Senin, 21 Maret 2016

Semiotika Dalam Mata Umberto Eco
oleh : Kezia / 14140110199

Umberto Eco ( 5 January 1932 – 19 February 2016), seorang penulis, filsuf, dan ahli bahasa lahir di Italia dari seorang ayah dengan pekerjaan akuntan yang lalu bertugas pada medan perang. Sang ayah mendorongnya untuk menjadi seorang pengacara, namun beliau memasuki University of Turin dan menggeluti bidang filosofi dan literatur Abad Pertangahan. Sepanjang hidupnya sampai kepada kematiannya oleh kanker pankreas, Eco adalah seorang filsuf dan penulis hebat yang memiliki banyak penghargaan dan gelar. Karyanya dan pandangannya terhadap semiotika diterima secara mendunia. 

Eco melihat semiotika dalam pengertian yang cukup berbeda. Eco menekankan peran subjek yang memberikan tanggapan terhadap sesuatu sehingga sesuatu itu menjadi tanda, bukan lagi objek tanpa arti. Menurut Eco, tanda tidak hanya mewakilkan sesuatu, melainkan juga harus ditafsirkan. Dalam penggunaan tanda, Eco juga mengaitkannya dengan kode. Tanpa kode, tanda-tanda suara atau garfis tidak memiliki arti apapun dan dalam pengertian yang paling radikal tidak berfungsi secara linguistik. Di dalam kode terdapat konteks, yaitu kehidupan sosial dan kultural.

Contoh mengenai tanda dan kode adalah, di Australia, ketika seseorang berkata "your shout", berarti seseorang akan membayar/mentraktir untuk semua orang yang bersangkutan. Jadi, suatu tanda bersangkutan dengan situasi kultural dan menghasilkan "informasi tentang satuan kultural". Your shot bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia; your = milikmu dan shout = berseru, sama sekali tidak ada hubungan dengan minuman maupun mentraktir. Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan pengaruh kultural, your shout menjadi sebuah idiom dan diterima secara luas oleh masyarakat di Australia sebagai seruan yang menandakan bahwa seseorang membayarkan seluruh pesanan minuman.

Ada beberapa unsur pokok dalam tipologi (pengelompokan berdasarkan tipe dan jenis) cara pembentukan tanda :
- Kerja Fisik : Upaya yang dilakukan untuk membuat tanda.
- Pengenalan : Objek atau peristiwa dilihat sebagai suatu ungkapan kandungan tanda, seperti tanda, gejala atau bukti.
- Penampilan : Suatu objek atau tindakan menjadi contoh dari jenis objek/tindakan tersebut.
- Replika : Kecenderungan ke arah Ratio Difficilis secara prinsip, tapi mengambil bentuk-bentuk kodifikasi melalui penggayaan. (Contoh : emblim, notasi musik, tanda-tanda matematika.)
- Penemuan : Kasus yang paling jelas dari Ratio Difficilis. Sebagai yang tidak terlihat oleh kode; menjadi landasan suatu kontinuum materi baru.

Eco berpendapat bahwa sistem tanda terbuka dan dinamis, maka ia mengusulkan melalui model Q dan melalui penemuan pembentuk tanda (yang sering diabaikan ahli semiotika konvensional; kecuali dalam karya Kristeva) adalah kebutuhan dalam melakukan peninjauan kemampuan sistem bahasa agar pembaruan dan penyegaran bisa dilakukan.

Dalam bukunya Semiotics and The Philosophy of Language, Eco berpendapat bahwa tanda tidak hanya mewakili sesuatu yang lain (hanya memiliki arti yang tercantum dalam kamus), tetapi juga harus ditafsirkan. Pandangan yang berlaku adalah "interpretant" menurut Pierce, yang mehasilkan semiosis tidak terbatas. Eco berpendapat bahwa kamus sangat konvensional, yang menaruh bahasa pada posisi linguistik, statis, dan tertutup. Dengan demikian, model kamus dalam bahasa tidak dapat menangani semiosis tidak terbatas. Berbeda dengan ensiklopedia yang jaringannya tidak terhingga dan meski tidak pasti tapi memberi peluang bagi unsur-unsur baru.


Sumber : 50 Filsuf Kontemporer : Dari Strukturalisme sampai Posmodernitas, John Lechte.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar