Minggu, 29 Mei 2016

Manipulasi Media dan Kesadaran palsu, Pornografi dan Kekerasan, serta Propaganda dalam Media/Pers




 

  • Proses kerja media atau pers dalam manipulasi dan menciptakan kesadaran palsu di masyarakat dan publik

Manipulasi

Media memanipulasi lewat iklan. Iklan membuat suatu perspektif audience. Dalam politik, yang dijual adalah calon atau kandidat politik. Iklan-iklan lebih condong ke citra, bukan lebih ke visi misinya. Pada kampanye politik, banyak pesan-pesan yang sengaja dibuat ambigu, akibatnya masyarakat menginterpretasikan secara berbeda-beda.

Image-image simbolik yang diproduksi iklan seperti misalnya kebahagiaan, keharmonisan, kecantikan, kejantanan, gaya hidup modern pada dasarnya merupakan sistem nilai yang dimiliki kelas atau kelompok dominan yang diedukasi dan ditanamkan pada suatu kelompok masyarakat.

Di era globalisasi dan moderninasi peluang untuk memanipulasi informasi secara teknologis semakin besar pada televisi. Dilakukan pada 4 hal berikut:

  1. Teknik penyuntingan
    Contoh : iklan kampanye Nixon pada 1968, dia menggambarkan pesaingnya yaitu Hubert humprey sedang tertawa terbahak-bahak dengan latar belakang perang Vietnam.
  2. Teknik efek khusus
    Contoh : saat kampanye Eisenhower yang pertama itu studio walt Disney memproduksi animasi yang dijuluki iklan I like ike dengan iringan music yang memikat.
  3. Dramatisasi melalui pencitraan visual
    Contoh :iklan kampanye nelson rockfeller, protagonis boneka-boneka ikan.
  4. Teknik memanipulasi gambar melalui komputer

Media massa dan kekuasaan

Melalui media massa kekuasaan dapat menghemoni masyarakat. Kekuasaan pasti mempunyai ideologi tertentu. Media massa dipakai menjadi alat untuk mensosialisasikan ideology tersebut dan membuatnya sebagai kesadaran palsu. Media boleh saja mendukung sebuah pemerintahan dengan ideology tertentu, tetapi media harus transparan dan asional. Media massa menjadi tempat pertarungan berbagai kepentingan yang  ada di masyarakat. Akibatnya bayak tayangan yang tidak berbobot. Penonton tidak diajak untuk berpikir karena mesin-mesin uang kapitalisme yang berada di media massa menghendaki penonton yang tidak kritis. Media massa terlalu rentan dimanfaatkan oleh pemegang saham mereka untuk melayani kepentingan mereka.

Media massa perlu menciptakan ruang publik, yang diisi masyarakat partisiatis untuk mengawasi media massa ini. Dari ruang publik, diharapkan masyarakat secara rasional menata kembali hubungannya dengan negara dan kekuasaan dalam hubungan yang seimbang harmonis dan demokratis. Diharapkan juga, dengan ruang publik, masyarakat kembali memiliki kesadaran dan dapat mengkritisi berbagai situasi di sekitarnya termasuk pengaruh- pengaruh media massa yang terkontamnasi oleh kekuasaan.

 

PORNOGRAFI

Definisi:  pornografi dapat didefinisikan sebagai representasi eksplisit (gambar, tulisan, lukisan, dan foto) dari aktivitas seksual atau hal yang tidak senonoh, mesum atau cabul yang dimaksudkan untuk dikomunikasikan ke publik (R. Ogien, 2003: 31, 47).

Mesum, cabul atau tidak senonoh dipahami sebagai sesuatu yang melukai dengan sengaja rasa malu atau rasa susila dengan membangkitkan representasi seksualitas.

Namun, definisi diatas agak dipertanyakan bila sudah menyangkut masalah representasi mental (kepercayaan, impian, dan ingatan), atau bila terkait dengan objek fisik (pakaian dalam dan perlengkapan objek seksual), atau objek abstrak yang terungkap dalam budaya atau masyarakat tertentu.

Representasi publik tentang pornografi tidak bisa diatakan relative, karena ada acuan pada konsepsi umum tentang seni.

 

Ada beberapa argumen yang digunakan untuk menolak pornografi

  1. Perlindungan terhadap orang muda atau anak-anak.
  2. Mencegah perendahan martabat perempuan.
  3. Mencegah sifat subversifnya yang cenderung menghancurkan tatanan nilai seksual keluarga dan masyarakat.

Pornografi dianggap akan menimbulkan rangsangan seksual sehingga akan mendorong perilaku yang membahayakan atau merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Selain itu, penyebaran pornografi secara meluas dikhawatirkan dapat meningkatkan kekerasan terhadap perempuan.

Menurut teori peniruan, semakin orang sering melihat pornografi, semakin ia terdorong untuk ikut melakukan (ibid., 80). Oleh karena itu, melihat film porno mendorong meningkatnya pemerkosaan.

Penyebab pornografi menjadi sesuatu yang pelik:

  1. Berhadapan dengan masalah kebebasan berekspresi, terutama bila mengandung nilai seni.
  2. Bagaimana menghadapi hak akan informasi.
  3. Bagaimana menjamin hak untuk memenuhi pilihan pribadi, bila pilihan ini tidak melukai orang lain, bahkan bila nilai seni dan pendidikannya dianggap meragukan.

Cara menghadapi tiga masalah diatas:

  1. Mempertimbangkan konsepsi umum tentang seni.
  2. Mempertimbangkan konsepsi moral.
  3. Perlu diperhitungkan reaksi emosional yang ditimbulkan.
  4. Perlu dipertimbangkan pandangan dari berbagai teori psikologi (catharsis, imitasi, dan pembiasaan).

Dalam pornografi, gambar ingin memberikan semua yang ingin diketahui dan langsung tanpa membutuhkan saat untuk merenung. Karena pornografi memiliki prinsip “semua harus sangat kelihatan”.

Dampak dari prinsip tersebut:

  1. Depersonalisasi tubuh.
  2. Tiadanya tuntutan kebenaran.
  3. Tirani terhadap liyan.
  4. Estetika buruk-rupa.

 

EROTISME

  • Menyangkal kemahakuasaan, dalam arti “semua harus kelihatan”, menjadikan keterbatasan kemampuan gambar menjadi celah keberadaan erotisme.
  • Erotisme gambar berkisah pada waktu dan terbuka terhadap kebaruan serta yang tak teramalkan.
  • Dalam erotisme, yang lebih tampak adalah pengungkapan hasrat daripada penonjolan tubuh yang telanjang.
    KEKERASAN DAN PROPAGANDA DALAM MEDIA/PERS

  • kekerasan ke.ke.ras.an
    [n] (1) perihal (yg bersifat, berciri) keras; (2) perbuatan seseorang atau kelompok orang yg menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain; (3) paksaan
  • Menurut Pascal Lardellier, kekerasan sebagai prinsip tindakan yang mendasarkan diri pada kekuatan untuk memaksa pihak lain tanpa persetujuan.
  • Jenis-jenis Kekerasan dalam Media:

  1. Kekerasan Dokumen
  2. Kekerasan Fiksi
  3. Kekerasan Simulasi
  4. Kekerasan Simbolik

 
Propaganda

  • KBBI
                à penerangan (paham, pendapat, dsb) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu.

  • Propaganda media adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan yang disebarkan melalui media massa.
  • Sedangkan media propaganda adalah media yang digunakan sebagai alat untuk propaganda kelompok tertentu.
     
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar