji manusia dari sisi
atau aspek tertentu.
Filsafat dan agama dapat kita lihat berdasarkan sumbernya.
Jika filsafat bersumber pada pengalaman dan rasio, maka agama bersumber dari
iman (wahyu Tuhan).
CIRI BERPIKIR FILSAFAT
Berpikir filsafat menuntut kejelasan, keruntutan,
konsistensi, dan sistematika. Ciri berpikir konsisten maksudnya ialah berpikir
secara filsafat itu mestilah runtut (coherence) atau konsisten antara satu
gagasan dengan gagasan yang lain. Berpikir secara filosofis itu adalah
memberikan penjelasan tentang dunia, manusia, segala sesuatu, tentang bagaimana
cara manusia mengetahui. Sistematis maksudnya adalah berpikir mengikuti aturan
atau alur tertentu.
CARA BELAJAR FILSAFAT
Marx B. Woodhouse mengemukakan beberapa syarat untuk belajar
ber-filsafat :
1. Diperlukan empat sikap batin yang mendukung terjadinya
komunikasi secara efektif :
- keberanian untuk menguji secara kristis hal – hal yang
kita yakini
- kesedian untuk mengajukan hipotesis – hipotesis tentatif
dan untuk memberikan tanggapan awal terhadap suatu pernyataan filsafat
pertanyaan dan tanggapan yang terkadang kelihatan aneh sekalipun
- kesediaan untuk menempatkan tekad pencarian kebenaran di
atas kepuasan diri sendiri karena telah “menang” dalam suatu perdebatan atau
kekecewaan karena “kalah”
- kemampuan untuk memisahkan sikap/pandangan atau konflik
pribadi karena ketidakmampuan memisahkan hal yang “pribadi” ini akan membuat
kekabutan berpikir dan menghambat diskusi
2. Berfilsafat adalah keterampilan yang mesti dikembangkan
dalam praktik. Harus menggunakan berbagai metode secara sensitif dan tepat
3. Membaca karya – karya filsuf / ilmuwan besar dengan sikap
kritis.
4. Dalam berfilsafat/berpikir, hindarilah bersikap kekeuh
dengan pendapat pribadi (karena pendapat sendiri pun belum tentu .
5. Jangan mencampuradukan antara “argumen filosofis” dengan
“praktik psikologi”.
6. Filsafat memiliki dua sisi, yakni sisi kritis dan
kontruktif
7. Ketika mengkritik pendapat/ argumen orang
lain,usahakanlah terlebih dulu mempertimbangkan kekuatan kritik kita. Hati –
hatilah membuat pernyataan atau kesimpulan.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
1. Membangun
kemandirian dalam berfikir.
2. Memunculkan
sikap toleran terhadap sudut pandang
3. tidak mudah
terpangaruh
4. Membentuk
seseorang menjadi lebih kritis
5. Selalu
mempertanyakan asumsi-asumsi yang terdapat di dalam penjelasan
Muhammad Andika
14140110384
Tidak ada komentar:
Posting Komentar