Bella Fladiner
14140110359
Istilah filsafat berasal
dari bahas Yunani Kuno yaitu philosophia dan
philosopos yang
artinya “ orang yang cinta pada kebijaksanaan” atau “Cinta pada
pengetahuan”. Filsafat identik dengan metode berpikir yang selalu
mempertanyakan segala sesuatu secara kritis dan mendasar. Adapun
pertanyaan muncul dari rasa ingin tahu manusia (homo
curiosus) terhadap dunia dan
dirinya. Ada juga bentuk pertanyaan sehari-hari (pertanyaan
sederhana) dengan pertanyaan mendalam (pertanyaan serius) memberikan
jawaban yang berbeda.
Ada
beberapa pengertian yang bisa digunakan untuk memahami apa itu
filsafat, yaitu.
- Filsafat sebagai upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan: sumber pengetahuan, hakikat pengetahuan, keabsahan serta nilai-nilainya. (Bidang filsafat yang membahas masalah pengetahuan disebut epistemologi).
- Filsafat sebagai upaya melukiskan hakikat realitas paling akhir serta paling dasar yang diakui sebagai satu hal yang nyata. Filsafat mencoba mencari sifat hakiki dari eksistensi manusia. Karena filsafat mempertanyakan hakikat realitas (esensialis), maka pencarian filsafat ini sering memasuki dimensi kepercayaan. Misal: kepercayaan adanya Tuhan sebagai zat yang mmenciptakan semua realitas di alam semesta ini.
Aristoteles
memasukkan ke dalam bidang filsafat diantaranya, logika,
estetika, psikologi, filsafat politik, fisika,
dan matematika. Ia
mengelompokkan bidang filsafat menjadi tiga bagian, yaitu.
- filsafat spekulatif/ilmu-ilmu teoritis
- filsafat praktis/ilmu-ilmu praktis
- filsafat/ ilmu produktif.
Berpikir
secara filosofis ialah berpikir dengan ketat, dengan mempertimbangkan
penalaran atau penarikan kesimpulan secara hati-hati. Berpikir secara
filosofis adalah memberikan penjelasan tentang dunia, manusia, segala
sesuatu, juga bagaimana cara manusia mengetahui.
Filsafat
memerlukan bermacam-macam metode (hermeneutika, dialektika,
fenomenologi, semiotika, dan lain-lain) lantaran filsafat bertugas
“menerjemahkan” atau menginterpretasikan semua bentuk pengalaman
manusia. Filsafat tidak hanya bersifat empiris, karena berupaya
menemukan gambaran koheren perihal berbagai pengalaman, kalau perlu
menarik kesimpulan yang mengatasi pengalaman itu sendiri. Filsafat
ilmu pengetahuan, salah satu misal, berupaya untuk bersifat kritis
terhadap semua bentuk pemikiran serta asumsi-asumsi yang mendasari
pemikiran atau metode yang digunakan. Meskipun filsafat tidak begitu
akrab dengan menggunakan metode eksperimenmatematis (positivisme),
tetapi pembahasan tentang logika dan metodologi adalah bidang yang
berada di bawah payung filsafat (khususnya epistemologi).
Walau
filsafat selalu dianggap abstrak, mengawang, atau tidak membumi, tapi
filsafat mempunyai manfaat praktis yang cukup luas dan berjangka
panjang. Manfaat belajar filsafat ialah belajar filsafat secara
mendalam akan membentuk kemandirian intelektual, membangun sikap
toleran terhadap perbedaan sudut pandang, dan membebaskan diri dari
jeratan dogmatisme. Filsafat bisa membentuk pembelajar untuk berpikir
kritis. Berpikir kritis berarti tidak menerima begitu saja suatu
pendapat yang didasari pada otoritas, juga selalu mempertanyakan
asumsi-asumsi yang ada dalam penjelasan atau alasan yang dikemukakan.
Filsafat membawa kita pada pemahaman dan pemahaman itu bisa membawa
kita untuk bertindak lebih layak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar