Hakikat filsafat adalah upaya mencari kebijaksanaan yang
mampu mencerahi pengalaman manusia, agar bisa menempatkan diri dalam memainkan
peranannya secara tepat di dalam seluruh kompleksitas pengalaman. Pada zaman
Yunanai kuno, filsafat sangat memonopoli pemahaman mengenai pengetahuan sejati.
Pada abad pertengahan, menyajikan teologi sebgai musuh utama
filsafat. Ciri khas dari abad pertengahan ini adalah semua filsuf yang dasarnya
adalah seorang teolog, sehingga filsafat tidak bisa menghindar dari prinsip
teologi. Tetapi, seiring berkembangnya ilmu pada abad ke XIV. Perhatian manusia
terhadap cara untuk menyatukan mengenai kenyataan menjadi bergeser. Para
peneliti mulai mengalihkan perhatian kepada hokum- hokum yang dapat
dimanfaatkan oleh kepntingan manusia.
Terdapat 3 tema Filsafat Analitik:
1. Studi tentang
peran bahasa di dalam komunikasi dan penalaran.
2. Metodelogi
(logic of inquiry)
3. Logika Formal.
Selain filsafat analitik, terdapat pula aliran- aliran yang
tidak boleh dianggap remeh, yaitu:
1. Pragmatisme
2. Fenomenologi
3. Hegelisnidme-
Marxisme
4. Filsafat
proses
POSTMODERNISME
Menurut
Feathersome, posmodernisme diambil dari kata 'posmo' yang memiliki arti 'istilah
yang menarik, tetapi sekaligus menjengkelkan'. Istilah 'posmo' ini seperti
filsafat, ingin rasanya menggali lebih dalam ada apa dibaliknya. Untuk hal ini
bisa terjadi, kita harus memiliki rasa optimisme yang tinggi. Namun, menurut
Jean Francois Lyotard optimisme manusia sudah mati. Mereka hanya mendasarkan
diri kepada filsafat dan sains. Mereka tidak memiliki keinginan untuk menggali
lebih dalam dan cukup puas dengan jawaban yang sudah ada. Ajarang 'posmo' ini
tidak bisa terlalu diperdalam, karena bisa-bisa kita akan terjebak dalam dunia
yang dihantui oelh rasa penasaran yang tinggi.
FILSAFAT DAN PERANANNYA
filsafat
memiliki seluruh arena dan seluruh hal yang terjadi dalam kehidupan, namun
fokus dari filsafat sendiri tentu berbeda-beda dan sesuai dengan apa yang
diminati filsuf yang menginterpretasikannya. Karena secara arti filsafat bisa
diartikan sebagai pengetahuan mengenai hal-hal mendasar, upaya mencari arti
hidup, ilmu tentang ilmu, dan masih banyak lainnya. Dengan begitu filsafat
sebagai kritik terhadap pengalaman, ilmu-ilmu, dan sebagai upaya membentuk visi
koheren, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar