Senin, 11 April 2016

Filsafat, Etika, dan Komunikasi

Pengertian Etika
            Etika adalah olmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan menjadi tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan masyarakat. Dalam pembahasan ini, maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
            Sifat dasar etika adalah kritis, karenanya etika bertugas:
1.     Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap norma yang berlaku.
2.     Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat memepertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya.
3.     Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah, negara, dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati.
4.     Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma.
5.     Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggungjawab bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang-ambingkan oleh norma-norma yang ada.
            Etika sering disebut filsafat moral. Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan utama hidupnya. Tindakan manusia ditentukan oleh macam-macam norma. Etika menolong manusia untuk mengambil sikap terhadap semua norma dari luar dan dari dalam, supaya manusia mencapai kesadaran moral yang otonom.

Perbedaan Etika dan Etiket
            Kadang dalam kehidupan sehari-hari, batas antara etika dan etiket bisa sangat tipis. Padahal dua terminologi tersebut sangat berbeda satu sama lain, meskipun tetap ada beberapa persamaan antara etika dan etiket. Persamaannya adalah bahwa etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif.
            Sementara ini ada beberapa perbedaan pokok antara etika dan etiket:
1.     Etika menyangkut cara pembuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu. Etiket memberikan dan menunjukan cara yang tepat dalam bertindak. Sementara itu, etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut apakah suatu perbuatan bisa dilakukan antara ya dan tidak.
2.     Etiket hanya berlaku dalam pergaulan sosial. Jadi, etiket selalu berlaku ketika ada orang lain. Sementara etika tidak memerhatikan orang lain atau tidak.
3.     Etiket bersifat relatif. Dalam artian bahwa terjadi keragaman dalam menafsirkan perilaku yang sesuai dengan etiket tertentu. Etika jauh lebih bersifat mutlak. Prinsip etika bisa sangat universal dan tidak bisa ada proses tawar-menawar.
4.     Etiket hanya menyangkut segi lahiriah saja. Sementara, etika lebih menyangkut aspek internal manusia. Dalam hal etiket, orang bisa munafik. Namun, dalam hal dan perilaku etis, manusia tidak bisa bersifat kontradiktif.

Perbedaan Etika dan Estetika
            Etika memiliki karakter sebagia berikut:
·      Pembahasan etika jauh lebih menitikberatkan pada baik-buruknya atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban tanggung jawab manusiawi.
·      Etika berkaitan dengan apa yang menjadi dasar bahwa tindakan manusia adalah baik atau buruk, near atau salah.
·      Etika terapan menjadi fokus perhatian.
           
            Sedangkan estetika memiliki karakter sebagai berikut:
o   Mempermasalahkan seni atau keindahan yang diproduksi manusia. Soal apresisi yang harus dilakukan dalam proses kreatif manusiawi.
o   Estetika dibagi menjadi dua yaitu estetika deskriptif (menjelaskan dan melukiskan fenomena pengalaman keindahan) dan estetika normatif (menyelidiki hakikat, dasar, dan ukuran pengalaman keindahan).
o   Estetika berkaitan dengan imitasi atau reproduksi realitas. Seni sebagai ekspresi sosial atau ekspresi personal atas suatu realitas.

Perbedaan Moral dan Hukum
·      Hukum bersifat objektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. Maka, hukum lebih memiliki kepastian yang lebih besar.
·      Norma bersifat subjektif dan akibatnya sering kali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang menginginkan kejelasan tentang etis dan tidaknya.
·      Hukum hanya membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia saja.
·      Sedangkan moralitas menyangkut perilaku batin seseorang.
·      Sanksi hukum biasanya dapat dipaksakan.
·      Sedangkan sanksi moral satu0satunya adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
·      Sanksi hukum pada dasarnya didasarkan pada kehendak masyarakat.
·      Sedangkan moralitas tidak akan dapat diubah oleh masyarakat.

Perbedaan Etika dan  Agama
            Etika mendukung keberadaan agama, di mana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
            Dalam agama ada etika dan sebaliknya agama merupakan salah satu norma dalam etika. Keduanya saling berkaitan, tetapi terpisahkan secara teoritis. Dalam tataran prktis, kita tidak bisa mengesampingkan salah satu diantaranya. Keberagamaan pada dasarnya memperhatikan etika yang berlaku, dan sebaliknya seseorang akan dikatakan memiliki etika jika kemudian memperhaitkan agama yang ada.

Perbedaan Etika dan Moral
            Etika lebih condong ke arah ilmu tentang baik atau buruk. Selain itu etika lebih sering dikenal sebagai kode etik. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asa dan atau nilai yang berkenaan dengan baik buruk.
            Dua kaidah dasar moral adalah kaidah sikap baik dan kaidah keadilan. Kadiah sikap baik pada dasarnya kita mesti berikap baik terhadap apa saja. Kaidah keadlian memiliki prinsip keadilan yang merupakan kesamaan yang masih tetap mempertimbangkan kebutuhan orang lain.

Etika Komunikasi
            Eetika komunikasi mencoba untuk mengelaborasi standar etis yang digunakan oleh komunikator dan komunikan. Setidaknya ada tujuh perspektif etika komunikasi yang bisa dilihat dalam perspektif yang bersangkutan.
1.     Perspektif politik. Etika untuk mengembangkan kebiasaan olmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan bersikap adil dengan memiliih atas dasar kebebasan, pengutamaan motivasi, dan menanamkan penghargaan atas perbedaan.
2.     Perspektif sifat manusia. Sifat manusia yang paling mendasar adalah kemampuan berpikir dan kemampuan menggunakan simbol. Ini berarti bahwa tindakan manusia yang benar-benar manusiawi adalah berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yang dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya.
3.     Perspektif dialogis. Komunikasi adalah proses transaksi dialogal dua arah. Sikap dialogal adalah sikap setiap pertisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas keutamaan, seperti keterbukaan, kejujuran, kerukunan, intensitas.
4.     Perspektif situasional. Faktor situasional adalah relevansi bagi setiap penilaian moral. Ini berarti bahwa etika memperhatikan peran dan fungsi komunikator, standar khalayak, derajat kesadaran, tingkat urgensi pelaksanaan komunikator, tujuan dan nilai khalayak, standar khalayak untuk komunikasi etis.
5.     Perspektif religius. Kitab suci dapat dipakai sebagai standar mengevaluasi etika komunikasi. Pendekatan alkitabiah dalam agama membantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan manusia.
6.     Perspektif utilitarian. Standar utilitarian untuk mengevaluasi cara dna tujuan komunikasi dapat dilihat dari adanya kegunaan, kesenangan, dan kegembiaraan.

7.     Perspektif legal. Perilaku komunikasi yang legal, sangat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar