Minggu, 27 Maret 2016

Kenyataan Sebernarnya dan Kesan Sepintas

Setiap orang berjalan-jalan ke Yogyakarta, di jalan utama yogya dibersihkan dari berbagai pemandangan yang kurang “berhati nyaman”, misalnya pedagang kaki lima. Gejala tersebut memang sudah biasa dan wajar terjadi. Sehingga kali pagi-pagi sudah ada yang memberikan pengumuman supaya warung di perangkat usaha pedagang kaki lima serta berbagai hal lain yang tidak begitu sehat bagi pemandangan disingkirkan, orang pasti lalu akan berkomentar “pasti akan ada tamu,” ketika tamu tersebut dan lewat, kaki lima dan jalanan memang terlihat bersih dan rapi.

Demi suatu kesan kadang kita menutupi kenyataan yangsebenarnya. Demi suatu kesan cantik, kadang kita memakai make-up atau operasi plastik yang mencoba memoles wajah yang sebenarnya. Demi dianggap bagai orang ramah, sering kita memasang senyum kepada banyak orang. Tak heranlah salah satu kriteria kesiapan kita menerima wisatawan mancanegara adalah kesedian kita untuk mau tersenyum kepada mereka.seperti itulah yang terjadi, bahkanmungkin sudah menjadi program kerja kita menampilkan diri secara baik, agar mendapatkan kesan baik.

Munculnya sebuah kesan
Kesan sangat mempengaruhi penilaian.ketertarikan pada seseorang sering ditentukan oleh kesan ketika melihat orang tersebut.kesan menentukan persepsi orang dalam menilai dan menanggapi sesuatu, bahan sikap kita terhadap sesuatu juga ikut dipengaruhi oleh kesan yang kita dapatkan.
Misalnya pada saat melihat orang dilayar televisi dengan gaya wicara yang tidak jelas dan terbata-bata, seperti orang ngantuk, kita akan langsung mengatakan bahwa orang itu tidak bisa biacara. Mendengar orang yang mudah mengutip pendapat atau petunjuk orang lain, kita akan berkesan bahwa dia tidak punya pendirian. Kesan akan muncul ketika melihat penampilan atau sikap yang ditunjukkan orang lain.

Kesan yang kita berikan atas penampilan atau sikap yang ditampakan oleh orang lain, menjadi kriteria penilaian atau persepsi kita atas orang itu. Akibatnya, setiap melihat orang itu, langsung persepsi kita muncul dan secara apriori menjadi kerangka penilaian kita. Kesan kita terhadapnya menjadi gambaran tentang orang itu didalam benak kita.

Kesan itu sangat penting. Karena kesan itu akan menentukan penilaian dari persepsi, maka lalu ada kecenderungan untuk mau dianggap dan dinilai baik oleh orang lain. Kesan baik yang kita tampilkan akan membuat dia menganggap kita in baik. Bhakan kesan baik itu akan menumbuhkan sikap baik, penghargaan dan penghormatan padanya. Sebaliknya kalau kesan terhadap kita kurang baik, orang lain juga akan kurang mau menghargai dna menghormatikita sebagai orang baik. Tak heranlah kalau tidak begitu mudah orang untuk meneria, apalagi menghargai, mereka yang berwajah hitam dan kekar itu.

Permasalahannya adalah bahwa kesan yang akan sesuatu lebih didasarkan pada segi penampilan dan segi visual saja. Jika kita meilhat sesuatu itu baik maka akan dikatakan baik. Kalo dilihat secara visual saja memang tidak jelek. Namun jika kita berhenti pada visual saja akan membuat kesan yang sudah kita katakana tidak sepenuhnya tepat. Jadi kita harus mendalami apa yang kita lihat baru dapat menampilkan kesan yang sebenarnya. Kesan kita dipengaruhi oleh apa yang tampak pada saat kita melihat. Kesan kita muncul dari apa yang kita lihat secara sepintas. Merupakan suatu masalah pula kalau kesan yang kita dapatkan terlalu dipengaruhi oleh unsur kepentingan. Kesan kita akan suatu penampilan visual seringkali tergantung pada perasaan yang tumbuh pada saat kita melihat penampilan itu.rasa kagum dan bangga akan data statistic keberhasilan pembangunankadang akan membuat kita berkomentar lantang di mana- mana bahwa program pembangunan berhasil. Kekaguman dan kebanggaan muncul, tanpa mempersoalkan kembali apakah data itu valid dan betapa angka, statistic dan grafik punta potensi besar untuk menipu, karena tidak bisa secara persis menggambarkan kenyataan yang sebenarnya, kenyataan hidup proses.

Kesan dan Kenyataan

Kesan belum tentu menggambarkan kenyataan. Kalau kita hanya berpegang teguh pada kesan, apalagi kesan sekilas bisa membuat pengamatan, persepsi dan penilaian kita menjadi tidak tepat, karna tidak memahami kenyataan yang sebenarnya. Pengenalan akan sesuatu tidak bisa memulai dengan “kepala kosong”, tanpa isi danbayangan sapapun. Kesan memang diperlukan. Untuk itu terhadap sebuah kesan yang kita dapatkan pun kita harus perlu hati-hati dan secara sehat mewaspadai dan bersikap kritis terhadapnya.

Janganlah berhenti hanya pada kesan. Jangan hanya puas dengan hipotesa. Kalau hanya dengan sebuah kesan lalu kita merasa sudah mengenal realitas, maka kita mengingkari sifat realitas yang holistis, kompleks, dan multidimensi. Untuk itu prinsip pertama yang perlu dipegang adalah jangan terlalu percaya pada pengamatan visual apalagi pengmatan visual sepintas. Kesan sepintas secara visual sama seperti orang-orang melihat foto. Foto seseorang penguasa atau penguasa memberikan sumbangan sosial yang dimuat di media massa memberikan kesan bahwa beliau itu berjiwa sosial dan mempunyai sikap solidaritasyang tinggi, akibat persepsi atau gambaran lain tentang tokoh tersebut.

Kesan yang kita simpulkan haruslah berdasar pada kenyataan historis. Kalau kesan kita hanya dari hasil renungan kontemplatif atau gagaan spekulatif atas realitas, kesan tersebut tidak akan berarti apa-apa. harus diakui memang mengangkap kesan dan memahami realitas  memang tidak mudah. Keuletan dan mencari data danfakta serta dalam mengolah data dan fakta amat diperlukan.

Berhenti dan hanya percaya pada kesan sepintas itu hanyalah gejala dari orang yang tak mau tahu, apatis akan realitas. Biasanya dan bisa jadi mereka itu hanya mau peduli dengan realitas sejauh realitas itu menguntungkan dan memberikan kemudahan baginya. Orang yang seringkali berpegang pada kenyataan yang sebenarnya dan kesan yang setepatnya, justru adalah mereka yang kalah. Dorongan untuk menggali kenyataan cenderung mati sebelum ditumbuhkan.

Bella Anastasya Achita Putri
14140110099

sumber: Kenyataan Sebenarnya dan Kesan Sepintas - Basis, November 1995 / T. Krispurwana Cahyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar