Setiap komunikasi yang terjadi dapat menimbulkan
interpretasi atau makna yang berbeda-beda. Hal ini sempat dibahas dalam teori
simbolis interaksionisme. Teori ini merupakan cara menginterpretasikan dan
memberi makna pada lingkungan di sekitar melalui cara kita berinteraksi dengan
orang lain. Perspektif teori ini mendasarkan pandangannya terhadap asumsi
manusia mengembangkan simbol kompleks untuk memberi makna mengenai dunia. Makna
tersebut muncul dari lingkungannya. Lingkungan yang paling berpengaruh adalah
keluarga.
Istilah pokok teori simbolis
interaksionisme ini adalah identitas, bahasa, cara melihat diri, makna,
pikiran, peran, konsep diri, dan harapan untuk pemenuhan diri. Identitas
merupakan pemaknaan diri dalam pengambilan peran, bahasa merupakan sistem
simbol yang digunakan sesame anggota kelompok sosial, cara melihat diri kita
merupakan gambaran mental hasil dari mengambil peran orang lain, makna adalah
tujuan dan atribut dari sesuatu, pikiran adalah proses mental yang terdiri dari
self, interaksi, dan refleksi, peran
adalah kemampuan untuk melihat diri seseorang sebagai objek sehingga terdapat
gambarannya dalam melihat orang lain, konsep diri adalah gambaran diri kita
yang terbentuk sejak kecil dari interaksi yang terjadi, serta harapan untuk
pemenuhan diri adalah tekanan dari ekspetasi kita untuk memunculkan respon dari
orang lain.
Mead sebagai bapak interaksionime
ini merangkum konsep pokok mengenai mind,
self, dan society. Mind didefinisikan
sebagai fenomena sosial yang berkembang dalam proses sosial sebagai hasil dari
interaksi. Mind dapat meningkatkan
kapasitas untuk menentukan onjek, menggunakan simbol sebagai stimulus/respon,
membaca dan menginterpretasikan gesture, dan
menyediakan imajinasi alternatif. Kemudian, konsep mengenai self dipahami sebagai proses yang
tumnbuh dalam keseharian sosial yang membentuk identitas diri dengan
menggunakan role-taking. Esensi self bagi mead adalah ‘I’ dan ’Me’, ‘I’ merupakan bagian unik yang tidak direncanakan ada dalam diri
kita(perempuan/laki-laki). Sedangkan, ‘Me’
merupakan persepsi diri kita dari orang lain. Konsep yang terakhir adalah Society, ini merupakan kumpulan self yang melakukan interaksi dalam
lingkungan luas(bisa dalam personal, kelompok intim, dan komunitas).
George Herbert Blumer juga
menyampaikan pemikirannya tentang teori interaksionisme simbolis melalui tiga
dasar pemikiran, yaitu manusia berperilaku berdasarkan makna yang dimilikinya,
makan tersebut tercipta dari interaksi sosial, makna tersebut dikelola melalui
proses penafsiran. Ia juga memiliki konsep mengenai meaning, language, dan thought.
Meaning baginya merupakan dasar bagi kita untuk bertindak, language merupakan makna yang tumbuh
dalam interaksi sosial yang berbeda-beda, dan thought berarti interpretasi individu atas simbol yang dimodifikasi
melalui proses berpikir seseorang.
Konsep pokok Blumer terhadap teori ini adalah konsep diri, konsep
kegiatan, konsep objek, konsep interaksi sosial, dan konsep aksi
bersama(kegiatan kolektif yang muncul akibat penyesuaian).
ADHYRA RAMADIANI
14140110360
Tidak ada komentar:
Posting Komentar