Jumat, 27 Mei 2016

Manipulasi Media, Kekerasan, Pornografi, dan Propaganda

Review Pertemuan 9 - Novita Andriyani - 14140110203

(Sumber: http://robitmh.com/wp-content/uploads/2015/09/media_manipulation_by_nickoiv-d5wr09w.jpg)

Seiring perkembangan zaman, media di dunia juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dari tulisan, buku, radio, televisi, hingga sekarang sudah mencapai tahap media baru. Dengan kemunculan media baru, membuat masyarakat mudah untuk melakukan manipulasi dan menciptakan kesadaran palsu kepada masyarakat luas. Seperti yang kita tahu banyak kasus manipulasi di Indonesia, salah satunya ada penggunaan nama Andrea Hirata dalam menjelek-jelekan Ahok. Akhirnya Andrea Hirata sendiri yang mengkonfirmasi menipulasi tersebut kepada khalayak luas melalui akun Twitter-nya. Terkadang berita yang buruk bisa berubah menjadi baik dan berita yang baik bisa berubah menjadi buruk tergantung cara media mengolah berita tersebut.
Ada 8 strategi manipulasi media:

  1. Pengganggu atau Pengalihan Isu
  2. Buat Masalah, Kemudian Tawarkan Solusi
  3. Strategi Bertahap
  4. Strategi Menunda
  5. Menghadapi Publik Seperti Anak Kecil
  6. Pembodohan Publik
  7. Mempromosikan Kebiasaan dan Tren Buruk di Publik
  8. Pembentukan Kepribadian Individu Publik


Media tidak hanya melakukan manipulasi, terkadang konten yang diberitakan media mengandung unsur pornografi dan erotisme. Apakah perbedaan antara pornografi dan erotisme?
Pornografi: aktifitas seksual yang dibuat untuk dikomunikasikan kepada publik sehingga biasanya memberikan rangsangan kepada orang untuk melakukan aktifitas seksual.
Erotisme: berupa gambar/visual yang mengungkapkan hasrat namun tidak seluruhnya terbuka.
Biasanya media memasukan kedua unsur ini karena dianggap dapat menarik perhatian khalayak dengan mudah. Cara ini salah dalam aturan etika karena unsur-unsur ini tidak baik untuk anak-anak dibawah umur yang bisa melihat media dengan bebas juga para wanita yang martabatnya tidak diperhatikan dan dianggap rendah.

Media juga sering menampilkan tentang kekerasan dalam pemberitaannya. Banyak meda yang belum bisa memilah mana bentuk kekerasan yang bisa ditampilkan dan mana yang tidak boleh. Ada beberapa jenis kekerasan dalam media:

  1. Kekerasan Dokumen (menampilkan kekerasan yang dapat dipahami dengan mata telanjang)(contoh: pemberitaan tawuran)
  2. Kekerasan Fiksi (menampilkan kekerasan yang jauh dari realitas, tetapi masih berpijak dengan dunia riil)(contoh: kartun Shinchan)
  3. Kekerasan Simulasi (biasanya berada di video game, dimana kita bisa melihat kekerasan dan ikut merasakan emosinya)
  4. Kekerasan Simbolik (kekerasan yang dilakukan melalui media iklan dimana cara berpikir, cara bertindak, cara bekerja kita akan dipengaruhi)

Kita juga sering melihat media digunakan sebagai alat propaganda yang sangat dahsyat. Banyak tokoh politik yang menggunakan media sebagai sarana propaganda. Kita bisa lihat saat pencalonan Presiden di Indonesia, media berperan sangat penting dalam memengaruhi dan mempersuasi orang untuk memilih calon Presiden selanjutnya. Ada beberapa jenis propaganda yang sering kita temukan:

  • White Propaganda
    • Menyampaikan propaganda dengan fakta yang baik serta buruk tanpa ditutupi dari masyarakat
  • Grey Propaganda
    • Menyampaikan propaganda dengan fakta yang baik saja dan menutupi fakta yang buruk
  • Black Propaganda
    • Menyampaikan propaganda dengan hal yang menjatuhkan pihak lawan dan tidak berdasarkan fakta sesungguhnya
  • Ratio Propaganda
    • Menyampaikan propaganda yang bisa memiliki pengaruh sangat luas dan besar

Sumber: Etika Komunikasi, Haryatmoko.
Presentasi kelompok 7 & 8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar