Filsafat
Sebuah Perkenalan Singkat
A.
Apa
itu filsafat?
Istilah
filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni Philosophia dan philosophos yang berarti “orang yang cinta pada
kebijaksanaan” atau “cinta pada pengetahuan”. Dalam filsafat, kegiatan
mencintai pengetahuan/kebijaksanaan itu dengan menpertanyakan secara mendasar
dan menyeluruh. Filsafat juga dipahami dengan demikian, sebagai upaya
terus-menerus mencari pengetahuan dan kebenaran.
Dalam
filsafat, pencarian jawaban atas pertanyaan dilakukan secara terus menerus.
Karena itu, sering pula disebut bahwa filsafat adalah sebuah “tanda tanya”, dan
bukan “tanda seru”. Artinya filsafat adalah sebagai upaya pencarian akan
kebijaksanaan atau pencarian pengetahuan yang tidak selesai.
Bertrand
Russel melihat filsafat sebagai wilayah tak bertuan, yang
berada diantara sains dan teologi. Adapun Jaques
Maritain menganggap filsafat sebagai upaya memahami ide-ide, konsep-konsep
atau sistem pemikiran.
B.
Dari
Mitos ke Logos
Bertanya
dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut sudah dilakukan oleh para filsuf
selama ribuan tahun. Pertanyaan filosofis itu ada saat manusia menyadari bahwa
dirinya beda dengan alam. Pada alam pikiran mistis (pra-logis), manusia, alam,
tumbuhan, dan binatang digolongkan satu kelas. Alam dianggap memiliki kekuatan
(jiwa) yang disebut anima. Pandangan
pra-logis (mistis) ini disebut dengan hylozoisme. Pada tahap ini, manusia mulai mempertanyakan
alam dan dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa filsafat di Yunani
diawali dengan munculnya pemikiran yang mempertanyakan asal-mula alam
(kosmologi).
C.
Periodisasi
Filsafat Barat
Secara
historis, fisafat barat dapat dibagi dalam beberapa periode:
1. Periode
Yunani(600 SM = 400 M). Filsafat umumnya dibagi dua. Pertama, masa pra-Socrates
dan Kedua, masa Yunani Klasik. Pada masa pra-Socrates filsafat bercirikan
(beriorientasi) kosmosentris.
2. Periode
Abad Pertengahan (400-1500 M). Dibagi dua zaman yakni zaman Patristik dana
zaman Skolastik. Setelah berkembangnya agama Kristen di Barat, pemikiran
filsafat berpusat pada ajaran-ajaran agama Kristen sehingga disebut teosentris.
3. Periode
Modern. Ada masa Renaisans(abad ke-14 hingga 17) dan masa Pencerahan (abad
ke-18)
4. Periode
Post Modern atau Kontenporer
D.
Pemetaan
Cabang Filsafat
Pencabangan
filsafat terkait dengan perkembangan sejarah dan prinsip, dan pembagian oleh
filsuf. Aristoteles mengelompokkan bidang
ini pada tiga bagian:
1. Filsafat
spekulatif/ilmu-ilmu teoritis
2. Filsafat
praktis
3. Filsafat
ilmu produktif
Secara
umum, pembagian atau pemetaan bidang filsafat tersebut dalam kajian filsafat
bisa dikelompokkan menjadi tiga bidang, yaitu :
1. Ontologi,
cabang filsafat yang membahas atau membicarakan masalah “ada”/”realitas”.
Sub-cabang dari ontologi adalah metafisika.
2. Epistemologi,
cabang ilmu filsafat yang mengkaji mengenai hakikat pengetahuan atau dengan
kata lain epistemologi membahas persoalan darimana pengetahuan berasal dan
sumber pengetahuan itu.
3. Aksiologi,
cabang filsafat yang membahas tentang sebuah nilai. Nilai dalam pengertian etis
dan estetis.
E.
Filsafat,
Ilmu Pengetahuan dan Agama
Perbedaan
kajian dengan ilmu pengetahuan ialah, jika filsafat mengkaji manusia disebut
objek atau material. Sementara ilmu pengetahuan mengkajimanusia secara
menyeluruh.
Setelah mengetahui perbedaan kajian
dan ilmu pengetahuan, sekarang kita akan mengetahuan tentang apa perbedaan
antara filsafat dan agama. Jika filsafat bersumber dari pengalaman dan radio, maka agama
bersumber dari iman. Meskipun seperti itu, bukan artinya kita tidak dapat
menggunakan rasio dalam kehidupan beragama.
Tidak
hanya ada perbedaan, tapi ada persamaan antara filsafat, ilmu pengetahuan dan
agama adalah ketiga-tiganya sama untuk mencari sebuah kebenaran, tetapi mereka
berasal dari dasar yang berbeda.
F.
Ciri
Berpikir Filsafat
Berpikir
secara filosofis adalah berpikir secara tegas, dengan adanya pertimbangan
penalaran dan penarikan kesimpulan. Dalam berfikir filsafat sangatb ditekankan
adanya kejelasan, keruntutan, konsistensi dan sistematika. Ada juga berpikir
secara filosofis, berfikir secara filosofis ditandai dengan pemikiran yang
menyeluruh, dalam artian melihat sesuatu secara utuh. Berpikir secara filosofis
adalah memberikan penjelasan tentang dunia, manusia, dan segala sesuatu dan
termasuk juga tentang cara manusia mengetahui.
Ciri
Berpikir Filsafat :
1. Radikal
2. Komprehensif
3. Sistematis
4. Kritis
5. Koheran
G.
Cara
Belajar Filsafat
Menurut Marx B. Woodhouse :
1. Sikap
batin mendukung terjadi komunikasi secara efektif
2. Harus
mempunyai keterampilan yang dikembangkan
dalam praktik.
3. Harus
“belajar filsafat” dan “berfilsafat” sekaligus.
4. Hindari
bersifat kekeuh dengan pendapat
pribadi.
5. Jangan
mencampir antara “argument filosofis” dengan “praktik psikologi”
6. Sisi
kritis dan konstruktif
7. Mempertimbangkan
kekuatan kritik.
H.
Metode
Filsafat
Para pakar mengatakan bahwa filsafat
merupakan upaya pencarian kebenaran dan pencerahan. Dengan adanya suatu
pencarian, maka ada juga metode yang digunakan. Metode tersebut seperti, “metode
kritis”, “metode intuitif”, “metode skolastik”, “metode geometri”, “metode
empiris”, “metode transendental”, “metode dialektis”, “metode fenomenologi”,
dan “metode analisis bahasa”.
Selain metode diatas, ada juga
metode strukturalis, dekonstruksi, post-strukturalis, semiotika, analisis
wacana dan lain-lain. Filsafat memerlukan banyak metode karena filsafat
bertugas “menerjemahkan” atau menginterpretasikan segala bentuk pengalaman
manusia.
I.
Manfaat
Belajar Filsafat
Tidak jarang filsafat dianggap terlalu
abstrak, masih mengawang, namun sebenarnya filsafat mempunyai manfaat praktis
yang cukup luas dan berjangka panjang. Belajar filsafat secara dalam juga dapat
membentuk seorang pembelajar berpikir kritis, yang berarti kita tidak begitu
saja menerima begitu saja sebuah pendapat.
Pingki Aulia Wahyudin
14140110293
Tidak ada komentar:
Posting Komentar