Jumat, 25 Maret 2016

ETIKA DAN FILSAFAT : Kenyataan Sebenarnya dan Kesan Sepintas



Agnes Chyntia - 14140110410

pada umumnya, demi mendapatkan suatu kesan kadang kita harus menutupi kenyataan yang sebenarnya. misalnya, demi terkesan mewah dan berkepunyaan, kadang ada orang yang menutupi kenyataan sesungguhnya yang tidak sesuai dengan kesan yang ditampilkannya dengan cara rela membeli barang-barang mahal, makan di restoran ternama, dan sebagainya.

sebuah kesan sangat mempengaruhi penilaian. penilaian orang lain terhadap diri kita maupun sebaliknya. kesan merupakan hal penting karena kesan itu yang akan menentukan penilaian dan persepsi. maka banyak sekali ditemukan di sekeliling kita bahwa banyak orang yang berkecenderungan untuk mau di anggap dan dinilai baik oleh orang lain. kesan  kita dipengaruhi oleh apa yang tampak pada saat kita melihat. kesan kita biasanya akan muncul pada apa yang kita lihat secara sepintas.

kesan akan menjadi suatu masalah jika kesan yang kita dapatkkan terlalu dipengaruhi oleh unsur kepentingan. kesan diperlukan untuk memberikan suatu gambaran tertentu. kesan yang baik akan menumbuhkan gambaran yang baik. senyum yang ramah akan membuat orang berpikir bahwa kita adalah orang yang gaul dan ramah. itulah yang menjadi alasan mengapa orang ingin menampilkan kesan yang baik dihadapan orang lain. tentu dibalik alasan tersebut adalah sebuah kepentingan untuk bisa mendapatkan keuntungan tersendiri di dalamnya.

Kesan dan Kenyataan  
sebuah kesan belum tentu menggambarkan sebuah kenyataan. kita perlu memahami kenyataan yang sebenarnya. jika kita memiliki kesan akan realita yang ada kita sudah mempunyai hipotesa sebagai titik pajak dalam usaha mengamati realitas itu sendiri. untuk itu, terhadap sebuah kesan yang kita dapatkan, kita perlu berhati-hati dan secara sehat mewaspadai dan bersikap kritis.
prinsip utama yang perlu dipegang adalah jangan terlalu percaya pada pengamatan visual apalagi pengamatan visual sepintas, karena yang visual seringkali bersifat lamis atau memakai "topeng" yang menyembunyikan fakta didalamnya.

kesan bukanlah suatu hal yang dogmatis. dan realitas bukanlah sesuatu yang statis, realitas selalu berubah. harus diakui, menangkap kesan dan memahami realitas bukanlah hal yang mudah,  maka dari itu kesan perlu berdasar dan mengakar pada situasi historis realitas yang ada.

sumber:
  • fotocopy paper [ Krispurwana Cahyadi ], Kenyataan Sebenarnya dan Kesan Sepintas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar