Senin, 11 April 2016

Filsafat Imu Materi Gabungan


Filsafat adalah suatu ilmu untuk memperoleh kebenaran. Melalui filsafat kita belajar mengambil sikap, mengukur bobot dari berbagai pandangan. Perkembangan filsafat terbagi menjadi beberapa, yaitu:

1.      Filsafat india
Filsafat India bertujuan untuk memaparkan bagaimana orang dapat mencapai kebahagiaan yang kekal. Alam pikiran India boleh dikatakan “Magic Religius” dan karena itulah filsafat ini berkembang pada saat itu. Hinduisme adalah sebuah nama yang menaungi berbagai agama dan sebuah nama agama yang berbeda bernaung di bawahnya. Pada dasarnya suatu kepercayaan satu kepercayaan monetheistik.
2.      Filsafat Cina
Berdasarkan penemuan arkeologis, Cina Kuno itu sudah ada sebelum periode Neolitik (5000 SM) baik di sebelah timur laut dan barat laut. Kehidupan komunitas suku berpusat pada penyembahan dewa-dewa leluhur dan dewa-dewa alam. Mereka terintegrasi dalam sebuah keadaan politis yang tersatukan, Xia. Pemikiran filsafat di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara.
3.      Filsafat Islam
Filsafat Yunani paling dominan masuk ke duniaIslam di tandai dengan adanya penerjemahan-penerjemahan buku-buku filsafat. Upaya-upaya umat Islam ini dapat memunculkan tokoh filosuf Islam terkenal ke dalam atau luar islam.
Periode puncak perkembangan skolastik ( abad ke-13) ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat Arab dan Yunani, puncak perkembangan pada Thomas Aquinas. Pada masa ini Scholastik mengalami kejayaan yang berlangsung dari tahun 1200-1300 M. Pengaruh dari Aristoteles dan ahli fikir Islam sejak abad ke 12 sehingga pada abad ke 13 telah tumbuh ilmu pengetahuan yang luas, hingga akhirnya berdirinya beberapa Universitas. Periode skolstik akhir (abad ke-14-15)
Tidak mungkin bila dalam suatu ilmu tidak terdapat permasalahan. Berikut ini adalah permasalahan dalam Filsafat:
1.      Logika
Logika adalah bagian filsafat yang memperbincangkan hakikat ketepatan, cara menyusun pikiran yang dapat menggambarkan ketepatan berpengetahuan. Tepat belum tentu benar, sedangkan benar selalu mempunyai dasar yang tepat.nLogika  dibagi atas dua hal yang lebih rinci, yaitu logika formal dan logika material. Logika formal membahas mengenai masalah pengaturan atau aturannya, rumusan, atau hukum-hukum bagi ketepatan susunan pikiran. Sedangkan logika material adalah wacana atau argumentasi mengenai hakikat penggunaan ketepatan susunan berpikir terhadap bidang-bidang kegiatan tertentu. Kita juga mengenal istilah deontik logika yang berarti pernyataan deontik. Deontik merupakan istilah yang dikemukakan G.H. Von Wright, bertalian dengan konsep permisibilitas dan obligatoriness. Konsep deontik dapat dibandingkan dan dikontraskan dengan konsep normatik mengenai kebenaran dan kesalahan di antara konsep-konsep yang paling umum, dan konsep analogis mengenai baik dan buruk. Jenis logika ada tiga, yaitu logika induktif, logika deduktif, dan logika dialektis. Logika deduktif merupakan hasil penelitian atau sistem mengenai prinsip-prinsip kesimpulan yang mengarah pada penggunaan suatu prinsip. Adapun logika induktif merupakan hasil penelitian atau teori mengenai prinsip-prinsip kesimpulan dari berbagai kenyataan. Pengertian logika deduktif dan induktif merupakan wilayah kesimpulan yang sangat penting dalam penggunaan logika.
2.      Epistemologi
Epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan, terdapat perbincangan mengenai dasar, batas, dan objek, pengetahuan. Oleh sebagian orang, epistemologi disebut filsafat ilmu. Terdapat perbedaan antara epistemologi dan filsafat ilmu. Secara umum, epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan, sedangkan filsafat ilmu (philosophy of science), secara khsus mempersoalkan ilmu atau keilmuan pengetahuan.
Dalam hal ini, terdapat empat jenis kebenaran yang secara umum dikenal orang, yaitu kebenaran religius, kebenaran filosofis, kebenaran estetis, dan kebenaran ilmiah. Hal itu merupakan hasil dari aturan berpikirnya masing-masing, seperti telah diutarakan dalam pemabahasan logika material.
Pada pembahasa kali ini, filsafat berbicara tentang segala sesuatu yang ada, yakni biasa disebut metafisika. Filsafat mempersoalkan pula hakikat kenyataan, segala sesuatu yang ada, dan materi filsafat, atau dengan kata lain tida ada masalah yang tidak dibicarakan dalam filsafat. Segala hal yang dibicarakan disebut metafisika. Masalah ini dianggap sebagai inti dari filsafat, sekalian alam, tidak ada satu hal pun yang lepas dari perhatian filsafat, atau bersifat universal. Pada perbicangan ini terdapat dua bagian penting dari metafisika, yaitu metafisika umum atau ontologi mempersoalkan hakikat “ada” dan metafisika khusus mempersoalkan hakikat “yang ada”
Dalam sejarah filsafat juga terdapat beberapa teori tentang kebenaran, diantaranya ada tiga yang utama yakni:
·        Teori penyesuaian (korespondensi)
Menurut teori ini kebenaran adalah penyesuaian antara apa yang dikatakan dan kenyataan
·        Teori keteguhan (koherensi)
Menurut teori ini kebenaran tidak diperoleh dalam keseuaian antara proposisi atau pernytaan dan kenyataan. Suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu bersifat koherens atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya.yang dianggap benar.
·        Teori Pragmatis tentang kebenaran.
Menurut teori ini kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Dalam filsafat ilmu terdapat dua kebenaran, yaitu kebenaran ilmiah dan kebenaran non ilmiah. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang didasari proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koreponden, dan koheren. Pengetahuan disebut ilmiah jika bersifat obyektif, bersifat luas dan dalam, bersifat relative dan dapat diabstraksi, dilakukan dengan sistematis dan dapat dikonkritisasi, memiliki metodis dan instrumentalis. Berbeda dengan kebenaran non-ilmiah, kebenaran non-ilmiah adalah kebenaran yang diperoleh tanpa melalui penelitian ilmian dan bersifat subjektif.
Kebenaran sebagai nilai fundamental adalah kebenaran yang sangat mendasar. Artinya kebenaran yang tak bisa tergoyahkan. Kebenaran ini biasa berakar pada keyakinan. Komitmen terhadap kebenaran merupakan salah satu nilai fundamental dalam kehidupan manusia, yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Komitmen kebenaran adalah bahwa kebenaran menunjukan rasa menghargai orang lain sebagai tujuan, bukan sebagai alat tool. Penipuan (deception) kadangkala menempatkan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Kebenaran sebagai bagian dari penghargaan terhadap orang lain pada gilirannya akan menumbuhkan kepercayaan antar individu. Kebenaran merupakan unsur yang esensial bagi kelancaran proses demokrasi.
Dalam kehidupan manusia yang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, manusia hidup dalam pilihan antara baik dan tidak baik serta beraturan. Etika tidak terlepas dari persoalan moral dan hukum. Etika sering dihadapkan pada kondisi dan situasi benar dan tidak benar. Sedangkan, dalam dunia komunikasi, etika komunikasi selalu dikaitkan dengan budaya komunikasi. Seseorang mungkin akan mengubah kesadaran dirinya (konsep diri, harga diri dan persepsi) karena berkomunikasi dengan seseorang dar kebudayaan lain.
Interaksi simbolik termasuk ke dalam salah satu dari sejumlah tradisi penelitian kualitatif yang berasumsi bahwa penelitian sistematik harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang alamiah dan bukan lingkungan artifisial seperti eksperimen. Ada 7 prinsip metodologis berdasarkan teori interaksi simbolik, yaitu :
1)   Simbol dan interaksi harus dipadukan sebelum penelitian tuntas.
2)   Peneliti harus mengambil perspektif atau peran orang lain yng bertindak (the acting other) dan memandang dunia dari sudut pandang subjek.
3)   Peneliti harus mengaitkan simbol dan definisi subjek hubungan sosial dan kelompok-kelompok yang memberikan konsepsi demikian.
4)   Setting perilaku dalam interaksi tersebut dan pengamatan ilmiah harus dicatat.
5)    Metode penelitian harus mampu mencerminkan proses atau perubahan, juga bentuk perilaku yang yang statis.
6)    Pelaksanan penelitian paling baik dipandang sebagai suatu tindakan interaksi simbolik.
7)    Penggunaaan konsep-konsep yang layak adalah pertama-tama mengarahkan dan operasional.
Masyarakat merupakan hasil interaksi simbolis dan aspek inilah yang merupakan masalah bagi sosiolog. Blumer menyatakan bahwa dengan demikian berarti interaksi manusia dijembatani oleh penggunaan simbol- simbol,oleh penafsiran, oleh kepastian makna dari tindakan oran lain disekitarnya.
Dalam etika terdapat unsur-unsur pokok yang membangun sekaligus menjadi acuan. Unsur-unsur pokok tersebut adalah:
1.      Kebebasan
Kebebasan adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Kebebasan lebih bermakna positif, dan ia ada sebagai konsekuensi dari adanya potensi manusia untuk dapat berfikir dan berkehendak. Aristoteles sendiri mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal budi, yang memiliki 3 jiwa yaitu jiwa avegatitiva, jiwa sensitiva, dan jiwa intelektual.
2.      Tangung jawab
Tanggung jawab adalah kemampuan manusia atau individu yang menyadari bahwa seluruh tindakannya selalu mempunyai konsekuensi. Dengan adanya rasa tanggung jawab, maka kebebasan yang diberikan kepada setiap individu tidak akan terjadi kekacauan atau hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
3.      Hati nurani
Hati nurani adalah penghayatan tentang nilai baik atau buruk suatu perbuatan yang dihasilkan oleh  manusia. Hati nurani sangat berhubungan dengan kesadaran. Hati  nurani merupakan ungkapan dan norma yang bersifat subjektif.
Prinsip kesadaran moral adalah beberapa tataran yang perlu diketahui yang bertujuan memotifasikan tindakan individu dalam kerangka nilai moral tertentu. Etika selalu memuat unsur hakiki bagi seluruh program tindakan moral. Prinsip tidakan moral mengandaikan pemahaman penyeluruh setiap individu atas seluruh tindakannya yang dilakukan sebagai manusia. Setidaknya ada tiga prinsip dasar dalam kesadaran moral.
Terdapat perbedaan diantara etika, etiket, moral, dan agama. Penejelasannya adalah sebagai berikut:
ü  Etika dan Etiket
Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:
•   Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
•   Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia.
·      Perbedaan antara etika dengan etiket:
1.      Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2.        Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
3.      Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.Etika jauh lebih absolut, tidak dapat ditawar-tawar.
4.         Etiket hanya memadang manusia dari suatu segi saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam.
ü  Etika dan Ajaran Moral
Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia. Sedangkan etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif. Moral yang berbeda-beda disebabkan karena adanya perbedaan suku,daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Moralitas berhubungan dengan sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber  tradisi atau adat.
ü  Etika dan Agama
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

             Terdapat beberapa -isme dalam etika, berikut diantaranya:
1.      Egoisme merupakan suatu tindakan yang selalu ingin menonjolkan diri dan bersifat keakuan.
2.      Deontologi adalah bagian dari filsafat yang mengkaji apa yang dilihat secara kasat mata.
3.      Utilitarisme adalah suatu aliran yang mengkaji pencapaian tujuan baik oleh individual dan sosial dengan menghalalkan segala cara.
4.      Pragmatisme adalah suatu aliran tentang berpikir secara praktis.

Ada 7 perspektif dalam etika komunikasi yaitu :
  • Perspektif politik
  • Perspektif sifat manusia
  • Perspektif dialogis
  • Perspektif religius
  • Perspektif ulitarisme
  • Perspektif situasional
  • Perspektif legal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar