Minggu, 29 Mei 2016

Privasi Dalam Etika dan Filsafat Komunikasi


Menurut Louis Alvin Day yang tertulis dalam bukunya yang berjudul “Ethics In Media Communication”, Invasi privasi oleh media meliputi spektrum yang luas, mulai dari reporter, hingga pengiklan.

Day juga mendefinisikan privasi sebagai “hak untuk dibiarkan atau hak untuk mengontrol publikasi yang tak diinginkan tentang urusan pribadi seseorang. Contohnya : Public Figure. Tidak memiliki privasi karena pekerjaannya. Banyak masyarakat yang mengatakan itu adalah resiko untuk menjadi seorang public figure, tidak memiliki hak privasi.

Nilai Privasi
ada beberapa jawaban mengapa privasi sangat penting, yaitu.

  1. Privasi memberikan kemampuan untuk menjaga informasi pribadi yang bersifat rahasia sebagai dasar pembentukan otonomi daerah.
  2. Privasi juga melindungi kita dari cacian dan ejekan orang lain, khususnya dalam masyarakat dimana toleransi masih sangat rendah, serta gaya hidup dan tingkah laku yang aneh tidak diperbolehkan.
  3. Privasi itu mekanisme untuk mengontrol reputasi seseorang. Semakin banyak orang tau tentang diri kita, semakin berkurang kekuatan kita untuk menentukan nasib kita sendiri.
  4. Privasi ialah perangkat bagi berlangsungnya interaksi sosial.
  5. Privasi itu juga benteng dari kekuasaan pemerintah.

Wacana etika melibatkan perilaku dan sistem nilai etis yang dimiliki oleh setiap individu, ada unsur-unsur pokok yaitu : kebebasan, tanggung jawab, hati nurani dan prinsip-prinsip moral dasar. Kategori privasi lainnya yaitu kelahiran, kematian, dan perkawinan yang pemberitaannya harus izin dari subjek berita yang bersangkutan dari keluarganya.

Ada beberapa sejumlah kasus yang dilema dalam praktik komunikasi untuk menerapkan prinsip privasi dalam konten media, yaitu :
  1. Penyakit menular
  2. Homoseksual
  3. korban kejahatan seksual
  4. tersangka dibawah umur
  5. bunuh diri
  6. kamera & rekaman tersembunyi.

Bella Fladiner M. F
14140110359

Tidak ada komentar:

Posting Komentar