Senin, 28 Maret 2016

Epistemologi – Bab 2


Pengertian Epistemologi
Istilah epistemology pertama kali digunakan oleh J.F. ferrier pada 1854. Secara kebahasaan, istilah epistemologi berasal darei bahasa Yunani, yakni episteme yang berarti pengetahuan dan logos bertarti ilmu atau teori. Secara terminologis, Milton D. Hunnex menyebutkan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sifat dasar, sumber, dan validitas pengetahuan. Fokus pembahasannya meliputi pokok-pokok persoalan seperti:
1.      Darimana manusia memperoleh pengetahuan atau apa sumber pengetahuan itu?
2.      Bagaimana hubungan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui?
3.      Apa kriteria pengetahuan yang disebut benar?
4.      Apakah yang menjadi batas atau wilayah ilmu pengetahuan?
Secara singkat, epistemologi merupakan upaya evauatif dan kritis tentang pengetahuan manusia.

Sumber Pengetahuan, menurut Ted Honderich
1.      Persepsi (perception)
Persepsi adalah hasil tanggapan inderawi terhasap fenomena alam. Empirisme mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan diperoleh melalui pengalaman inderawi, bukan rasio.

2.      Ingatan (Memory)
Pengalaman langsung atau tidak langsung harus didukung oleh ingatan agar hasil pengalaman itu apat disusun secara logis dan sistematis.

3.      Akal, Nalar (Reason)
Akal merupakan hal paling mendasar bagi kemungkinan adanya pengetahuan. Penalaran adalah proses yang harus dilalui dalam menarik kesimpulan. Logika adalah cabang filsafat yang membahas prinsip-prinsip yang digunakan untuk membedakan argumen-argumen yang masuk akal dengan argument-argumen yang tidak masuk akal.

4.      Intropeksi (Intropection)
Intropeksi merupakan sumber pengetahuan di mana manusia mendapat pengetahuan ketika ia mencoba melihat ke dalam dirinya.

5.      Institusi (Intuition)
Institusi adalah tenaga rohani, suatu kemampuan yang mengatasi rasio, kemampuan untuk menyimpulkan serta memahami secara mendalam.

6.      Otoritas (Authority)
Otoritas mengacu pada individu atau kelompok yang dianggap memiliki pengetahuan sahih dan memiliki legitimasi sebagai sumber pengetahuan.

7.      Prakognisi (Precognotion)
Prakognisi adalah kemampuan untuk mengetahui sesuatu peristiwa yang akan terjadi.
8.      Clairvoyance
Clairvoyance adalah kemampuan mempersepsi suatu peristiwa tanpa menggunakan indra.

9.      Telepati (Telepathy)
Telepati adalah kemampuan berkomunikasi tanpa menggunakan suara, atau tanpa menggunakan bentuk simbolik lain, namun hanya dengan menggunakan kemampuan mental.

Jenis – Jenis Epistemologi
1.      Epistemologi Metafisis, yaitu epistemologi yang didasarkan atas asumsi metafisis.
2.      Epistemologi Skeptis, adalah upaya untuk menemukan metode yang pasti, sehingga filsafat dan pengetahuan dapat mengatasi berbagai perbedaan dan pertentangan pendapat yang muncul.
3.      Epistemologi Kritis, bertolak dari sikap kritis terhadap berbagai macam asumsi, teori, dan metode yang ada dalam pemikiran serta yang ada dalam kehidupan kita.


Meiliani - 14140110029


Tidak ada komentar:

Posting Komentar