Senin, 28 Maret 2016

ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ONTOLOGIS DAN ETIS



ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ONTOLOGIS
Ontologi merupakan salah satu kajian filosofis yang paling kuno oleh para filsuf Yunani. Studi tersebut membahas mengenai keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan ini adalah Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masa itu, belum banyak orang bisa membedakan apa yang tampak dan apa yang sesungguhnya.

Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati secara ontologis berdasarkan dua sudut pandang. Pertama, sudut pandang kuantitatif, yang mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak? Kedua, sudut pandang kualitatif dengan mempertanyakan apakah kenyataan tersebut memiliki kualitas tertentu?
Ontologi secara sederhana dapat dirumuskan dengan suatu ilmu yang mempelajari mengenai realitas secara konkret.
ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ETIS
Etika mempelajari nilai yang menjadi standar moral bagi kenyataan yang dapat diketahui dan dilakukan menurut penilaia baik atau buruk. Secara umum, etika merumuskan prinsip bahwa yang baik harus dilakukan dan yang buruk harus dihindari. Apa yang benar menurut ilmu pengetahuan, belum tentu boleh dilakukan dari sudut pandang etika.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, etika melampaui hukum karena hukum berbicara tentnag hukum sebagai kenyataan empiris aykni aturan-aturan yang ada, sedangkan etika berbicara tentang kenyataan non-empiris, yaitu apa yang harus ada pada aturan – aturan positif.
Dua teori etika yang paling utama adalah, etika teleologis dan etika deontologis. Etika teleologis menyatakan suatu perbuatan adalah baik jika sesuai dengan tujuan kodrati (telos). Etika deontologis dinilai bersifat ontologis karena mempresepsikan begitu saja tujuan seakan-akan sesuatu yang bisa diperoleh tanpa pertimbangan da pilihan bebas.

Nathania Clairine
14140110369

Tidak ada komentar:

Posting Komentar