Ontologi dan Etika Filsafat
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu
: Ontos : being, dan Logos. Logic Jadi ontology adalah the theory of being qua being ( teori tentang
keberadaan sebagai keberadaan ). Istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan kenyataan baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.
Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh
rudolf Goclenius pada tahun 1936 M, untuk menamai hakekak yang ada bersifat
metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika
menjadi dua, yaitu metafisika umum dan khusus.
Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dengan demikian,
metafiska atau otologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip
yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan
metafisika khusus masih terbagi menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teologi.
Ontologi
membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu.
Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologis mempertanyakan tentang objek yang
ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan
keilmuannya hanya pada daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia
dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia.
Secara lebih
terperinci ilmu mempunyai tiga asumsi yang dasar, yaitu:
1.
Menganggap
objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, umpamanya dalam hal
bentuk, struktur, sifat dan sebagainya.
2.
Menganggap
bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu .
Kegiatan keilmuan bertujuan mempelajari tingkah laku suatu objek dalam suatu
keadaan tertentu.
3.
Menganggap
bahwa tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan.
Ontologi
membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta
universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.
Dalam rumusan Lorens Bagus; ontology menjelaskan yang ada yang meliputi semua
realitas dalam semua bentuknya. Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu
hendaknya diuraikan/ditelaah secara :
a.
Metodis: Menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode
tertentu, tidak serampangan.
b. Sistematis: Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan. Menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur
dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
c.
Koheren:
Unsur-unsurnya saling
berkaitan,tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan. Setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan
rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten).
d. Rasional: Berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis)
e.
Komprehensif: Melihat
obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara
multidimensional atau secara keseluruhan (holistik)
f.
Radikal: Diuraikan
sampai akar persoalannya, atau esensinya
g. Universal: Kebenarannya sampai tingkat umum yang
berlaku di mana saja.
Disca Magura
14140110421
Tidak ada komentar:
Posting Komentar