Senin, 11 April 2016

Komunikasi sebagai Proses Simbolis

Pengertian Simbolis Interaksionisme
            Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang berinteraksi, bahkan interaksi itu tidak melulu eksklusif antar manusia, tetapi juga inklusif dengan seluruh mikroskosmos. Termasuk interaksi manusia dengan alam. Setiap interaksi mutlak membutuhkan sarana tertentu. Sarana menjadi medium simbolisasi dari apa yang dimaksudkan dalam sebuah interaksi.
            Persepektif simbolis interaksionisme mendasarkan pandangannya pada asumsi bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia. Karenanya makna muncul memlalui interaksi manusia dengan lingkungannya.
            Ada sejumlah asumsi pokok simbolis interaksionisme:
·      Individu dilahirkan tanpa punya konsep diri. Konsep diri dibentuk dan berkembang melalui komunikasi dan interaksi sosial.
·      Konsep diri terbentuk ketika seseorang bereaksi terhadap orang lain dan melalui persepsi atas perilaku tersebut.
·      Konsep diri, setelah mengalami perubahan, menjadi motif dasar dari tingkah laku.
·      Manusia adalah makhluk yang unik karena kemampuannya menggunakan dan mengembangkan simbol untuk keperluan hidupnya.
·      Manusia beraksi terhadap segala sesuatu tergantung bagaimana ia mendefinisikan sesuatu tersebut.
·      Makna merupakan kesepakatan bersama di lingkungan sosial sebagai hasil interaksi.

Istilah Pokok Teori Simbolis Interaksionisme
1.     Identitas, yakni pemaknaan diri dalam suatu pengambilan peran. Bagaimana kita memaknai diri kita itulah proses pembentukan identitas, yang kemudian disinergikan dengan lingkungan sosial.
2.     Bahasa, yakni suatu sistem simbol yang digunakan bersama di antara anggota kelompok sosial. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dan representasi.
3.     Cara melihat diri, yakni gambaran mental sebagai hasil dari mengambil peran orang lain.
4.     Makna, yakni tujuan dan atribut bagi sesuatu. Makna ditentukan oleh bagaimana kita merespon dan menggunakannya.
5.     Pikiran, yakni proses mental yang terdiri dari self, interaksi, dan refleksi, berdasarkan simbol sosial yang didapat.
6.     Bermain peran, yakni kemampuan untuk melihat diri seseorang sebagai objek sehingga diperoleh gambaran bagaimana dia lain melihat orang lain tersebut.
7.     Konsep diri, yakni gambaran yang kita punya tentang siapa dan bagaimana diri kita yang dibentuk sejak kecil melalui interaksi dengan orang lain. Konsep diri bukanlah sesuatu yang tetap.

8.     Harapan untuk pemenuhan diri, yakni tendensi bagi ekspektasi untuk memunculkan respon bagi orang lain yang diantisipasi oleh kita. Masing-masing dari kita memberi pengaruh bagi orang lain dalam hal bagaimana mereka melihat diri mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar