- Proses kerja media atau pers dalam manipulasi dan menciptakan kesadaran palsu di masyarakat dan publik
Manipulasi
Media
memanipulasi lewat iklan. Iklan membuat suatu perspektif audience. Dalam
politik, yang dijual adalah calon atau kandidat politik. Iklan-iklan lebih
condong ke citra, bukan lebih ke visi misinya. Pada kampanye politik, banyak
pesan-pesan yang sengaja dibuat ambigu, akibatnya masyarakat menginterpretasikan
secara berbeda-beda.
Image-image
simbolik yang diproduksi iklan seperti misalnya kebahagiaan, keharmonisan,
kecantikan, kejantanan, gaya hidup modern pada dasarnya merupakan sistem nilai
yang dimiliki kelas atau kelompok dominan yang diedukasi dan ditanamkan pada
suatu kelompok masyarakat.
Di
era globalisasi dan moderninasi peluang untuk memanipulasi informasi secara
teknologis semakin besar pada televisi. Dilakukan pada 4 hal berikut:
- Teknik penyuntinganContoh : iklan kampanye Nixon pada 1968, dia menggambarkan pesaingnya yaitu Hubert humprey sedang tertawa terbahak-bahak dengan latar belakang perang Vietnam.
- Teknik efek khususContoh : saat kampanye Eisenhower yang pertama itu studio walt Disney memproduksi animasi yang dijuluki iklan I like ike dengan iringan music yang memikat.
- Dramatisasi melalui pencitraan visualContoh :iklan kampanye nelson rockfeller, protagonis boneka-boneka ikan.
- Teknik memanipulasi gambar melalui komputer
Media
massa dan kekuasaan
Melalui
media massa kekuasaan dapat menghemoni masyarakat. Kekuasaan pasti mempunyai
ideologi tertentu. Media massa dipakai menjadi alat untuk mensosialisasikan
ideology tersebut dan membuatnya sebagai kesadaran palsu. Media boleh saja
mendukung sebuah pemerintahan dengan ideology tertentu, tetapi media harus
transparan dan asional. Media massa menjadi tempat pertarungan berbagai
kepentingan yang ada di masyarakat.
Akibatnya bayak tayangan yang tidak berbobot. Penonton tidak diajak untuk berpikir
karena mesin-mesin uang kapitalisme yang berada di media massa menghendaki
penonton yang tidak kritis. Media massa terlalu rentan dimanfaatkan oleh
pemegang saham mereka untuk melayani kepentingan mereka.
Media
massa perlu menciptakan ruang publik, yang diisi masyarakat partisiatis untuk mengawasi
media massa ini. Dari ruang publik, diharapkan masyarakat secara rasional
menata kembali hubungannya dengan negara dan kekuasaan dalam hubungan yang
seimbang harmonis dan demokratis. Diharapkan juga, dengan ruang publik,
masyarakat kembali memiliki kesadaran dan dapat mengkritisi berbagai situasi di
sekitarnya termasuk pengaruh- pengaruh media massa yang terkontamnasi oleh
kekuasaan.
PORNOGRAFI
Definisi: pornografi dapat didefinisikan sebagai
representasi eksplisit (gambar, tulisan, lukisan, dan foto) dari aktivitas
seksual atau hal yang tidak senonoh, mesum atau cabul yang dimaksudkan untuk
dikomunikasikan ke publik (R. Ogien, 2003: 31, 47).
Mesum,
cabul atau tidak senonoh dipahami sebagai sesuatu yang melukai dengan sengaja
rasa malu atau rasa susila dengan membangkitkan representasi seksualitas.
Namun,
definisi diatas agak dipertanyakan bila sudah menyangkut masalah representasi
mental (kepercayaan, impian, dan ingatan), atau bila terkait dengan objek fisik
(pakaian dalam dan perlengkapan objek seksual), atau objek abstrak yang
terungkap dalam budaya atau masyarakat tertentu.
Representasi
publik tentang pornografi tidak bisa diatakan relative, karena ada acuan pada
konsepsi umum tentang seni.
Ada
beberapa argumen yang digunakan untuk menolak pornografi
- Perlindungan terhadap orang muda atau anak-anak.
- Mencegah perendahan martabat perempuan.
- Mencegah sifat subversifnya yang cenderung menghancurkan tatanan nilai seksual keluarga dan masyarakat.
Pornografi
dianggap akan menimbulkan rangsangan seksual sehingga akan mendorong perilaku
yang membahayakan atau merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Selain
itu, penyebaran pornografi secara meluas dikhawatirkan dapat meningkatkan
kekerasan terhadap perempuan.
Menurut
teori peniruan, semakin orang sering melihat pornografi, semakin ia terdorong
untuk ikut melakukan (ibid., 80).
Oleh karena itu, melihat film porno mendorong meningkatnya pemerkosaan.
Penyebab
pornografi menjadi sesuatu yang pelik:
- Berhadapan dengan masalah kebebasan berekspresi, terutama bila mengandung nilai seni.
- Bagaimana menghadapi hak akan informasi.
- Bagaimana menjamin hak untuk memenuhi pilihan pribadi, bila pilihan ini tidak melukai orang lain, bahkan bila nilai seni dan pendidikannya dianggap meragukan.
Cara
menghadapi tiga masalah diatas:
- Mempertimbangkan konsepsi umum tentang seni.
- Mempertimbangkan konsepsi moral.
- Perlu diperhitungkan reaksi emosional yang ditimbulkan.
- Perlu dipertimbangkan pandangan dari berbagai teori psikologi (catharsis, imitasi, dan pembiasaan).
Dalam
pornografi, gambar ingin memberikan semua yang ingin diketahui dan langsung
tanpa membutuhkan saat untuk merenung. Karena pornografi memiliki prinsip
“semua harus sangat kelihatan”.
Dampak
dari prinsip tersebut:
- Depersonalisasi tubuh.
- Tiadanya tuntutan kebenaran.
- Tirani terhadap liyan.
- Estetika buruk-rupa.
EROTISME
- Menyangkal kemahakuasaan, dalam arti “semua harus kelihatan”, menjadikan keterbatasan kemampuan gambar menjadi celah keberadaan erotisme.
- Erotisme gambar berkisah pada waktu dan terbuka terhadap kebaruan serta yang tak teramalkan.
- Dalam erotisme, yang lebih tampak adalah pengungkapan hasrat daripada penonjolan tubuh yang telanjang.KEKERASAN DAN PROPAGANDA DALAM MEDIA/PERS
- kekerasan ke.ke.ras.an
[n] (1) perihal (yg bersifat, berciri) keras; (2) perbuatan seseorang atau kelompok orang yg menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain; (3) paksaan - Menurut Pascal Lardellier, kekerasan sebagai prinsip tindakan yang mendasarkan diri pada kekuatan untuk memaksa pihak lain tanpa persetujuan.
- Jenis-jenis Kekerasan dalam Media:
- Kekerasan Dokumen
- Kekerasan Fiksi
- Kekerasan Simulasi
- Kekerasan Simbolik
- KBBIà penerangan (paham, pendapat, dsb) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu.
- Propaganda media adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan yang disebarkan melalui media massa.
- Sedangkan media propaganda adalah media yang digunakan sebagai alat untuk propaganda kelompok tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar