Rabu, 25 Mei 2016

Kebebasan dan Tanggung Jawab (Pertemuan 8)




Dzikra Fanada
14140110240
Kelas B



 A. Memahami Kebebasan

1. Pengalaman tentang kebebasan
Awalnya para filsuf tidak setuju tentang adanya kebebasan karena mereka melihat dari sisi pengalaman lain. Namun, terdapat suata pengalaman yang disebut dengan pengalaman batin. Dalam pengalaman batin, saksinya adalah ‘diri saya sendiri’. Pengalaman ini adalah apa yang saya alami tentang diri saya dan hal itu tidak pernah terbuka bagi orang lain. Pengalaman batin itu menyatakan kebebasan saya. Dalam perbuatan-perbuatan yang saya lakukan saya tahu dengan pasti bahwa saya bebas.

2. Arti Kebebasan

Menurut Henri Bergson (1859-1941) kebebasan adalah hubungan antara “aku Konkret” dan perbuatan yang dilakukan. Sedangkan, menurut Filsuf Perancis Kebebasan merupakan suatu fakta dan diantara fakta-fakta yang ditetapkan orang tidak ada yang lebih jelas. Ada beberapa arti kebebasan.

a. Kebebasan Sosial Politik
Subyek kebebasan disini adalah suatu bangsa atau rakyat. Kebebasan ini juga sebuah produk dari perjuangan sepanjang sejarah.

b. Kebebasan Individual
Subyek dari kebebasan ini adalah manusia perorangan.

3. Anatomi Kebebasan Individual

a. Kesewenang-wenangan
Bebas diartikan, ia dapat berbuat sesuka hati
b. Kebebasan Fisik
Bebas diartikan tiada paksaan dan rintangan dari luar. Orang diartikan mempunyai kebebasan bila ia bisa bergerak kemana saja ia mau tanpa hambatan siapapun.
c. Kebebasan Yuridis
Kebebasan berkaitan dengan hukum dan haris dijamin oleh hukum. Kebebasan hukum merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia.
d. Kebebasan Psikologis
Kebebasan psikologis yaitu kemampuan yang dimiliki manusia untuk mengembangkan serta mengarahkan hidupnya, termasuk didalamnya yang menyangkut kemampuan kehendak
e. Kebebasan Moral
Kebebasan moral berkaitan dengan kebebasan psikologis, walaupun tidak sama. Tanpa kebebasan psikologis tidak mungkin terdapat kebebasan moral. Dalam
keadaan normal kebebasan psikologis akan disertai dengan kebebasan moral.
f. Kebebasan Eksistensial
Kebebasan eksistensial adalah kebebasan yang menyeluruh yang menyangkut seluruh pribadi manusia dan tidak sebatas pada salah satu aspek saja. Kebebasan ini mencangkup seluruh eksistensi manusia. Kebebasan ini merupakan kebebasan yang tertinggi yang dimiliki manusia

4. Masalah-Masalah dalam kebebasan 

a. Kebebasan Negatif dan Kebebasan Positif
- Sebuah pendekatan dalam dalam menjelaskan arti kebebasan
- Kebebasan Negatif adalah Kebebasan dari... (freedom from...)
- Kebebasan Positif adalah Kebebasan untuk... (freedom to...)

b. Batas-batas Kebebasan
- Faktor dari dalam à Fisik dan Psikis
- Lingkungan à Alamiah dan Sosial
- Kebebasan orang lain à Menghormati kebebasan orang lain
- Generasi-generasi mendatang à Mengingat masa depan
c. Kebebasan dan Determinisme
- Suatu kejadian mengakibatkan kejadian lain
- Adanya Penyebab dan Motif

B. Memahami Tanggung Jawab

1. Arti Tanggung Jawab
Dalam filsafat, tanggung jawab adalah kemampuan manusia yang menyadari bahwa seluruh tindakannya mempunyai konsekuensi. Menurut Prof. Burhan Bungin, tanggung jawab merupakan restriksi dari kebebasan yang dimiliki oleh manusia tanpa mengurangi kebebasan itu sendiri.

2. Tingkatan tanggung jawab
Untuk memudahkan, tingkatan ini langsung diberikan contoh.
a. Ali mencuri, tetapi ia tidak tahu
b. Budi mencuri karena ia seorang klepto
c. cipluk mencuri karena ia sangka dalam hal ini ia boleh mencuri
d. Darso mencuri karena seseorang mengancam nyawanya
e. Eko mencuri karena ia tidak bisa menahan nafsunya.

C. Etika Komunikasi, Tanggung jawab muatan pesan dan Batas kebebasan media
Dalam sebuah media, sering pengakuan hak publik akan informasi ini mudah disalah gunakan sebagai argumen untuk mengorbankan privacy seseorang atau mengabaikan pra-duga tak bersalah. Penyalahgunaan semacam itu mengundang pernyataan sejauh manakah batas kebebasan pers.
Warga negara hanya bisa berpartisipasi bila mengorganisasi diri untuk menghadapi mereka.  Tujuan pengorganisasian diri ini ialah agar mampu tidak hanya menekan atau mempengaruhi dalam perbaikan kualitas informasi,  tetapi juga kritis dan bisa mencegah manipulasi informasi serta alienasi masyarakat karena informasi yang tidak benar. 
Dengan demikian,  hak publik akan informasi yang benar butuh diperjuangkan,  bukan hanya dituntut dari negara atau para aktor komunikasi.  Asosiasi masyarakat menjadi faktor dinamis dalam menghadapi dan mengim bangi hegemoni pasar. 
Untuk tujuan ini,  mereka harus ikut aktif dalam penyusunan regulasi media.  Selain unsur legislatif,  aktor komunikasi,  pakar media,  juga asosiasi warga negara harus ambil bagian dalam pembuatan legislasi.  Partisipasi dalam penyusunan regulasi adalah bentuk penya-  daran masyarakat akan pentingnya mempertanggungjawab kan kebebasan melalui hukum yang jelas
D. Regulasi Publik dan Prosedural
Etika komunikasi mendorong adanya penyadaran agar masyarakat mengefektifkan dan mengoptimalkan penggunaan jalur hukum. Di kebanyakan negara Eropa Barat, jalan tengah yang ditempuh ialah membentuk komisi independen yang bukan bagian daari pemerintah.
Komisi mandiri itu dimaksudkan untuk regulasi media dalam masalah budaya. Hanya ada beberapa kritik terhadap dibentuknya komisi semacam itu. Tetapi, kritik terhadap komisi justru makin meyakinkan pentingnya dimensi pelayanan publik dari media. Maka kritik tersebut, menurut Boris Libois, bisa dianggap sebagai usulan perbaikan dalam hal prosedur regulasi dan cara perimbangannya.
Perlu perluasan prosedur regulasi agar menjangkau pelaku media yang lebih banyak, para profesional, pengamat-pakar, dan para pengguna. Cara ini akan makin memperkuan legitimasi keputusan dan relevansi  evaluasi politik publik dalam hal media.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar