Selasa, 29 Maret 2016

Filsafat Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan dan Pengetahuan Ilmiah
            Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. Sedangkan pengetahuan ilmiah adlah jenis pengetahuan yang memiliki ciri-ciri dan metode serta sistematika tertentu. Dengan demikian, jelas bahwa pengetahuan (knowledge) lebih luas dari ilmu pengetahuan (science).
            Adapun perbedaan pengetahuan sehari-hari (commonsense) dengan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan sehari-hari adlaah bentuk pengetahuan yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari. Karena itu, disebut juga pengetahuan eksistensial. Secara tujuan, pengetahuan sehari-hari berguna untuk kehidupan sehari-hari tanpa suatu metode dan dalam segi bahasa bersifat kabur. Sedangkan, pengetahuan ilmiah memiliki tujuan menemukan kebenaran, memeprluas pemahaman/pengetahuan, deskripsi, dll dengan metode kualitatif dan kuantitatif dan bahasa yang lugas.

Ciri Ilmu Pengetahuan/Pengetahuan Ilmiah
            Menurut Van Melsen, ciri-ciri pengetahuan ilmiah (ilmu pengetahuan) sebagai berikut:
1.     Metodis (memiliki metode sebagai dasar pembenaran teorinya)
2.     Memiliki sistem (sistematis)
3.     Universal (berlaku di mana saja)
4.     Objektif/intersubjektif
5.     Progresif (dinamis, teori bersifat tentatif)
6.     Dapat digunakan (ada kaitan antara teori dan praktik)
7.     Tanpa pamrih (prinsip ilmu demi ilmu)
            Adapun aspek-aspek yang menjadi fokus utama dalam bahasan filsafat ilmu pengetahuan di antaranya adalah:
1.     Studi tentang: Konsep-konsep, pengandaian-pengandaian serta metodologi umum; Analisis konsep-konsep dan bahasa yang digunakan; dan Eksistensi dan rekonstruksi bagi aplikasi yang lebih konsisten dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
2.     Studi dan justifikasi (pembenaran) proses penarikan kesimpulan yang digunakan ilmu pengetahuan serta struktur simboliknya.
3.     Studi tentang keragaman bidang ilmu serta sifat saling keterkaitannya, persamaan, perbedaan, serta persoalan paradigmanya.
4.     Studi tentang konsekuensi-konsekuensi pengetahuan ilmiah bagi persepsi kita tentang realitas, pemahaman kita tentang fenomena alam; hubungan logika dan matematika dengan realitas, status entitas-entitas teoretis; sumber-sumber ilmu pengetahuan dan validitasnya; hubungan ilmu pengetahuan dengan subjek serta dengan nilai-nilai (etika dan estetika).
5.     Analisis tentang berbagai konsep dan masalah yang galibnya digunakan dalam metode ilmiah.

Istilah-istilah yang Penting dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan
            Ada istilah-istilah penting dalam filsafat ilmu pengetahuan yaitu,
1.     Fakta
            Bertrand Russell menyatakan bahwa fakta adalah segala sesuatu yang ada di dalam ini. Fakta memiliki peran yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan. Fakta adalah sesuatu yang dapat diobservasi sehingga pernyataan tentang fakta itu dapat dibuktikan benar salahnya secara empiris.
2.     Konsep
            Dalam berpikir dan menyatakan suatu fakta, kita menggunakan bahasa dan simbol (konsep). Ilmu pengetahuan diawali dengan menciptakan konsep-konsep untuk mendeskripsikan fakta atau dunia empiris. Semua bidang ilmu memiliki konsep-konsep untuk mendeskripsikan dunia empiris yang menjadi fokus kajiannya.
            Ada beberapa fungsi konsep dalam ilmu pengetahuan yaitu memberikan pemahaman yang sama, membantu mengenali sifat-sifat fenomena yang menjadi fokus objek kajian, memberikan sudut pandang, membantu mengorganisir gagasan, data dan lain-lain.
3.     Definisi konseptual dan definisi operasional
            Definisi konseptual adalah definisi yang menggunakan konsep-konsep tertentu untuk mendefinisikan konsep lain. Definisi konseptual berperan untuk memperlancar komunikasi di kalangan ilmuwan. Karena itu, definisi konseptual tidak dapat dinilai benar atau salah, walaupun tetap dapat dipertanyakan baik-buruk definisinya, dan apakah seseorang menggunakan definisi yang dirumuskannya secara konsisten atau tidak. Definisi konseptual  biasanya berkaitan dengan konsep yang abstrak atau tidak dapat diobservasi secara langsung.
4.     Postulat
            Postulat dalam ilmu pasti sama maksudnya dengan aksioma, yaitu konsensus yang dianut/diterima secara arbitrer. Postulat berfunsi sebagai dasar (dalil) yang tidak perlu dipertanyakan dan dibuktikan lagi.
5.     Asumsi
            Asumsi ialah anggapan yang menjadi titik tolal penelitian. Asumsi secara implisit terkandung dalam paradigma, perspektif, dan kerangka teori yang digunakan dalam penelitian. Asumsi umumnya diterima begitu saja sebagai suatu yang benar dengan sendirinya. Asumsi bisa berasal dari postulat, yaitu kebenaran yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
6.     Hipotesis
            Hipotesis adalah pernyataan dalam bentuk fundasi atau pengandaian. Hipotesis juga dapat berarti pernyataan yang dipakai sebagai jawaban/penjelasan sementara, yang kebenarannya harus dibuktikan melalui konfirmasi faktual.
7.     Teori
            Teori adalah suatu pandangan atau persepsi tentang apa yang terjadi. Teori adalah penjelasan tentang apa yang terjadi, atau penjelasan mengapa gejala (proses) tertentu terjadi. Karena itu, teori dapat dikatakan sebagai jawaban (pernyataan) terhadap pertanyaan “mengapa”.
            Teori memegang peran penting dalam dunia ilmiah. Ada beberapa peran/fungsi teori yaitu untuk mengarahkan observasi, merangkum pengetahuan, memprediksi atau mengontrol fakta.

Metode Ilmiah dan Asumsi-asumsi Ilmiah
            Metode ilmiah adalah hasil penemuan yang telah diupayakan manusia dalam waktu yang cukup lama. Metode ilmiah didasarkan pada sejumlah asumsi-asumsi yang biasanya diterima begitu saja. Soberg dan Nett mengemukakan beberapa asumsi-asumsi yang terdapat dalam metode ilmiah, antara lain:
1.     Ada peristiwa atau fenomena yang terjadi secara berulang kembali atau peristiwa yang mengikuti alur/pola tertentu.
2.     Ada keyakinan bahwa ilmu pengetahuan adalah lebih utama dari kebodohan.
3.     Ada keyakinan bahwa pengalaman memberikan dasar yang dapat dipercaya bagi kebenaran ilmu pengetahuan.
4.     Ada tatanan kausalitas dalam fenomena alam dan fenomena sosial dan manusia.
5.     Ada asumsi yang berkaitan dengan pengamat (peneliti).

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

            Dalam mengklasifikasikan ilmu pengetahuan, umumnya klasifikasi tersebut didasarkan atas perbedaan ciri-ciri atau sifat objek (ontologi) yang diteliti. Berdasarkan urutan/strata objek yang menjadi fokus kajian, maka ilmu dapat diklasifikasi atas ilmu-ilmu yang mempelajari strata fisio-kimiawi, biotik, psikis, dan khas manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar