Terkadang menjelang sebuah event
besar di suatu daerah, seperti Yogyakarta maupun Jakarta, kota yang semula
ramai dengan pengemis di jalan , dagangan kaki lima mendadak bersih. Namun, hal
tersebut hanya berlangsung sepintas saja, setelah acara besar selesai, kota
kembali kotor atau ramai seperti semula.
Muncul Sebuah Kesan
Kesan sangat mempengaruhi penilaian. Ketertarikan pada
seseorang sering ditentukan oleh kesan ketika melihat orang teserbut. Kesan
menentukan persepsi orang dalam menilai dan menanggapi sesuatu, bahkan sikap
kita terhadap sesuatu juga ikut dipengaruhi oleh kesan yang kita dapatkan. Kesan
itu sangat penting, karena kesan itu akan menentukan penilaian dan persepsi,
maka lalu ada kecendurangan untuk mau dianggap dan dinilai baik oleh orang
lain.
Permasalahan yang muncul adalah bahwa kesan akan sesuatu
lebih didasarkan pada segi penampilan atau segi visual. Kalau penampilannya
baik, dikatakan baik, begitu pula sebaliknya. Jika kita hanya melihat dari segi
visualnya saja, akan bisa membuat kesan kita tentang orang lain tidak selalu
tepat.
Kesan kita dipengaruhi oleh apa yang tampak pada saat kita
melihat, secara sepintas. Hanya karena pengelihatan sepintas, maka pengamatan
jadi tidak tepat. Selain itu, kesan kita juga bisa tergantung pada perasaan
yang tumbuh saat melihat penampilan orang lain. Kekaguman dan kebanggan muncul
tanpa mempersoalkan kembali apakah data yang diamati valid atau tidak. Kesan
diperlukan untuk memberikan suatu gambaran khusus atau tertentu.
Kesan dan Kenyataan
Kesan belum tentu menggambarkan kenyataan. Kalau kita hanya
berpegang teguh pada kesan, apalagi
kesan yang sekilas, dapat membuat pengamatan, persepsi, dan penilaian kita
menjadi tidak tepat, karena tidak memahami kenyataan yang sebenarnya. Jangan
hanya puas pada kesan atau hipotesa. Kesan bukanlah sesuatu yang dogmatis,
karena kesan dapat menjadi konsep apriori dalam menilai sesuatu, maka kesan
dogmatis membutakan. Kita perlu mempertimbangkan sifat historis dari sebuah
kesan. Kalau kesan kita hanya berasal dari renungan kontemplatif atau
spekulatif dari realitas, kesan tersebut tidak akan berarti apa-apa. Apalagi
kalau kesan itu hanya didasarkan pada slogan.
Harus diakui memang menangkap kesan dan memahami realitas
memang tidak mudah. Keuletan dalam mencari data dan fakta serta dalam mengolah
data dan fakta sangat diperlukan,
Nathania Clairine
14140110369
Tidak ada komentar:
Posting Komentar