Senin, 28 Maret 2016

Filsafat Ilmu Pengetahuan


a.      Pengetahuan Sehari-Hari dan Pengetahuan Ilmiah

Pengetahuan sehari-hari adalah bentuk pengetahuan yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan pengobatan yang diwariskan secara turun-temurun. Dari daun, akar, umbi-umbian yang digunakan sebagai obat. Namun semua ini tanpa pembuktian secara ilmiah dan mengapa daun, akar, umbi ini bisa menyembuhkan penyakit. Jika nantinya semua ini sudah diuji secara ilmiah dengan pembuktian laboratorium,dll. Berarti pengetahuan sehari-hari sudah berubah menjadi pengetahuan ilmiah (ilmu pengetahuan).

Tujan dari ilmu pengetahuan adalah pertama, untuk menjelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi. Contoh: mengapa air jika dipanaskan pada suhu 100 derajat Celsius maka akan mendidih? Kedua, deskripsi/ pemaparan. Bentuk laporan atas suatu peristiwa, fenomena alam, dan sosial budaya. Contoh: tukang jamu menjelaskan cara ia meracik jamu. Ketiga, retordiksi. Model pemaparan rekonstruktif tentang masa lalu, berdasarkan fakta yang ditemukan. Contoh: arkeolog memperkirakan kebudayaan mesir dari hasil temuan artefak. Keempat, prediksi. Model pemamparan yang berorientasi ke masa depan. Contoh perkiraan jumlah orang di Jakarta bisa setiap tahun bertambah 500.000 ribu jiwa. Kelima, control. Salah satu tujuan ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk merekayasa peristiwa dengan data dan pertimbangan ilmiah. Contoh: untuk menghambat laju pertumbuhan penduduk maka dibuatlah program keluarag berancana.

Perbedaan dari pengetahuan dam ilmu pengetahuan dilihat dari sisi bahasa. Pengetahuan menggunakan bahasa sehari-hari dan terkadang dapat bermakna ganda/tidak jelas. Sementara bahasa ilmu pengetahuan adalah bahasa ilmiah yang lugas dan jelas.

b.      Ciri ilmu pengetahuan
Pengetahuan memiliki ciri tertentu dan metode bagaimana memperoleh dan membuktikan kebenarannya. Ada banyak ilmuwan yang mengemukakan ciri-ciri ilmu pengetahuan.

Beerling:
·         pengetahuan bersifat umum
·         Ilmu pengetahuan mempunyai kedudukan mandiri dalam mengembangkan norma ilmiah
·         Pengetahuan ilmiah mempunyai dasar pembenaran (verifikasi, falsifikasi)
·         Pengetahuan bersifat sistematik
·         Pengetahuan ilmiah bersifat objektif

Robert Merton:
·         Universalisme, kebenaran ilmu pengetahuan melampui batas individu , ruang, waktu. Kebenaran ilmiah dianggap relevan bila dapat diterapkan secara universal.
·         Komunisme, kewajiban ilmuwan untuk memberi-tahukan hasil temuannya kepada orang lain. Hasil temuan bukan hanya milik perseorangan, organisasi, universitas, melainkan milik bersama.
·         Tanpa pamrih, mencari pengetahuan demi perkembangan ilmu pengetahuan. Bukan demi kesohoran, uang, jabatan, dll
·         Skeptisisme dan teroganisir, ilmuwan tidak boleh dengan mudah menerima hasil temuan orang lain. harus dikritisi dan melakukan tes ulang (verifikasi).

Ciri ilmu pengetahuan yang telah dijelaskan diatas kini kurang dapat diterima karena sosial-budaya tidak selalu sama setiap waktunya, bersifat dinamis. Tanpa pamrih juga sudah tidak lagi relevan. Sering kali ilmu pengetahuan dikaitkan dengan kepentingan penguasa.

c.       Logika dan Metodologi

Logika adalah bagaimana cara untuk menarik kesimpulan dengan benar. Ada aturan yang harus diikuti untuk melakukan penarikan kesimpulan. Dalam logika dibahas cara penarikan kesimpulan secara umum. Contoh: logika induktif, logika deduktif.
Metodologi adalah membicarakan tentang tentang cara untuk memperoleh/mengembangkan ilmu pengetahuan. Istilah metodologi berasal dari methodos dan logos. Yang berarti ilmu yang membicarakan berbagai macam cara dan jalan. Contoh: metode kuantitatif dan kualitatif. Penggunaan metode tidak bersifat fragmentaris, tetapi mencoba mengemukakan langkah penelitian mulai dari masalah sampai ilmuwan itu menemukan teori baru.
Logika membicarakan proses penarikan kesimpulan secara umum. Metode membahas langkah yang ditempuh secara rinci. Jadi ada kaitan erat antara keduanya. Pentingnya bagi ilmuwan untuk memahami permasalahan filsafat dan juga memahami permasalahan filsafat. Jika tidak, maka mereka akan menjadi ilmuwan yang menyedihkan.

d.      Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Klasifikasi didasarkan atas perbedaan cirri-ciri atau sifat objek yang diteliti. Inilah klasifikasi ilmu pengetahuan:
1. ilmu-ilmu yang mempelajari stratafisio-kimiawi. Seperti: ilmu kimia, geologi, astronomi, teknik, ilmu alam pasti,dll.
2. ilmu-ilmu yang mempelajari strata biotic, mempelajari organism yang hidup. Seperti: ilmu hayat, ilmu pertanian, kehutanan, peternakan,sll.
3. ilmu-ilmu yang mempelajari strata psikis, mempelajari jiwa, persepsi, naluri, emosi, motivasi dan tingkah laku manusia.
4. ilmu-ilmu yang mempelajari strata khas manusia, kenyataan manusia sebagai makhluk yang unik dan multidimensional.
Ilmu pengetahuan sering disederhanakan menjadi kelompok ilmu pengetahuan alam (fisika, kimia,biologi) dan ilmu pengetahuan sosial-budaya. Ilmu pengetahuan alam disebut juga ilmu nomotetis karena tujuannya mencari hukum-hukum (nomos). Metode yang digunakan adalah empiris-kuantitatif tentang fenomena alam dan metode sebab-akibat (kelompok ilmu Erklaeren).

Kelompok sosial-budaya, menggunakan metode kualitatif dan menggunakan bahasa deskriptif. Maka dari itu disebut sebagai ilmu penafsiran. Kelompok ini tidak mencari hukum sosial-budaya yang berlaku secara umum. Tapi, lebih kepada memahami keunikan/kekhasan satu fenomena sosial-budaya. 

Nonna Sabrina Cendana 14140110096
Etika Filsafat B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar