Senin, 28 Maret 2016

Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Ontologis

Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Ontologis

Monica Khoirunnisa Permana
14140110383

ontology meupakan kajian filosofis opaling kuno yang dibuat oleh para filsuf Yunani. Studi ini membahas seputar keberadaan sesuatu yang sifatnya nyata atau konkret. Thales adalah tokoh Yunani yang berpandangan ontologis, begitu pula dengan Plato dan Aristoteles. Belum banyak orang yang bisa membedakan apa yang tampak dan apa yang sesungguhnya saat itu. Thales memiliki pendirian bahwa segala seuaty itu mungkin sesekali berasal dari satu substansi belaka, sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada muncul sendiri.

            Kenyataan dan realitas bisa didekati secara ontologis. Sudut pandang pertama adalah kuantitatif, yaitu mempertanyakan apakah kenyataan tunggal atau lebih. Kedua adalah kualitatif, yang mempertanyakan apakah realitas memiliki kualitas tertentu. Beberapa aliran dalam bidang ontology adalah, realism, naturalism, dan empirilisme.

            Cara pandang ini menjadi factor mengapa mitos-mitos di dunia mulai runtuh. Cara pandang yang mendasarkan penjelasan kenyataan dunia secara rasional  dengan akal sehat sangat bertabrakan dengan sudut pandang dongeng dan mitos. Perkembangan bahasa dari bahasa natural ke logis juga ikut terdorong. Dengan bahasa natural, manusia pikirannya berkembang kearah spekulatif dan berkembang ke pengetahuan teoretis yang dikenal sebagai metafisika atau filsfafat pertama. Akhirnya manusia mulai meninggalkan cara pemikiran metafisis dan kemudian menggunaakan logika dan matematika sehingga pertanyaan-pertanyaan metafisis tadi menjadi jelas dan ditingtif.


Konteks metafisika adalah pencarian penetahuan murni sebagai pengetahuan sejati, yaitu pengetahuan tunggal yang tidak berubah. Plato menyebutnya sebagai pengetahuan ideal, Descartes menyebutnya sebagai pengetahuan rasional, dan Kant menyebutnya apriori.  Jadi pengetahuan metafisika menekankan usaha manusia yang terus membersihkan pengetahuannya dari unsur yang tidak tetap untuk memahami kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar