1. Pengertian
Etika
Secara etimologis “ Etika” berasal dari kata bahasa Yunani ethos. Dalam
bentuk tunggal, “ ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaa, adat, akhlak, perasaa, cara berfikir. Dalam bentuk jamak, ta
etha berarti adat kebiasaan. Etika dibedakan menjadi tiga bagian yaitu ilmu
tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak dan nilai yang benar adan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat. Menurut Darji Darmodiharjo dan Sidharta
a) Untuk mempersoalkan norma yang dianggap
berlaku
b) Etika mengajukan pertanyaan tentang
legiitimasinya, artinya norma yang tidak dapat mempertahankan diri dari
pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya
c) Etika memberi bekal kepada manusia untuk
mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma
d) Etika menjadi alat penikiran yang rasional
dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan bagia siapa saja yang tidak mau
diombang-ambingkan oleh norma yang ada.
Etika dapat dikatakan juga filsafat moral. Etika
merupakan cabang ilmu filsafat yang berbicara mengenai tindakan manusia dalam
kaitannya dengan tujuan utama hibupnya karena etika membahas baik-buruk atau
benar-tidaknya tingkah laku dan tindankan manusia sekaligus kewajiban manusia.
1. Hubungan
FIlsafat – Etika
Filsafat adalah seperangkat keyakinan keyakinan dan sikap-sikap ,
cita-cita, aspirasi-aspirasi, dan tujuan-tujuan , nilai-nilai dan norma-norma,
aturan-aturan dan prinsip-prinsip. Menurut Sidney Hook filsafat juga pencari
kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan pertimbangan nilaisecara benar.
Identifikasi Florence Kluckholn
a) Manusia berhubungan dengan alam atau
lingkungan fisik dalam arti menodminasi, hidup dengan atau tditaklukan alam.
b) Manusia menilai sifat/ hakikat manusia
sebagai baik, atau campuran antara baik dan burk.
c) Manusia hendaknya bercermin pada masa lalu,
masa kini, masa depan
d) Manusia lebih menyukai aktifitas yang
sedang berlangsung.
e) Manusia menilai hubungan dengan orang lain
dalam kedudukan yang langsung, individualistis, atatu posisiyang sejajar.
2. Perbedaan
Etika-Etiket-Moral-Agama
A. Perbedaan etika dan etiket
a) Etika menyangkut cara perbuatan yang harus
dialkukan seseorang atau kelompok tertentu. Etiket memberikan dan menunjukkan
cara yang tepat dalam bertindak.
b) Etika hanya berlaku dalam pergaulan sosial.
Jadi etiket selalu berlaku ketika ada orang lain tetapi etika tidak.
c) Etiket bersifat relatif, yang artinya
terjadi keragaman dalam menafsirkan perilku yang sesuai dengan etiket tertentu
sedangkan etika bersifat multak.
d) Etiket hanya menyangkut segi lahiriah saja.
Sementara etika menyangkut aspek internal manusia. Manusia bisa menjadi munafik
dalam etiket.
B. Perbedaan Etika dan estetika
a) Etika lebih menitikberatkan pada
baik-buruknya atau benar atidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta
menyoroti kewajiba tanggung jawab manusiawi.
b) Etika berkaitan dengan apa yang menjadi
dasar bahwa tindakan manusia baik atau buruk, benar atau salah. Sementar
esetetika : Estetika deskriptif (menjelaskan dan melukiskan fenomena
pengalaman) dan estetika normatif( menyelidiki hakikat, dasar, dan ukuran
pengalaman keindahan)
c) Estetika berkaitan dengan imitasi atau
reporduksi ralitas sedangkan etika terapan menjadi fokus perhatian, ,isalnya
kita mengenal etika profesi,dll.
C. Perbedaan moral dan hukum
a) Hukum bersifat objeftif karena hukum
dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang, sedangkan moralitas bersifat
subjektif dan akibatnya seringkali dipertanyakan atau didiskusian penjelasan
etisnya.
b) Hukum hanya membatasi ruang lingkupnya pada
tingkah laku lahiriah manusia, sednagkan moralitas menyangkut batin manusia.
c) Sanksi hukum biasanya dapat dipaksakan sedangkan
moralitas menyangkut hati nuraninya merasa tenang atau tidak.
d) Sanksi hukum oada dasarnya didasarkan oleh
kehendak masyarakat, sedangkan moralitas tidak dapat diubah oleh masyarkat.
D. Perbedaan etika dan agama
Etika
mendukung keberadaan agama, karena etika mampu membantu manusia dalam
menggunakan akal pikirannya untuk memecahkan masalah. Dalam agama ada etika
begitu juga sebaliknya karena saling berkaitan namun terpisahkan oleh teoritis.
E. Perbedaan Etika dan Moral
a) Kaidah sikap baik pada dasarnya mesti bersikap baik terhadap
apa saja. Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakan dalam bentuk yang konkret
tergantung dari apa yang baik.
b) Kaidah keadialan adlah kesamaan yang masih
mempertimbakan kebutuhan oranglain.
3. Unsur Pokok
Dalam Etika
Kebebasan adlah unsur poko dan utama dalam wacana
etika, karena etika bersifat rasional karena etika mengandaikan kebebasan. Orang
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang disebabkan olehnya. Pertanggung jwaban
adalah situsi dimana orang menjadi penyebab bebas. Hati nurani adalah
penghayatan tentang nilai baik atau buruk hubungan yang konktet.
Prinsip kesadaran moral adalah beberapa tataran yang
perlu diketahui untuk memosisikan tindakan individu dalam kerangka nilai moral
tertentu.
4. Beberapa
isme dalam Etika
a) Egoisme adalah pemikiran etis yang
meneyatakan perbuatan yang paling baik dan memberikan manfaat adalah bagi diri
sendiri dalam jangka waktu tertentu. Karena menurut epicurus adlah hal yang
baik adalah hal yang memuaskan keinginan manusi, teristimewa keinginan akan
kesenangan.
b) Deontologisme Pemikiran etis yang
menyatakan baik buruknya tindakan diukur dari akibat yang ditimbulkannya tetapi
berdasr sifat tertentu dari hasil yang dicapainya. Dua jenis pemikiran
deontologis yaitu deontologisme aturan dan tindakan. Deontologis aturan adalah
kaidah moral dan tindakan baik buruknya akibat perbuatannya sedang kan tindakan
bahwa baik buruknya tindakan dapat dirumuskan atau diputuskan untuk tindakan
tertentu.
c) Utilitarianisme : pemikiran etika yang
melikhat bahaw etika yang melihat bahwa kaidah moral dan baik buruknya tindakan
diukur dari akibat yang ditimbulkan.
d) Pragmatisme : pemikiran etis yang menyatakan
bahwa perbuatan etis berhubungan dengan soal pengetahuan praktis yang dilakukan
demi kemajuan masyarkat. Yang diutamakan adalah tindakan daripada ajaran.
5. Etika
Komunikasi
a) Perspektif politik etika mengembangkan
kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan bersikap adil dengan
memilikh atas dasar kebebasan, motivasi dan penghargaan
b) Perspektif sifat manusia yang paling
mendasar adalah kemampuan berfikir dan kemampuan menggunakan simbol, yaitu
tindakan manusia benar-benar manusiawu dari rasionalitas yang sada apa yang
dilakukannaya
c) Perspektif dialogis: komunikasi adalah
proses transaksi dialogal dua arah / sikap dialogal adlah sikap setipa
partisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas keutamaan.
d) Perspektif situasional. Faktornya adlah
relevansi bagi setipa penilaian moral yang memperhatikan peran dan fungsi
komunikator, standar khalayak dll.
e) Perspektif religius. Pendekatan alkitabiah
dalam agama membantu manusia untuk menemukan pedoman kurang lebih dalam
kehidupan manusia.
f) Perspektif utilitarian standarnya
mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi jika dilihat dari adanya kegunanaan,
kesenangan dan kegembiraan.
g) Perspektif legal. Perilaku komunikasi yang
legal sangat diseuaikan dengan aturan yang berlaku dan dianggap perilaku etis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar