Senin, 28 Maret 2016

Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Ontologis dan Etis

Fransiska Wahyuning// 14140110196

ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ONTOLOGIS
Ontologis merupakan salah satu kajian filosofis para filsuf Yunani yang paling kuno. Hal ini membahas tentang keberadaan sesuatu yang bersifat nyata. Pada saat itu, tokoh yang memiliki pandangan ontologis adalah Thales, Plato, dan Aristoteles. Karena, pada saat itu belum banyak orang yang dapat membedakan apa yang tampak dan apa yang sesungguhnya.
Kenyataan atau realitas dapat didekati langsung secara ontologis berdasarkan dua pandangan. Pertama, kuantitatif yaitu dengan mempertanyakan kenyataan itu tunggal atau jamak? Kedua, kualitatif yaitu dengan bertanya apakah kenyataan tersebut memiliki kualitas? Sederhananya, ontology adalah ilmu yang memepelajari kenyataan secara kritis. Terdapat pula aliran dalam bidang ontology, yaitu realism, naturalism, dan empirisme.
Perkembangan dari filsafat pertama (metafisika) hingga sampai pada filsafat alam (fisika) memiliki tujuan yang sama, yaitu memahami hakikat realitas menurut ontologi. Pokok persoalan yang harus dijelaskan mulai dari filsafat pertama (metafisika) hingga filsafat alam (fisika) adalah kenyataan yang berbeda- beda dari sebuah konteks.  
Konteks filsafat pertama (metafisika) adalah pencarian pengetahuan murni sebagai pengetahuan sejati ( tunggal dan tidak berubah). Sedangkan, konteks filsafat alam (fisika) adalah pengalaman yang berubah- ubah.

ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ETIS
Ilmu pengetahuan yang mempelajari perbuatan manusia berdasarkan pengetahuannya atas kenyataan adalah aksiologi. Ontologi, epistemologi, dan aksiologi sebagai ilmu berusaha untuk menjawab mana yang benar dan salah. Secara umum, etika memaparkan abhwa yang baik harus dilakukan dan yang buruk harus dihindari. Tetapi, pada kenyataannya, apa yang benar menurut etika belum tentu sepenuhnya boleh dilakukan. Begitu pula sebliknya, apa yng benar menurut ilmu pengetahuan belum tentu benar secara etika.
Sebagai norma perilaku, etika membicarakan tentang apa yang boleh dan harus dilakukan dengan apa yang garus dilarang dan tidak boleh dilakukan. Sebagai ilmu pengetahuan normatif, etika merupakan hukum.
Terdapat dua teori utama mengenai etika. Pertama, etika teleologis yang mengemukakan bahwa suatu perbuatan dapat dikatakn baik, jika sesuai dengan kodrat atau ketentuan. Kedua, etika deontologis yang bertentangan dengan etika teleologis yang dianggap merenggut kebebasan manusia.  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar