Informasi bagi sebagian orang penting hanyalah sebagai barang dagangan. Pasar informasi yang menjadi sumber mencari keuntungan. Akan tetapi semakin kedepannya pasar informasi ini menyebabkan persaingan antar media pula, yang awalnya media di Indonesi atidak terlalu banyak, sekarang sudah bermunculan media elektronik, internet dan media cetak yang paling lama. Persaingan antar media tidak bisa terbendungi, karena setiap media atau saluran tentu saja selalu mencari informasi terkini untuk menjadi yang terdepan, wartawan pun terkadang kebingungan memilah data mana yang bisa dijadikan sumber informasi.
Media menyebarkan ke seluruh tubuh sosial tidak hanya ide pembebasan, tetapi juga nilai-nilai hedonis sehingga akhirnya mempengaruhi integrasi sosial. Tekanan untuk produksi budaya adalah harus selalu bergerak, selalu berubah bukan untuk suatu tujuan utopis tertentu tetapi karena diarahkan oleh efektivitas dan tutunan agar bisa bertahan hidup.Begitu pula dalam partisipasi politik, ideologi politik sudah tidak bisa memberika janji bahkan sejarah tdak bisa memobilisasi pengikut.
Media mengalami dilema ketika berhadapan dengan publik, niatnya meningkatkan mutu malah membuat sebuah debat politik menjadi tontonan. Mutu dari suatu informasi yang dihasilkan media sudah terhitung tidak seperti yang dulu lagi, sekarang terlalu banyak konglomerasi media dan terlalu banyak partai politik yang menjajah media, sehingga membuat publik hanya melihat pencitraan negaranya saja, tanpa tau mutunya apa dan keburukannya apa.
J. Baudrillard menjelaskan 4 fase citra
- Representasi dimana citra merupakan cermin suatu realitas
- Ideologi di mana citra menyembunyikan dan memberi gambar yang saah akan realitas
- Citra menyembunyikan bahwa tidak ada realitas.
- Citra tidak ada hubungan sama sekali dengan realitas apa pun
Sensor yang diartikan di media adalah menghilangkan, memotong atau menyembunyikan informasi yang tidak valid atau informasi yang buruk untuk dipertontonkan ke masyarakat. Akan tetapi sekarang kepentingan publik tidak menjadi yang pertama lagi, banyak media yang bisa saja menampilkan gambar yang tidak seharusnya ditampilkan di media mereka, tentu saja itu akan berdampak pada media tersebut karena semua tayangan tentu saja harus lulus sensor terlebih dahulu baru dapat ditayangkan.
3 pertimbangan mengapa penerapan etika komunikasi semakin mendesak
- Media mempunyai kekuasaan dan efek yang dahsyat terhadap publik. Padahal media mudah memanipulasi audiens.
- Etika komunikasi merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab.
- Mencoba menghindari sedapat mungkin dampak negatif dari logika instrumental. Logika in cenderung megabaikan nilai dan makna yang penting hanyalah mempertahankan kredibilitas pers di depan publik, tujuan media sebagai instumen pencerahan kurang mendapat perhatian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar