Kebenaran
dalam Etika dan Filsafat Komunikasi
Kebenaran
merupakan pengetahuan dan teori yang sejalan dengan pengetahuan dan teori
lainnya. Kata “benar” memiliki makna tidak salah, lurus, adil, sungguh-sungguh,
tidak bohong, memang demikian halnya, sangat, dan sekali.
Kebenaran
ada 2, antara lain kebenaran ilmiah dan non-ilmiah. Kebenaran ilmiah merupakan
pendekatan pragmatis, koresponden, dan koheren yang dianalisis terlebih dahulu.
Kebenaran non-ilmiah terjadi karena kebetulan, contohnya penemuan Kristal Urease
oleh Dr. J.S. Summers. Selain itu, terjadi karena akal sehat. Akal sehat
merupakan keseluruhan konsep dalam mengatasi masalah.
Menurut
Suhartono Suparlan, kebenaran kefilsafatan harus memenuhi 4 aspek, yakni:
1.
Objek materi, semua yang ada dipelajari
dan sifatnya universal, tidak ada kaitannya dengan jenis-jenis objek tertentu.
2.
Objek forma, sifatnya metafisika yang
artinya mencakup ruang lingkup dari hal yang nyata sampai khusus pada yang
tidak nyata sampai universal.
3.
Metode, mengarah pada pencapaian
pengetahuan esensial atas setiap hal pengetahuan eksistensial daripada segala
sesuatu dalam kesatuan yang utuh.
4.
Sistem, sifatnya dialektis. Mengacu pada
keterbukaan bagi masuknya ide-ide baru untuk memperkuat kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar