Sabtu, 28 Mei 2016

Literasi Media dan Tanggung Jawab Individu dalam Bermedia

Kezia Mariska - 14140110212
Pertemuan 14 – 24 Mei 2016

Sumber foto: http://www.youthpress.org/our-causes/media-literacy/

James W. Potter dalam bukunya Media Literacy mengartikan literasi media atau melek media sebagai sekumpulan perspektif yang kita gunakan secara aktif saat memakai media guna mengartikan atau memaknai pesan yang kita dapatkan. Untuk dapat melakukan literasi media diperlukan kemampuan memahami makna berbagai pesan, menagtur makna sehingga berguna, dan kemudian menyusun pesan untuk menyampaikan makna tersebut.

Kellner dan Share dalam Sumadiria (2014) juga menyebutkan dengan literasi, individu dapat meningkatkan harkat, martabat, dan perannya di tengah masyarakat. Literasi media dan literasi media dapat membantu mengembangkan dan menguabh respons setiap individu terhadap perubahan sosial budaya. Literasi media diarahkan untuk membangun gerakan kesadaran kultural dan intelektual bersama mengenai pentingnya menyikapi arus informasi agar lebih bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan dan kebudayaan.
                                          
Melihat definisi di atas, tentu penting menerapkan sikap melek media, sehingga informasi yang diterima oleh masing-masing individu dapat dipahami dengan benar. Berikut adalah 3 faktor mengapa literasi media menjadi penting,
1. Adanya kejenuhan atas banjirnya informasi. Budaya kita terpenuhi dengan banyak informasi yang datang dari berbagai sumber. Jumlah informasi yang ada juga bertambah dengan cepat setiap waktunya
2. Masyarakat yang terus menerus terpapar media. Hal ini berkaitan dengan keseharian kita yang tidak bisa dipisahkan dari media dan informasi. Menurut
3. Masalah informasi. Jika dahulu permasalahan terletak pada terbatasnya akses informasi, maka kini masalah terletak pada bagaimana cara membatasi derasnya arus informasi.
Literasi media menjadi sangat penting saat menghadapi banjir informasi, di mana masing-masing individu dapat menyaring mana informasi yang benar dan mana yang tidak.

Potter juga mengemukakan beberapa tingkatan atau tahapan dalam literasi media. Tahapan tersebut antara lain,
1. Memperoleh  pemahaman dasar. Tahap ini terjadi dalam fase anak balita yang mempelajari benda hidup dan mati, fungsinya, dan juga mulai memahami ekspresi wajah, suara-suara, warna, dan pergerakan.
2. Penguasaan bahasa. Tahap ini terjadi di masa anak-anak yang mulai mengenali suara orang berbicara dan artinya. Individu juga mampu berbicara dan membuat respon emosi terhadap musik atau suara yang didengar. Di tahap ini, individu mulai mengenali tokoh dalam media visual lalu mengikutinya.
3. Pemahaman narasi. Di tahap ini individu dapat membedakan fiksi dan nonfiksi. Individu dapat membedakan antara iklan dengan acara uang ditonton, memahai alur acara dan motivasi yang diberikan.
4. Berkembangnya sikap skeptis. Tahap ini dicapai saat memasuki usia remaja yang sudah memiliki pemahaman tentang rasa suka dan tidak suka terhadap acara, karakter, dan tindakan tertentu.
5. Perkembangan yang intensif. Individu mulai memiliki motivasi untuk mencari tahu suatu topik secara lebih mendalam. Selain itu, individu juga mampu menggunakan informasi tadi agar menjadi bermanfaat.
6. Pengalaman menjelajah. Tahap di mana individu semakin sering mengeksplorasi konten media yang dikonsumsi. Ciri-ciri yang menandai tahap ini adalah individu mulai mencari berbagai bentuk konten dan narasi, berfokus pada kejutan dan emosi, nilai moral dan estetika baru.
7. Apresiasi kritis. Tahap ketika individu mampu menerima dan mengevaluasi pesan dengan cara mereka sendiri. Individu juga mampu membandingkan berbagai pesan di media secara terus menerus.
8. Tanggung jawab sosial. Di tahap ini individu sudah memiliki berbagai sudut pandang pemahaman. Individu juga menyadari perlu melakukan tindakan yang berdampak terhadap masyarakat.

Dengan memiliki kemampuan literasi media, masing-masing individu akan memiliki kontrol  yang lebih terhadap efek media. Kemampuan ini dapat membantu individu memanfaatkan pesan-pesan dari media dengan lebih baik. Selain itu, literasi media juga membantu individu memiliki cara berpikir yang lebih independen dan termotivasi untuk mencari informasi yang lebih luas.

Sumber:

James W. Potter. 2005. Media Literacy. 6th Edition. 
Sumadiria, A.S. Haris. 2014. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar