Istilah epistemologi pertama kali
digunakan oleh J. F. Ferrier pada tahun 1854 untuk membedakan cabang filsafat
lainnya yaitu ontologi. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yakni episteme
dan logos, dapat dimengerti sebagai teori pengetahuan.
1. Perception
(Persepsi/Pengamatan Indrawi)
Adalah hasil tanggapan indrawi
terhadap fenomena alam. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang diterima
dalam epistemologi. Ciri pokok pengalaman adalah, pertama, adanya subjek,
kedua, pancaindra, ketiga, pengalaman manusia terus berkembang.
2. Memory
(Ingatan)
Pengetahuan banyak yang mengandalkan
ingatan. Secara langsung atau tidak, pengalaman harus didukung oleh ingata agar
hasil pengalaman itu dapat disusun secara logis dan sistematis. Ada dua syarat
ingatan dapat dijadikan sumber pengetahuan, pertama, perlu ada kesaksian orang
lain, kedua, ingata itu konsisten dan bernilai pragmatis.
3. Reason
(Akal, Nalar)
Akal dapat diterima sebagai salah
satu sumber pengetahuan. Penalaran adalah hal yang paling mendasar bagi
kemungkinan adanya pengetahuan. Penalaran juga merupakan proses yang harus
dilalui dalam menarik kesimpulan, berhubungan erat antara metode dengan logika.
4. Intropection
(Intropeksi)
Juga dianggap sebagai sumber
pengetahuan di mana manusia mendapatkan pengetahuan ketika ia mencoba melihat
ke dalam dirinya. Metode ini digunakan Freud untuk memandang ke dalam pikiran
atau mental seseorang atau diri sendiri.
5. Intuition
(Intuisi)
Intuisi adalah ‘tenaga rohani’ yang
merupakan suatu kemampuan yang mengatasi rasio, dan mampu untuk menyimpulkan
serta memahami secara mendalam. Intuisi adalah pengenalan terhadap sesuatu
secara langsung dan bukan melalui inferensi logis. Melalui intuisi biasanya
kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan secara tiba-tiba dan secara langsung.
6. Authority
(Otoritas)
Otoritas mengacu pada individu yang
dianggap memiliki pengetahuan sahih dan memiliki legitimasi sebagai sumber
pengetahuan.
7. Precognition
(Prakognisi)
Ialah kemampuan untuk mengetahui
sesuatu peristiwa yang akan terjadi.
8. Clairvoyance
Adalah kemampuan mempersepsi suatu
peristiwa tanpa menggunakan indra.
9. Telepathy
(Telepati)
Adalah kemampuan berkomunikasi tanpa
menggunakan suara atau simbolik lain, namun hanya dengan menggunakan kemampuan
mental. Telepati harus dibedakan dari fantasi dan ilusi. Fantasi berkaitan
dengan daya untuk membayangkan sesuatu yang tidak real sedangkan ilusi adalah
‘ide’ atau ‘keyakinan’ tentang sesuatu.
Model-model Penalaran
- Induksi,
proses penalaran atau penarikan kesimpulan di mana benar-tidaknya
pernyataan ditentukan oleh pengalaman.
- Deduksi,
proses penalaran yang bertolak dari generalisasi yang kemudian dirumuskan
kesimpulan dari yang umum ke yang lebih khusus.
- Abduksi,
sebuah bentuk pembuktian berdasarkan silogisme. Sifat pembuktian ini lebih
lemah dari pembuktian deduksi dan induksi.
- Dialektika,
adalah proses membandingkan, menyisihkan, memperjelas, hingga menolak
kemudian baru ditarik pengertian umum.
Struktur Pengetahuan
- Objektivisme,
yang berpendapat bahwa objek-objek fisis yang diobservasi bersifat
independen di hadapan subjek yang meneliti/mengetahui. Realitas, data,
sensasi adalah sama atau satu. Dengan demikian, subjek yang mengetahui
hanya mencerminkan realitas apa adanya.
- Subjektivisme,
adalah pandangan yang menekankan peran unsur/dimensi subjek dalam
menghasilkan pengetahuan.
- Skeptisisme,
adalah paham yang menyatakan ketidakmungkinan untuk mencapai kebenaran
objektif.
- Relativisme,
adalah pandangan yang menyatakan bahwa kebenaran tidak bersifat absolut
atau universal. Ada tiga jenis relativisme, yaitu relativisme subjektif,
relativisme budaya, dan relativisme konseptual.
- Fenomenalisme,
adalah pandangan yang menyatakan bahwa kita hanya dapat mengetahui
gejala-gejala yang diindrai atau gejala sebagaimana tampak lewat pengamatan.
Teori Kebenaran
- Teori
Kebenaran Korespondensi, menyatakan bahwa satu teori benar bila proposisi
itu sesuai dengan fakta.
- Teori
Kebenaran Konsistensi atau
Koherensi, kebenaran adalah apabila adanya saling hubungan antar
kesesuaian dengaan kesepakatan yang telah dimiliki.
- Teori
Kebenaran Pragmatis, kebenaran yang menekankan pentingnya akal budi
sebagai sarana pemecahan masalah dalam kehidupan manusia baik bersifat
teoretis maupun praktis.
- Teori
Kebenaran Performatif, ‘tindak bahasa’, mengaitkan kebenaran satu tindakan
yang dihubungkan dengan satu pernyataan.
- Teori
Kebenaran Paradigmatis atau Konsensus, teori ini berkaitan dengan konsep paradigm
sebagai dasar atau model yang diterima oleh kelompok ilmuwan dalam
mengembangkan dan menguji teorinya.
Jenis Epistemologi
- Epistemologi
Metafisis, yang membicarakan pengetahuan bertolak dari pandangan tentang
metafisika yang dianggap mendasari semua realitas.
- Epistemologi
Skeptis, sebagai upaya untuk menemukan metode yang pasti, sehingga
filsafat dan pengetahuan dapat mengatasi berbagai perbedaan dan
pertentangan pendapat yang muncul.
- Epistemologi
Kritis, bertolak dari sikap kritis terhadap berbagai macam asumsi, teori,
dan metode yang ada dalam pemikiran serta yang ada dalam kehidupan kita.
Oleh : Ghesilia Gianty
NIM : 14140110386
Tidak ada komentar:
Posting Komentar