REALITA DAN EKSPEKTASI
REVIEW ARTIKEL (KENYATAAN SEBENARNYA DAN KESAN
SEPINTAS OLEH T. KRISPURWANA CAHYADI)
Kesan
dan Kenyataan adalah dua hal yang terlihat serupa tapi tak sama. Kita sering
menganggap kesan terhadap sesuatu adalah kenyataan tentang sesuatu itu.
Sebenarnya, hal itu merupakan kesalahan yang sering terjadi dalam penilaian
pribadi kita. Kesan tidaklah selalu kenyataan. Tapi kenyataan adalah sesuatu
yang dapat membentuk kesan dan persepsi kita dalam menilai sesuatu.
Artikel yang ditulis oleh T. Krispurwana Cahyadi menceritakan kondisi kota- kota besar yang selalu ‘renovasi’ ketika hendak menerima tamu untuk acara- acara internasional. Kegiatan- kegiatan yang dianggap mengganggu keindahan dan kondisi jalan yang dilewati tamu tersebut ‘dibersihkan’ dari jalan itu. Contoh yang terdapat artikel tersebut menunjukan sikap manusia yang lebih mengutamakan kesan daripada kenyataan. Sebuah pernyataan T. Krispurwana Cahyadi dalam artikel ini membuat kita sadar secara umum ini adalah cara kerja semua orang dalam melakukan sesuatu:
“MENAMPILKAN DIRI SECARA BAIK, AGAR MENDAPATKAN
KESAN BAIK"
SUMBER: youtube.com |
KESAN: DILIHAT DAN DIDENGAR
Sebelum mengetahui perbedaan antara kesan dan
kenyataan, kita harus mengenal yang berasal dari dalam diri kita yaitu kesan. Kesan merupakan suatu penilaian
yang berasal dari diri manusia. Kesan kita terhadap sesuatu membentuk persepsi
atau penilaian kita. Ketika kesan sudah memengaruhi cara berpikir kita, sikap
dan penilaian kita menjadi sangat subjektif terhadap sesuatu itu. Kejadian atau
perilaku orang lain yang kita lihat dan kita dengar membentuk kesan pertama
kita terhadap kejadian atau orang tersebut.
Penilaian kita sebelum mengenal seseorang atau sesuatu lebih jauh menjadi kerangka berpikir kita. Hal pertama yang muncul ketika melihat orang atau sesuatu adalah penilaian kita yang muncul dari kesan terhadap orang atau sesuatu itu. Kesan dapat ikut berubah ketika kita mengenal orang atau sesuatu itu lebih jauh. Jika kesan kita berubah terhadap seseorang atau sesuatu maka penilaian dan gambaran kita terhadap objek itu tentu ikut berubah.
Artikel ini menjelaskan bahwa sebuah kesan
sangatlah penting dalam setiap penilaian yang dilakukan manusia. Banyak orang
akhirnya berlomba- lomba membuat citra baik di depan semua orang agar dinilai
baik. Kesan baik menimbulkan timbal balik yang baik pula di masyarakat mulai
dari sikap, penghargaan dan penghormatan. Image
building sengaja dilakukan untuk mendapatkan hal- hal tersebut. Jika
masyarakat melihat orang dengan sikap kurang baik dan sikapnya tersebut kurang
dari standar baik masyarakat tersebut maka mereka kurang mau memberikan sikap
baik apalagi penghargaan dan penghormatan terhadap orang itu.
Kesan dapat mengaburkan kenyataan karena lebih
menilai sesuatu dari segi fisik dan tidak melihat kontennya. Tidaklah salah
bila kita menilai sesuatu dari fisik atau dari yang terlihat namun, berhenti
menilai sampai yang terlihat saja adalah tindakan yang kurang tepat. Penilaian
kita menjadi tidak berimbang dan malah mungkin menjadikan kita berpikir negatif
terhadap sesuatu atau seseorang.
Pembentukan kesan tentunya tak lepas dari suatu
kepentingan. Setiap kesan yang dibentuk tentu memilki tujuan. Tujuan untuk
mendapatkan pujian, penghargaan, dan penghormatan adalalah sebagian kecilnya.
Contoh lainnya sebuah perusahaan roti tentunya akan membuat kesan rotinya
adalah roti terenak dan sangat pantas untuk dibeli. Kadang kita terlalu
terpesona pada kesan kita terhadap sesuatu. Kita lupa bahwa kenyataannya tidak
seindah kesannya. Contohnya ketika kita terlena pada kesan roti enak dan layak
untuk dibeli kita sebenarnya lupa pada kenyataan bahwa roti itu terlalu mahal
untuk ukuran roti pada umumnya. Kesan diperlukan untuk memberikan suatu
gambaran teretentu tapi janganlah kita terlalu terlena pada kesan.
PERBEDAAN KESAN DAN KENYATAAN
SUMBER: www.kampusholic.blogspot.com |
Kesan memang diperlukan dalam kehidupan manusia. Namun tidak sembarang kesan bisa berguna. Kesan yang semu dapat membuat penggambaran realitas yang semu juga. Realitas semu bukanlah kenyataan. Kenyataan adalah hal yang benar- benar ada. Oleh karena itu, kita harus mewaspadai dan mengkritisi realitas semu ini. Janganlah kita berhenti pada kesan, teruslah mencari sampai kita menemukan kenyataan yang sebenarnya.
Kita harus memegang prinsip untuk tidak terlalu
percaya pada pengamatan visual saja. Kita harus bisa menilai yang tak terlihat
dan berupa fakta. Hal ini dikarekan sifat kesan yang tidak dogmatis. Jika kesan
dogmatis muncul maka kesan tersebut akan menyesatkan dan membutakan. Kedua,
sifat historis sebuah kesan harus dipertimbangkan. Jika kesan hanya selintas
dan dijadikan acuan maka kesan itu tidak bernilai. Suatu jejak historis dapat
dijadikan acuan, tapi jejak historis juga tidak dapat berguna jika kenyataan
yang ada direkayasa. Rekayasa dapat menimbulkan kesan baik namun menyembunyikan
kenyataan yang benar dan sah.
Harus kita akui untuk menemukan realitas memang
tidak mudah, kita harus mencari hingga menemukan fakta dan mengolahnya sehingga
berimbang untuk menjadi kenyataan. Kita harus berhati- hati agar tidak terjebak
dalam realitas semu yang palsu. Memang melelahkan namun dibalik semua itu, kita
dapat melihat dan merasakan proses penyadaran diri terhadap kenyataan yang
sesungguhnya. (LK)
LIVIA KRISTIANTI
14140110102
SUMBER ARTIKEL:
Kenyataan Sebenarnya dan Kesan Sepintas- T. Krispurwana Cahyadi (1995)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar