Kamis, 24 Maret 2016

Rasionalisme dan Empirisme

Kezia Mariska - 14140110212
Pertemuan 2 - 23 Februari 2016

Sumber foto: https://teamtiffa.wordpress.com/2013/03/20/definisi-perbedaan-dan-contoh-penerapan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/

Dari mana pengetahuan itu berasal? Dari mana Anda mengetahui sesuatu itu benar? Secara epistemologi, terdapat dua pandangan dalam memahami sebuah kebenaran, yaitu:

      1.      Rasionalisme

  •      Berkembang di Eropa
  •      Tidak memerlukan panca indra
  •      Tidak perlu diuji karena Anda sudah percaya
  •      Menggunakan akal budi
  •      Menganalisa
  •      Adanya koherensi (berkaitan dan logis)


      Tokoh pelopor Rasionalisme adalah Descartes. Ia percaya pada logika yang pasti dan jelas. Ia tidak percaya inderawi karena menyesatkan. Pandangan rasionalisme Descartes juga didukung dengan pernyataannya yang mendunia, "I think therefore I am".

      2.      Empirisme

  •      Berkembang di Inggris
  •      Harus diperlukan bukti atau sumber karena sesuatu hal bisa saja sesat atau menipu
  •      Bukan hanya percaya secara akal budi, tetapi harus secara fisik
  •      Mengandalkan panca indera
  •      Pengetahuan adalah pengalaman
  •      Adanya korespondensi (apa yang dilihat dan dipersepsikan sesuai dengan kenyataan)

Seiring perkembangan zaman, kedua pandangan tersebut sering menimbulkan perdebatan. Pandangan kritisisme kemudian hadir menengahi pandangan  rasionalisme dan empirisme. Kritisisme adalah penggabungan dua pandangan yang bertentangan. Kritisisme menghindarkan diri dari sifat sepihak rasionalisme dan dari sifat sepihak empirisme. Tokoh pelopor kritisisme adalah Immanuel Kant yang menganggap rasionalisme dan empirisme sama sama baik dan bisa menjadi sempurna.

Sumber:
Pembahasan bersama di pertemuan kedua, Selasa, 23 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar