Senin, 28 Maret 2016

Filsafat pada Zaman Yunani Kuno Hingga Awal Abad XX


Oleh: Adrian Renardi – 14140110108
 
            Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta dalam hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera manusia sekalipun. Dalam perkembangannya filsafat berkembang melalui beberapa zaman yaitu diawali dari Zaman Yunani Kuno, Zaman Kegelapan, Zaman Pencerahan, Zaman awal Modern dan Modern (Abad 16-18 M), dan Zaman Pos Modern hingga saat ini.

1.      Zaman Yunani Kuno
Periode filsafat Yunani merupakan adalah upaya memahami kenyatan yang ditandai oleh dualitas dari “yang satu” dan “yang banyak”. Zaman keemasan atau puncak dari filsafat Yunani Kuno atau Klasik, dicapai pada masa Sokrates, Plato, dan Aristoteles.. Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tetap. Sedangkan, bagi Aristoteles “ide” bukanlah terletak dalam dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato, tetapi justru terletak pada kenyataan atau benda-benda itu sendiri. Setiap benda mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi (“hylé”) dan bentuk (“morfé”).
2.      Zaman Kegelapan
Zaman ini dikenal sebagai Abad Pertengahan. Filsafat pada jaman ini dikuasai oleh pemikiran keagamaan yaitu Kristiani. Ciri khas abad pertengahan ialah bahwa hampir semua filsuf pada dasarnya adalah teolog dan memfokuskan perhatiannya pada Allah sebagai causa prima.
3.      Zaman Pencerahan
Zaman ini dikenal sebagai masa Renaissance dimana manusia keluar dari keadaan tidak akil balik. Masa ini bermaksud lepas dari dogma-dogma, yang kemudian muncul semangat perubahan dalam kerangka berfikir. Problem utama masa Renaissance, sebagaimana periode skolastik, adalah sintesa agama dan filsafat dengan arah yang berbeda. Era Renaissance ditandai dengan tercurahnya perhatian pada berbagai bidang kemanusiaan, baik sebagai individu maupun sosial.
4.      Zaman Awal Modern dan Modern
Filsafat abad modern pada pokoknya terdapat 3 aliran yaitu Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes, aliran Empirisme dengan tokohnya Francis Bacon, dan aliran Kriticisme dengan tokohnya Immanuel Kant. Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suciatau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Sedangakn, aliran kritisisme mencoba memadukan kedua pendapat berbeda itu.
5.      Jaman Post Modern
Postmodernisme adalah faham yang berkembang setelah era modern dengan modernisme-nya dan merupakan suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide zaman modern (yang mengutamakan rasio, objektivitas, dan kemajuan). Bagi Lyotard dan Geldner, modernisme adalah pemutusan secara total dari modernisme. Posmodernisme muncul untuk “meluruskan” kembali interpretasi sejarah yang dianggap otoriter dan mencoba mengingatkan kita untuk tidak terjerumus pada kesalahan fatal dengan menawarkan pemahaman perkembangan kapitalisme dalam kerangka genealogi (pengakuan bahwa proses sejarah tidak pernah melalui jalur tunggal, tetapi mempunyai banyak “sentral”).
Filsafat dan Peranannya
            Dari sejarah kita melihat terjadi pergeseran fokus perhatian dari zaman ke zaman. Oleh karena itu filsafat sebenarnya mempunyai arena seluruh pengalaman dan segala hal yang ada, hanya saja fokus perhatian berbeda-beda. Filsafat bisa dimengerti sebagai pengetahuan, teori bahasa atau teori diskusi kritis. Dalam kaitannya dengan ilmu kontenporer, filsafat sebaiknya memperlakukan mereka sebagai bagian dari pengalaman yang perlu dievaluasi secara kritis. Dengan demikian, filsafat tidak meninggalkan hakikat panggilan mereka didalam mencari kebijaksanaan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar