Kesan biasanya mempengerahui sebuah penilaian terhadap seseorang atau
sesuatu. Saat bertemu dengan seseorang yang belum pernah dikenal sebelumnya
pasti kita akan menilai dari kesan yang disampaikan oleh lawan bicara dengan
menampilkan kesan baik dengan tersenyum.
Penampilan yang rapi, berantakan, dapat juga menimbulkan kesan yang baik
dan menjadi salah satu kriteria penilaian dan persepsi orang lain. Karena rasa
ingin dianggap dan dinilai baik oleh orang lain, dengan menampilkan pakaian
yang rapi, tutur bicara yang terstruktur memunculkan kesan bahwa individu
tersebut merupakan pribadi yang kreatif. \
Selain itu kesan juga dapat ditampakkan dari ciri fisik seseorang, dalam
contoh pada bacaan (T.Krispurwana Cahyadi), orang yang berkulit hitam dengan
tubuh berotot membuat kita mepersepsikan
bahwa dia memiliki sifat yang kasar dan membuat dirinya kurang
dihargai karena sudah ada judgment yang
buruk lewat Visual.
Namun Kesan juga tidak dapat menjadi tolok ukur utama, karena kesan
dapat membuat pudar realitas yang ada. Oleh karena kesan menerapkan konsep
apriori dalam menilai sesuatu harus
diukur dengan ralitas, karena zaman yang terus berubah maka kesan pun
harus terus disesuaikan juga karena kesan mampu menjadi media pemahaman atas
kenyataan yang sebenarnya, selain itu efek lain dari kesan adalah jika
seseorang yang perilakunya kurang baik tiba-tiba menjadi orang yang ramah dan
baik, maka kita harus selalu mengingat masa lalunya agar kesan yang
disampaikannya tidak kita terima mentah-mentah.
Apatis akan realitas merupakan sifat orang yang tidak mau mencari data
dan fakta dan hanya menerima saja, karena mereka hanya menerima realitas yang
ada tanpa mengkaji ulang lagi karena memberi kemudahan bagi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar