Sumber: http://wsap.academy/wp-content/uploads/2015/03/1123676.jpg)
Kita akan kembali ke zaman Yunani Kuno untuk mengenal awal mula adanya filsafat. Ada permasalahan yang sangat marak sehingga memunculkan pandangan Aristoteles mengenai Kasunyatan Jati yang gunanya menyatukan pandangan-pandangan yang berbeda-beda. Setelah itu muncul pandangan-pandangan filsafat yang beraneka ragam. Lalu ilmu filsafat di era sekarang ini sudah tergeser dengan adanya ilmu pasti yaitu sains.
(Sumber: http://postmodernisme.trykker.com/files/2009/03/postmodernisme.jpg)
Sekarang kita masuk dalam rana posmodernisme. Apa itu posmodernisme? Menurut Feathersome, posmodernisme diambil dari kata 'posmo' yang memiliki arti 'istilah yang menarik, tetapi sekaligus menjengkelkan'. Istilah 'posmo' ini seperti filsafat, ingin rasanya menggali lebih dalam ada apa dibaliknya. Untuk hal ini bisa terjadi, kita harus memiliki rasa optimisme yang tinggi. Namun, menurut Jean Francois Lyotard optimisme manusia sudah mati. Mereka hanya mendasarkan diri kepada filsafat dan sains. Mereka tidak memiliki keinginan untuk menggali lebih dalam dan cukup puas dengan jawaban yang sudah ada. Ajarang 'posmo' ini tidak bisa terlalu diperdalam, karena bisa-bisa kita akan terjebak dalam dunia yang dihantui oelh rasa penasaran yang tinggi.
(Sumber: http://lutviavandi.com/files/2014/05/semua-berperan.jpg)
Setelah melihat dari dua sudut pandang, apa peran filsafat yang bisa kita lihat? Yang pertama, filsafat bisa dilihat sebagai pengetahuan yang paling mendasar. Yang kedua, sebagai upaya mencari arti hidup. Yang ketiga, sebagai ilmu tentang ilmu. Yang keempat, sebagai kosmologi spekulatif. Yang kelima, sebagai teori bahasa. Dan yang terkahir, sebagai teori diskusi kritis.
Sumber bacaan: Paper berjudul Zaman Yunani Kuno Hingga Awal Abad XX"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar