Anisa Novianti
141401102017
Secara kebahasaan, epistemology ini berasal
dari bahasa Yunani, yaitu episteme yang
berarti pengetahuan dan logos yang
berarti ilmu atau teori sehingga dapat diartikan bahwa epistemology merupakan teori pengetahuan dan pada dasarnya
merupakan “suatu cara evaluatif dan kritis tentang pengetahuan manusia”
Lalu, sejumlah tokoh rasional berpandangan
bahwa sumber pengetahuan tersebut adalah rasio. Atau dengan kata lain,
rasionalisme ini menempatkan posisi akal sebagai sumber utama bagi pengetahuan
B. Sumber Pengetahuan
(yang disimpulkan oleh Hospers dan Honderich
1. Persepsi : hasil tanggapan indrawi terhadap
fenomena alam
2. Memory / Ingatan : pengalaman langsung maupun
tidak langsung harus didukung oleh ingatan agar hasilnya dapat tersusun menjadi
suatu pengetahuan
3. Reason (Akal/Nalar) : akal diterima sebagai
sumber pengetahuan, sedangkan penalaran
merupakan hal yang paling dasar dari adanya pengetahuan. Maka, penalaran adalah
proses yang harus diselesaikan dengan menarik kesimpulan.
4. Intropeksi : sebagai sumber pengetahuan karena
manusia memperoleh pengetahuan ketika ia mencoba melihat ke dalam dirinya
5. Intuisi : kemampuan yang mengatasi rasio atau
kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan secara tiba-tiba atau langsung
6. Otoritas : memegang peran penting sebagai sumber
pengetahuan. Dan disisi lain, beralih melalui justifikasi ilmiah
7. Prakognisi : kemampuan untuk mengetahui suatu
peristiwa yang akan terjadi
8. Clairvoyance : kemampuan mempersepsi suatu
peristiwa tanpa menggunakan indra
9. Telepati : kemampuan berkomunikasi yang
dilakukan hanya dengan kemampuan mental
C.
Model
penalaran :
1.
Induksi : Dasar empiris (khusus) -> teori (umum)
2.
Deduksi : Teori (umum) -> dasar empiris
(khusus)
3. Abduksi : pembuktian secara silogisme, dan tidak
memberikan kepastian mutlak
4. Dialektika : menggunakan metode dialog dan
menuntut seseorang agar mengajukan pertanyaan
- Kebenaran empiris
(verifikasi dan falsifikasi)
(verifikasi dan falsifikasi)
- Kebenaran logis-matematis
(koherensi dan konsistensi)
(koherensi dan konsistensi)
- Kebenaran etis
(ditentukan oleh nilai moral)
(ditentukan oleh nilai moral)
- Kebenaran metafisik
tidak dapat dibuktikan, tetapi diterima sebagai keyakian mendasar
tidak dapat dibuktikan, tetapi diterima sebagai keyakian mendasar
1. Epistemology Metafisis
“Yang dimengerti itu real, dan yang real itu dimengerti” Epistemologi ini
didasari atas asumsi metafisis
2. Epistemologi Skeptis
Sebagai upaya untuk menemukan metode yang pasti sehingga filsafat pengetahuan
muncul untuk mengatasi perbedaan dan pertentangan yang terjadi. Metode ini juga
tersusun dengan langkah-langkah yang logis
3. Epistemologi Kritis
Pengetahuan, teori, metode yang ada itu dikritisi dicari kelemahannya,
dan selanjutnya dirumuskan ke dalam metode baru (cara berpikir baru yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan lebih rasional)
Tujuan belajar epistemologi ini
sebenarnya bukan untuk menjawab suatu pertanyaan, melainkan menemukan
syarat-syarat yang memungkinkan seseorang bisa tahu. Asumsi epistemologi ini
memengaruhi pandangan tentang realitas yang ada, termasuk pandangan dan
nilai-nilai yang tidak dinyatakan secara eksplisit. Selain itu, epistemology dapat
membantu memahami berbagai bentuk pengetahuan dan membentuk pemahaman yang
lebih holistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar