Pengertian Etika
Etika adalah olmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.
Etika dibedakan menjadi tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik
dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan
nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan masyarakat.
Dalam pembahasan ini, maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
Sifat dasar etika adalah kritis, karenanya etika
bertugas:
1.
Untuk
mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu
norma itu dan apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma
itu terhadap norma yang berlaku.
2.
Etika
mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
memepertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan
haknya.
3.
Etika
mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah, negara, dan
agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati.
4.
Etika
memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma.
5.
Etika
menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggungjawab bagi seorang ahli dan
bagi siapa saja yang tidak mau diombang-ambingkan oleh norma-norma yang ada.
Etika sering disebut filsafat moral. Etika merupakan
cabang filsafat yang berbicara mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan
tujuan utama hidupnya. Tindakan manusia ditentukan oleh macam-macam norma.
Etika menolong manusia untuk mengambil sikap terhadap semua norma dari luar dan
dari dalam, supaya manusia mencapai kesadaran moral yang otonom.
Perbedaan Etika dan Etiket
Kadang dalam kehidupan sehari-hari, batas antara etika
dan etiket bisa sangat tipis. Padahal dua terminologi tersebut sangat berbeda
satu sama lain, meskipun tetap ada beberapa persamaan antara etika dan etiket.
Persamaannya adalah bahwa etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara
normatif.
Sementara ini ada beberapa perbedaan pokok antara etika
dan etiket:
1.
Etika
menyangkut cara pembuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok
tertentu. Etiket memberikan dan menunjukan cara yang tepat dalam bertindak.
Sementara itu, etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika
menyangkut apakah suatu perbuatan bisa dilakukan antara ya dan tidak.
2.
Etiket
hanya berlaku dalam pergaulan sosial. Jadi, etiket selalu berlaku ketika ada
orang lain. Sementara etika tidak memerhatikan orang lain atau tidak.
3.
Etiket
bersifat relatif. Dalam artian bahwa terjadi keragaman dalam menafsirkan
perilaku yang sesuai dengan etiket tertentu. Etika jauh lebih bersifat mutlak.
Prinsip etika bisa sangat universal dan tidak bisa ada proses tawar-menawar.
4.
Etiket
hanya menyangkut segi lahiriah saja. Sementara, etika lebih menyangkut aspek
internal manusia. Dalam hal etiket, orang bisa munafik. Namun, dalam hal dan
perilaku etis, manusia tidak bisa bersifat kontradiktif.
Perbedaan Etika dan Estetika
Etika memiliki karakter sebagia berikut:
·
Pembahasan
etika jauh lebih menitikberatkan pada baik-buruknya atau benar-tidaknya tingkah
laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban tanggung jawab
manusiawi.
·
Etika
berkaitan dengan apa yang menjadi dasar bahwa tindakan manusia adalah baik atau
buruk, near atau salah.
·
Etika
terapan menjadi fokus perhatian.
Sedangkan estetika memiliki karakter sebagai berikut:
o
Mempermasalahkan
seni atau keindahan yang diproduksi manusia. Soal apresisi yang harus dilakukan
dalam proses kreatif manusiawi.
o
Estetika
dibagi menjadi dua yaitu estetika deskriptif (menjelaskan dan melukiskan
fenomena pengalaman keindahan) dan estetika normatif (menyelidiki hakikat,
dasar, dan ukuran pengalaman keindahan).
o
Estetika
berkaitan dengan imitasi atau reproduksi realitas. Seni sebagai ekspresi sosial
atau ekspresi personal atas suatu realitas.
Perbedaan Moral dan Hukum
·
Hukum
bersifat objektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab
undang-undang. Maka, hukum lebih memiliki kepastian yang lebih besar.
·
Norma
bersifat subjektif dan akibatnya sering kali diganggu oleh pertanyaan atau
diskusi yang menginginkan kejelasan tentang etis dan tidaknya.
·
Hukum
hanya membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia saja.
·
Sedangkan
moralitas menyangkut perilaku batin seseorang.
·
Sanksi
hukum biasanya dapat dipaksakan.
·
Sedangkan
sanksi moral satu0satunya adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan
merasa tidak tenang.
·
Sanksi
hukum pada dasarnya didasarkan pada kehendak masyarakat.
·
Sedangkan
moralitas tidak akan dapat diubah oleh masyarakat.
Perbedaan Etika dan Agama
Etika mendukung keberadaan agama, di mana etika sanggup
membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah.
Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada
argumentasi rasional. Sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri
pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
Dalam agama ada etika dan sebaliknya agama merupakan
salah satu norma dalam etika. Keduanya saling berkaitan, tetapi terpisahkan
secara teoritis. Dalam tataran prktis, kita tidak bisa mengesampingkan salah
satu diantaranya. Keberagamaan pada dasarnya memperhatikan etika yang berlaku,
dan sebaliknya seseorang akan dikatakan memiliki etika jika kemudian
memperhaitkan agama yang ada.
Perbedaan Etika dan Moral
Etika lebih condong ke arah ilmu tentang baik atau buruk.
Selain itu etika lebih sering dikenal sebagai kode etik. Moralitas adalah sifat
moral atau keseluruhan asa dan atau nilai yang berkenaan dengan baik buruk.
Dua kaidah dasar moral adalah kaidah sikap baik dan kaidah
keadilan. Kadiah sikap baik pada dasarnya kita mesti berikap baik terhadap apa
saja. Kaidah keadlian memiliki prinsip keadilan yang merupakan kesamaan yang
masih tetap mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
Etika Komunikasi
Eetika komunikasi mencoba untuk mengelaborasi standar
etis yang digunakan oleh komunikator dan komunikan. Setidaknya ada tujuh
perspektif etika komunikasi yang bisa dilihat dalam perspektif yang
bersangkutan.
1.
Perspektif
politik. Etika untuk mengembangkan kebiasaan olmiah dalam praktek
berkomunikasi, menumbuhkan bersikap adil dengan memiliih atas dasar kebebasan,
pengutamaan motivasi, dan menanamkan penghargaan atas perbedaan.
2.
Perspektif
sifat manusia. Sifat manusia yang paling mendasar adalah kemampuan berpikir dan
kemampuan menggunakan simbol. Ini berarti bahwa tindakan manusia yang
benar-benar manusiawi adalah berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yang
dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya.
3.
Perspektif
dialogis. Komunikasi adalah proses transaksi dialogal dua arah. Sikap dialogal
adalah sikap setiap pertisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas
keutamaan, seperti keterbukaan, kejujuran, kerukunan, intensitas.
4.
Perspektif
situasional. Faktor situasional adalah relevansi bagi setiap penilaian moral.
Ini berarti bahwa etika memperhatikan peran dan fungsi komunikator, standar
khalayak, derajat kesadaran, tingkat urgensi pelaksanaan komunikator, tujuan
dan nilai khalayak, standar khalayak untuk komunikasi etis.
5.
Perspektif
religius. Kitab suci dapat dipakai sebagai standar mengevaluasi etika
komunikasi. Pendekatan alkitabiah dalam agama membantu manusia untuk menemukan
pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan manusia.
6.
Perspektif
utilitarian. Standar utilitarian untuk mengevaluasi cara dna tujuan komunikasi
dapat dilihat dari adanya kegunaan, kesenangan, dan kegembiaraan.
7.
Perspektif
legal. Perilaku komunikasi yang legal, sangat disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar