ZAMAN
YUNANI KUNO HINGGA AWAL ABAD XX
Hakikat filsafat adalah
upaya mencari kebijaksanan yang mampu mecerahi pengalaman manusia, agar bisa
menempatkan diri dan memainkan perannya secara tepat di dalam seluruh
pengalaman. Pada zaman Yunanai kuno, filsafat sangat memonopoli pemahaman
mengenai pengetahuan sejati.
Pada abad pertengahan, menyajikan
teologi sebgai musuh utama filsafat. Ciri khas dari abad pertengahan ini adalah
semua filsuf yang dasarnya adalah seorang teolog, sehingga filsafat tidak bisa
menghindar dari prinsip teologi. Tetapi, seiring berkembangnya ilmu pada abad
ke XIV. Perhatian manusia terhadap cara untuk menyatukan mengenai kenyataan
menjadi bergeser. Para peneliti mulai mengalihkan perhatian kepada hokum- hokum
yang dapat dimanfaatkan oleh kepntingan manusia.
Terdapat 3 tema
Filsafat Analitik:
1. Studi
tentang peran bahasa di dalam komunikasi dan penalaran.
2. Metodelogi
(logic of inquiry)
3. Logika
Formal.
Selain filsafat
analitik, terdapat pula aliran- aliran yang tidak boleh dianggap remeh, yaitu:
1. Pragmatisme
2. Fenomenologi
3. Hegelisnidme-
Marxisme
4. Filsafat
proses
POSMODERNISME
dan TANGGAPAN TERHADAPNYA
Posmodernisme atau yang
disingkat “posmo” oleh Featherstone merupakan suatu singkatan yang menarik. Tetapi,
dibalik menarik singkatannya tersebut, ternyata terdapat suatu sisi yang dapat
membuat emosi dan kesal. Karena, arti dari “posmo” itu sendiri susah untuk
dimengerti, maka dari itu dapat membuat orang kesal. Sisi positif dari kata “posmo”
ini adalah dapat menikatkan minat dan keingintahuan seseorang, sehingga saat
mereka sudah benar- benar mengetahui artinya, mereka bisa langsung sadar dalam
situasi tersebut.
Pada masa ini, modernitas ditandai dengan masuknya
mekanisme baru, teknologi, dan perdagangan. “Posmo” pada saat ini merupakan
proses diferenisasi yang berkembang dalam kehidupan.
FILSAFAT
dan PERANNYA
Filsafat merupakan
pengetahuan mengenai hal dasar ilmu tentang suatu ilmu, teori dari bahasa, dan
teori diskusi kritis. Filsafat juga memiliki suatu area tersendiri dari segala
yang ada dan segala sesuatu yang menyeluruh. Tetapi, yang membedakan adalah
bagaimana para filsuf mempraktekan apa yang ingin diketahuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar