Dzikra Fanada
14140110240
Kelas B
A. Memahami Kebebasan
1.
Pengalaman tentang kebebasan
Awalnya para filsuf tidak setuju
tentang adanya kebebasan karena mereka melihat dari sisi pengalaman lain.
Namun, terdapat suata pengalaman yang disebut dengan pengalaman batin. Dalam
pengalaman batin, saksinya adalah ‘diri saya sendiri’. Pengalaman ini adalah
apa yang saya alami tentang diri saya dan hal itu tidak pernah terbuka bagi
orang lain. Pengalaman batin itu menyatakan kebebasan saya. Dalam
perbuatan-perbuatan yang saya lakukan saya tahu dengan pasti bahwa saya bebas.
2. Arti
Kebebasan
Menurut Henri Bergson (1859-1941) kebebasan
adalah hubungan antara “aku Konkret” dan perbuatan yang dilakukan. Sedangkan,
menurut Filsuf Perancis Kebebasan merupakan suatu fakta dan diantara
fakta-fakta yang ditetapkan orang tidak ada yang lebih jelas. Ada beberapa arti
kebebasan.
a. Kebebasan Sosial Politik
Subyek kebebasan disini adalah suatu bangsa atau rakyat.
Kebebasan ini juga sebuah produk dari perjuangan sepanjang sejarah.
b. Kebebasan Individual
Subyek dari kebebasan ini adalah manusia perorangan.
3. Anatomi
Kebebasan Individual
a. Kesewenang-wenangan
Bebas diartikan, ia dapat berbuat
sesuka hati
b. Kebebasan Fisik
Bebas diartikan tiada paksaan dan rintangan dari luar. Orang diartikan
mempunyai kebebasan bila ia bisa bergerak kemana saja ia mau tanpa
hambatan siapapun.
c. Kebebasan Yuridis
Kebebasan berkaitan dengan hukum dan haris dijamin oleh hukum.
Kebebasan hukum merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia.
d. Kebebasan Psikologis
Kebebasan psikologis yaitu kemampuan yang dimiliki manusia untuk
mengembangkan serta mengarahkan hidupnya, termasuk didalamnya
yang menyangkut kemampuan kehendak
e. Kebebasan Moral
Kebebasan moral berkaitan dengan kebebasan psikologis, walaupun
tidak sama. Tanpa kebebasan psikologis tidak mungkin terdapat
kebebasan moral. Dalam
keadaan normal kebebasan psikologis akan
disertai dengan kebebasan moral.
f. Kebebasan Eksistensial
Kebebasan eksistensial adalah kebebasan yang menyeluruh yang
menyangkut seluruh pribadi manusia dan tidak sebatas pada salah satu
aspek saja. Kebebasan ini mencangkup seluruh eksistensi manusia.
Kebebasan ini merupakan kebebasan yang tertinggi yang dimiliki
manusia
4.
Masalah-Masalah dalam kebebasan
a. Kebebasan
Negatif dan Kebebasan Positif
- Sebuah pendekatan dalam dalam
menjelaskan arti kebebasan
- Kebebasan Negatif adalah Kebebasan
dari... (freedom from...)
- Kebebasan Positif adalah Kebebasan
untuk... (freedom to...)
b.
Batas-batas Kebebasan
- Faktor dari dalam à Fisik dan Psikis
- Lingkungan à Alamiah dan Sosial
- Kebebasan orang lain à Menghormati kebebasan orang lain
- Generasi-generasi mendatang à Mengingat masa depan
c. Kebebasan
dan Determinisme
- Suatu kejadian mengakibatkan
kejadian lain
- Adanya Penyebab dan Motif
B. Memahami Tanggung Jawab
1. Arti
Tanggung Jawab
Dalam filsafat, tanggung jawab adalah
kemampuan manusia yang menyadari bahwa seluruh tindakannya mempunyai
konsekuensi. Menurut Prof. Burhan Bungin, tanggung jawab merupakan restriksi
dari kebebasan yang dimiliki oleh manusia tanpa mengurangi kebebasan itu
sendiri.
2. Tingkatan tanggung jawab
Untuk memudahkan, tingkatan ini langsung diberikan contoh.
a. Ali mencuri, tetapi ia tidak tahu
b. Budi mencuri karena ia seorang klepto
c. cipluk mencuri karena ia sangka dalam hal ini ia boleh
mencuri
d. Darso mencuri karena seseorang mengancam nyawanya
e. Eko mencuri karena ia tidak bisa menahan nafsunya.
C. Etika Komunikasi,
Tanggung jawab muatan pesan dan Batas kebebasan media
Dalam sebuah media, sering pengakuan hak publik akan
informasi ini mudah disalah gunakan sebagai argumen untuk mengorbankan privacy
seseorang atau mengabaikan pra-duga tak bersalah. Penyalahgunaan semacam itu
mengundang pernyataan sejauh manakah batas kebebasan pers.
Warga negara hanya bisa berpartisipasi bila mengorganisasi
diri untuk menghadapi mereka. Tujuan
pengorganisasian diri ini ialah agar mampu tidak hanya menekan atau mempengaruhi
dalam perbaikan kualitas informasi,
tetapi juga kritis dan bisa mencegah manipulasi informasi serta alienasi
masyarakat karena informasi yang tidak benar.
Dengan demikian, hak
publik akan informasi yang benar butuh diperjuangkan, bukan hanya dituntut dari negara atau para
aktor komunikasi. Asosiasi masyarakat
menjadi faktor dinamis dalam menghadapi dan mengim bangi hegemoni pasar.
Untuk tujuan ini,
mereka harus ikut aktif dalam penyusunan regulasi media. Selain unsur legislatif, aktor komunikasi, pakar media,
juga asosiasi warga negara harus ambil bagian dalam pembuatan legislasi. Partisipasi dalam penyusunan regulasi adalah
bentuk penya- daran masyarakat akan
pentingnya mempertanggungjawab kan kebebasan melalui hukum yang jelas
D. Regulasi
Publik dan Prosedural
Etika komunikasi mendorong adanya penyadaran agar masyarakat
mengefektifkan dan mengoptimalkan penggunaan jalur hukum. Di kebanyakan negara
Eropa Barat, jalan tengah yang ditempuh ialah membentuk komisi independen yang
bukan bagian daari pemerintah.
Komisi mandiri itu dimaksudkan untuk regulasi media dalam
masalah budaya. Hanya ada beberapa kritik terhadap dibentuknya komisi semacam
itu. Tetapi, kritik terhadap komisi justru makin meyakinkan pentingnya dimensi
pelayanan publik dari media. Maka kritik tersebut, menurut Boris Libois, bisa
dianggap sebagai usulan perbaikan dalam hal prosedur regulasi dan cara
perimbangannya.
Perlu perluasan prosedur regulasi agar menjangkau pelaku
media yang lebih banyak, para profesional, pengamat-pakar, dan para pengguna.
Cara ini akan makin memperkuan legitimasi keputusan dan relevansi evaluasi politik publik dalam hal media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar