Pengertian Simbolis Interaksionisme
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang berinteraksi,
bahkan interaksi itu tidak melulu eksklusif antar manusia, tetapi juga inklusif
dengan seluruh mikroskosmos. Termasuk interaksi manusia dengan alam. Setiap
interaksi mutlak membutuhkan sarana tertentu. Sarana menjadi medium simbolisasi
dari apa yang dimaksudkan dalam sebuah interaksi.
Persepektif simbolis interaksionisme mendasarkan
pandangannya pada asumsi bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang
kompleks untuk memberi makna terhadap dunia. Karenanya makna muncul memlalui
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Ada sejumlah asumsi pokok simbolis interaksionisme:
·
Individu
dilahirkan tanpa punya konsep diri. Konsep diri dibentuk dan berkembang melalui
komunikasi dan interaksi sosial.
·
Konsep
diri terbentuk ketika seseorang bereaksi terhadap orang lain dan melalui
persepsi atas perilaku tersebut.
·
Konsep diri,
setelah mengalami perubahan, menjadi motif dasar dari tingkah laku.
·
Manusia adalah
makhluk yang unik karena kemampuannya menggunakan dan mengembangkan simbol
untuk keperluan hidupnya.
·
Manusia
beraksi terhadap segala sesuatu tergantung bagaimana ia mendefinisikan sesuatu
tersebut.
·
Makna
merupakan kesepakatan bersama di lingkungan sosial sebagai hasil interaksi.
Istilah Pokok Teori Simbolis Interaksionisme
1.
Identitas,
yakni pemaknaan diri dalam suatu pengambilan peran. Bagaimana kita memaknai
diri kita itulah proses pembentukan identitas, yang kemudian disinergikan
dengan lingkungan sosial.
2.
Bahasa,
yakni suatu sistem simbol yang digunakan bersama di antara anggota kelompok
sosial. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dan representasi.
3.
Cara
melihat diri, yakni gambaran mental sebagai hasil dari mengambil peran orang
lain.
4.
Makna,
yakni tujuan dan atribut bagi sesuatu. Makna ditentukan oleh bagaimana kita
merespon dan menggunakannya.
5.
Pikiran,
yakni proses mental yang terdiri dari self, interaksi, dan refleksi,
berdasarkan simbol sosial yang didapat.
6.
Bermain
peran, yakni kemampuan untuk melihat diri seseorang sebagai objek sehingga
diperoleh gambaran bagaimana dia lain melihat orang lain tersebut.
7.
Konsep
diri, yakni gambaran yang kita punya tentang siapa dan bagaimana diri kita yang
dibentuk sejak kecil melalui interaksi dengan orang lain. Konsep diri bukanlah
sesuatu yang tetap.
8.
Harapan
untuk pemenuhan diri, yakni tendensi bagi ekspektasi untuk memunculkan respon
bagi orang lain yang diantisipasi oleh kita. Masing-masing dari kita memberi
pengaruh bagi orang lain dalam hal bagaimana mereka melihat diri mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar