Kenyataan Sebenarnya dan Kesan
Sepintas
Setiap
akan datangnya tamu ke Yogyakarta, jalan-jalan utama kota Yogya pasti
dibersihkan dari segala hal yang “tidak nyaman”, misalnya pedagang kaki lima. Gejala
tersebut memang sudah biasa dan wajar terjadi. Sehingga pagi-pagi sekali sudah
ada yang memberi pengumuman supaya warung dalam
perangkat kaki lima memang seharusnya disingkirkan, dan orang-orang
pasti akan memberi komentas “pasti akan ada tamu”.
Karena
pada dasarnya, demi stau kesan kita menutupi kenyataan yang sebenarnya demi
kesan yang cantik. Kira rela memakai make-up atau operasi plastic demi memulas
wajah yang sebenarnya. Tidak lain juga kita sering tersenyum pada orang yang
tidak dikenal, supaya kita dianggap ramah. Itu semua demi menampilkan diri
secara baik, agar mendapatkan kesan baik.
Kesan
sangat berpengaruh dalam penilaian. Kita juga bisa melihat ketertarikan
seseorang ditentukan oleh kesan ketika melihat orang tersebut. Kesan juga
menentukan persepsi orang dalam menilai dan menganggap sesuatu. Kesan yang kita
berikan atas penampilan atau sikap yang ditampakkan oleh orang lain menjaid kriteria
penilaian kita atas orang. Akibatnya, ketika melihat orang tersebut langsung
muncul persepsi dan menjadi bahan penilaian kita.
Kesan
belum tentu menggambarkan sebuah kenyataan, kalau kita berpegang teguh pada
kesan penilaian dan persepsi kita menjadi tidak tepat. Tetapi kesan merupakan
suatu yang penting dan diperlukan, karena kita mempunyai kesan akan realitas. Jangan
pernah berhenti pada kesan dan jangan puas dengan hipotesa. Karena kalau hanya
dengan sebuah kesan lalu kita merasa sudah mengenal realitas. Karena kesan yang
kita punya perlu dihadapkan pada kenyataan sebenarnya.
Pingki Aulia Wahyudin
14140110293
Tidak ada komentar:
Posting Komentar