Senin, 11 April 2016

BAB 1 MENGAPA PERLU ETIKA FILSAFAT

BAB 1 Mengaa Perlu Etika Komunikasi

Media merubah intergrasi social, reproduksi budaya dan partisipiasi polotik. Integrasi social menghadapi kendala dalam bentuk individualisme indivisual, individu semacam ini cenderung memuja kultus masa kini. Menurut Lipovetsky, tuntunan pengakuan ini tidak dapat dilepas dari demokrasi individualis massa. Rasionalisme instrumental sangat mewarnai media massa. Dengan mengutip McLuhan, Baudrillanrd membenarkan proses serti itu: “medium adalah pesan itu sendiri”. Ia menegaskan bahwa “informasi melahap isinya sendiri.  Ia melahap komunikasi dan yang social karena dua hal: pertama, alih – alih mengomunikasikan, informasi menghabiskan tenaganya untuk presentasi komunikasi. Kedua di balik presentasi komunikasi yang menguras tenaga berlebihan itu, media massa, informasi melanjutkan destruksi social.
Dalam hal ikan, fungsi komunikasi massa iklan bukan berasal dari isinya, bukan tujuan ekonomi atau psikologi, bukan public, tetapi dari logika medium itu sendiri. Iklan adalah titik strategis proses simulasi, tempat bernaungnya kejadian semu. Media sangat diharapkan akan meningkatkan mutu debat public, tetapi justru mengubah politik menjadi tontonan. Kecenderungan ini tampak menggejala pada saat kampanye pilkada dengan pengerahan artis dan penyelenggaraan berbagai hiburan.

Kekerasan simbolis media sangat merugikan upaya pencerdasan public dan pendidikan kritis masyarakat. Dilemma yang di hadapi media dating dari tuntunan rating, yang berarti banyakknya iklan, di satu pihak dan di lain pihak, ada tuntunan untuk memberi informasi yang benar dan mendidik. Sudah menjadi rahasia umum, keprihatinan utama media adalah keuntungan, yang tentu saja perlu dihiasi dengan pernik – pernik idealism kemanusiaan. J. Baudrillard menjelaskan empat fase citra : pertama, representasi dimana citra merupakan cermin suatu realistis; kedua, ideology, di mana citra menyembunyikan dan memberi gambar yang salah akan realitas’ ketiga, citra menyembunyikan bahwa tidak ada realitas; keempat; citra tidak ada hubungan sama sekali dengan realitas apapun iya hanya menjadi yang menyerupai dirinya.


NADIA HERSANTI
14140110232

Tidak ada komentar:

Posting Komentar