Manusia selalu mengadakan interaksi. Setiap interaksi
mutlaknya membutuhkan sarana tertentu. Sarana menjadi medium simbolisasi dari
apa yang dimaksudkan dalam sebuah interaksi. Teori interaksionalisme simbolis dikembangkan
oleh kelompok The Chicago School dengan tokoh-tokohnya, George Herbert Mead dan
George Herbert Blumer. Simbolis interaksionisme dapat didefinisikan sebagai cara kita menginterpretasikan dan memberi
makna pada lingkungan sekitar melalui bagaimana kita berinteraksi dengan orang
lain. Teori ini fokus pada cara orang berinteraksi melalui simbol yang
berupa kata, gesture, peraturan, dan peran. Perspektif simbolis interaksionisme
berdasarkan pandangannya pada asumsi bahwa manusia mengembangkan satu set
simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia.
Ada sejumlah asumsi pokok dari teori ini, yaitu:
·
Individu dilahirkan tanpa memiliki konsep diri.
Konsep diri dibentuk dan berkembang melalui komunikasi dan interaksi sosial
·
Konsep diri terbentuk saat orang bereaksi
terhadap orang lain dan melalui persepsi atas perilaku tersebut
·
Konsep diri, setelah mengalami perubahan,
menjadi motif dasar dari tingkah laku
·
Manusia dapat menggunakan dan mengembangkan
simbol untuk keperluan hidupnya
·
Manusia bereaksi terhadap segala sesuatu
tergantung bagaimana ia mendefinisikan sesuatu tersebut
·
Makna merupakan kesepakatan bersama di
lingkungan sosial
Komunikasi tidak bisa dipisahkan dari seluruh proses
kehidupan konkret manusiawi. Aktivitas komunikasi merupakan aktivitas
manusiawi. Joel M. Charon mendefinisikan interaksi sebagai aksi sosial bersama; individu-individu berkomunkasi satu sama lain
mengenai apa yang mereka lakukan dengan mengorientasikan kegiatannya kepada
dirinya masing-masing. Interaksionisma merupakan pandangan terhadap
realitas sosial yang muncul pada akhir decade 1960-an dan awal 1970-an. Stephen
W. Littlejohn mengatakan bahwa, dasar pandangan ini adalah George Herbert Mead
dan diteruskan oleh George Herbert Blumer.
Ide Mead tentang teori simbolis interaksionisme sangat
sedikit dibukukan. Blumerlah yang mempublikasikan hasil pemikirannya. Mead
dianggap sebagai bapak Interaksionisme Simbolik, karena pemikirannya yang luar
biasa. Pemikirannya terangkum dalam konsep pokok mengenai Mind, Self, dan Society.
·
Mind
o Mind
didefinisikan sebagai sebuag fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang dalam
proses sosial sebagai hasil dari interaksi. Mind merupakan hasil dari interaksi sosial, dan terbentuk setelah
terjadinya percakapan diri. Konsep ini lebih merupakan proses daripada produk
·
Self
o Self adalah proses yang tumbuh dalam keseharian
sosial yang membentuk identitas diri. Bagaimana self berkembang tergantung pada
bagaimana seseorang memainkan peran dari orang lain. Inti self bagi Mead adalah reflexivity, yaitu bagaimana kita merenung
ulang relasi dengan orang lain untuk kemudian memunculkan adopsi nilai dari
orang lain. Ada dua segi dari self yaitu I
dan Me. I merupakan
bagian yang unik, impulsive, spontan, tidak terorganisir, tidak bertujuan, dan
tidak dapat diprediksi. Me adalah
generalized others, yang merupakan fungsi bimbingan dan panduan dan merupakan
perilaku yang secata sosial diterima dan diadaptasi.
·
Society
o Menurut
Mead, society adalah kumpulan self yang melakukan interaksi dalam lingkungan
yang lebih luas yang berupa hubungan personal, kelompok intim, dan komunitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar