Proses komunikasi dapat dilihat dalam dua perspektif,
yaitu perspektif psikologis dan mekanis. Perspektif psikologis merupakan
aktivitas psikologi sosial yang menghubungkan komunikator, komunikan, konten,
persepsi, sifat hubungan, proses decoding-encoding, dan lambang. Sedangkan,
perspektif mekanis adalah aktivitas mekanik yang dilakukan oleh komunikator.
Proses komunikasi tersebut sering dihubungkan dengan ke dalam pengertian
filsafat komunikasi. Filsafat komunikasi diartikan sebagai ilmu yang mengkaji
aspek-aspek komunikasi menggunakan pendekatan metode filsafat yang memberikan
penjelasan yang mendasar, utuh, dan sistematis mengenai komunikasi.
Richard L. Lanigan memiliki analisis
secara khusus mengenai proses komunikasi. Analisis tersebut melalui,
metafisika, epistemologi, aksiologi, dan logika. Metafisika sendiri merupakan sebuah studi mengenai sifat dan
fungsi teori terhadap realitas. Fokus utama metafisika adalah sifat manusia dan
alam, sifat dan fakta kehidupan manusia, masalah pilihan manusia, dan kebebasan
tindakan manusia. Aristoteles menekankan objek metafisika menjadi dua, yakni
ada sebagai yang ada dan ada sebagai yang Ilahi(Tuhan). Kemudian, Epistemologi/Ontologi
merupakan cabang filsafat mengenai asal, sifat, metode, serta batasan
pengetahuan manusia. Pendekatan ini pada dasanya merupakan cara bagaimana
pengetahuan disusun dari sumber yang didapaatkan melalui proses menggunakan
metode ilmiah(tata cara suatu kegiatan dengan perencanaan yang matang,
sistematik, dan logis).
Selanjutnya, cabang filsafat yang
menjelaskan tentang bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
atau kajian tentang nilai manusiawi dan bagaimana cara mengekspresikannya(studi
etika dan estetika). Cabang filsafat lainnya adalah logika yang mengupas asas
dan dasar metode penalaran secara benar dalama hal ini cara berkomunikasi
menjadi lebih baik dan benar.
Selain ke empat analisis khusus
Lanigan, para ilmuwan lainnya juga merumuskan hal yang hampir sama sepertinya.
Dirangkum menjadi epistemologi, ontologi, metodologis, dan aksiologis.
Epistemologis merupakan proses dalam mendapatkan ilmu, ontology merupakan
asumsi-asumsi mengenai objek atau realitas sesuatu yang diteliti, metodologis
merupakan asumsi-asumsi tentang cara untuk memperoleh pengetahuan atas suatu
objek pengetahuan, dan aksiologis berkaitan dengan value judgement, etika, dan moral peneliti, ia akan memikirkan apa
manfaat ilmunya dalam kehidupan.
Stephen W. Littlejohn juga ikut
menyumbangkan pemikirannya atas filsafat komunikasi. Ia menyoroti perbedaan perspektif yang ada dalam
ilmu komunikasi. Hal ini dapat difokuskan kepada bidang metatheory. Metatheory merupakan bidang yang berusaha untuk
menggambarkan dan menjelaskan persamaan perbedaan yang ada pada
teori-teori(isi, bentu, dll). Isu-isunya melingkupi tiga tema, yaitu
epistemologi, ontologi, dan aksiologi.
Tema pertama, epistemologi yang
menekankan kepada pembelajaran tentang pengetahuan ini memperlihatkan bahwa
keberadaan perbedaan landasan pemikiran pada tiga paradigma popular, yaitu
paradigma klasik, dan paradigma kritis dan kontruktivis. Paradigma klasik
menempatkan peneliti sebagai value free
researcher yang harus dapat memisahkan nilai subjektifnya dengan fakta
objektif yang diteliti. Sedangkan, paradigma kritis menempatkan peniliti dalam value judgements dan keberpihakan padanilai-nilai tertentu. Hal
ini dapat menimbulkan bias secara epistemologi atau menciptakan perbedaan
pandangan dalam memperoleh pengetahuan. Lebih baik, jika ilmuwan komuikasi
dapat menguasai keseluruhan perspektif yang ada.
Tema kedua merupakan ontologi.
Cabang filsafat yang berkaitan dengan asumsi mengenai objek atau realitas
sosial yang diteliti ini dapat menyusun teori komunikasi dalam penggunaannya
yang sesuai dengan fokus dan landasan pemikirannya. Selanjutnya adalah
aksiologi, ini merupakan cabang filsafat yang mengkaji nilai-nilai. Tiga
persoalan aksiologi adalah “Apakah teori bebas dari nilai?”, “Sejauh mana
pengaruh praktik penelitian terhadap objek yang diteliti?”, serta “Sejauhmana
ilmu berupaya mencapai perubahan sosial?”
Tidak seperti pera ilmuwan lainnya,
Whitney R. Mundt justu tidak memperhitungkan filsafat komunikasi sebagai
filsafat yang sebenarnya. Filsafat kommunikasi menampilkan kekuatan media dan
hubungannya dengan negara. Maka dari itu, Mundt membagi pers menjadi lima,
yaitu otoriter, sosial-otoriter, libertarian, sosial-libertarian, dan
sosial-sentralis.
ADHYRA RAMADIANI
14140110360
Tidak ada komentar:
Posting Komentar