Minggu, 27 Maret 2016

EPISTEMOLOGI

A.     PENGERTIAN EPISTEMOLOGIS

Istilah epistemology itu pertama kali digunakan oleh J.E Ferrier pada tahun 1954 untuk membedeakan dengan cabang filsafat lainnya yaitu ontolgi. Menurut kebahasaan epistemology ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Episteme dan logos. Kata pertama berarti pengetahuan (knowledge) dan kata kedua teori (theory). Jika digabungkan Epistemologi asalah teori pengetahuan (theory of knowledge).
Secara terminologis menurut D.HUnnex bisa diartikan Epistemologis adalah cabang filsafat yang membahas sifat dasar, sumber, dan validitas pengetahuan. Fokus pembhasan nya asalah pokok-pokok persoalan seperti : dari mana manusia memperoleh pengetahuan atau apa sumber pengetahuan itu ?.
Jadi, Epistemologis kita dapat memahami bahwa satu upaya evaluative dan kritis tentang pengetahuan (knowledge ) manusia.

B.     SUMBER PENGETAHUAN

Sumber pengetahuan ialah apa yang menjadi titik-tolak atau apa ayang merupakan objek pengetahuan itu sendiri.sumber itu berasal dari dunia ekternal, internal dan kemampuan subjek. Menurut Aristoteles sumber pengetahuan itu adalah rasio. Dengan kata lain rasionalisme menempatkan posisi rasio (akal) sebagai sumber terpecaya dan utama bagi pengetahuan.
Kaum rasionalis percaya bahwa proses pemikiran abstrak dapat mencapai pengetahuan dan kebenarakn fundamental yang tidak dapat disangkal.  Menurut mereka juga realitas dan beberapa kebenaran tentang realitas bisa dicapai tanpa tergantung pada pengetahuan atau tanpa penggunaan metode empiris, pengetahuan disebut a priori a=dari, priori= yang mendahului.
Aristoteles juga berpandangan jika sumber pengetahuan berasal dari pengalaman. Ilmu pengetahuan juga didasarkan atas empiris dan eksperimental, sehingga kebenaran dapat dibuktikan. Epirisme dalam ilmu pengetahuan ini dalam perkembangan berkembang menjadi aliran positivisme,yang memutuskan pembeda antara ilmu pengetahuan dengan non ilmu melalui verifikasi.
Betrand Russell membedakan sumber pengetahuan menjadi dua yaitu pengetahuan melalui pengalaman (knowledge) yang diperoleh dari data inderawi, benda-benda memori, keadaan internal, diri kita sendiri. Pengethuan melalui deskripsi yaitu pengetahuan yang melalui deskripsi yang diperoleh dari orang lain, benda-benda fisik.
Menurut Ted Honderich, sumber pengetahuan itu berasal dari rasionalisme dan empirisme. Selain dua itu, Ted memasukan sumber-sumber pengetahuan yakni memory, instrospection, precognition serta sumber-sumber lainnya
1.      Persepsi yaitu hasil tanggapan inderawi terhadap fenomena alam. Yang istilah lebih umum dari persepsi ini adalah empiris dan pengalaman. Ciri pokok pengalaman yaitu pertama, pengalaman inderawi selalu berhubungan dengan objek tertentu di luar si pengamat. Kedua, pengalaman manusia tidak seragam. Ketiga, pengalaman manusia terus berkembang.
2.   Ingatan. Pengetahuan ini pasti memerlukan ingatan agar hasil dari pengalaman itu dapat disusun secara logis dan sistematis (menjadi pengetahuan). Ini berhubungan epistemology realism yang terbagi menjadi dua realisme langsung dan realism tak langsung. Ada dua syarat agar ingatan ini dapat dikatakan sumber pengetahuan yaitu perlu ada kesaksian orang lain bahwa ingatan dan pengalaman masa lalul saya itu benar adanya, ingatan itu kosisten dan bernilai pragmatis (dapat memecahkan masalah).
3.  Akal atau nalar. Akal adalah hal yang paling mendasar bagi kemungkinan adanya pengetahuan. Nalar adalah proses yang harus dilalui dalam menarik kesimpulan. Berhubungan errata dengan metode dengan logika. Logika ini digunakan untuk membedakan antara argument-argumen yang masuk akal dengan yang tidak masuk akal.
4.  Introspeksi. Di mana manusia mendapatkan pengetahuan ketika ia mencoba melihat ke dalam dirinya. Ini untuk memandang ke dalam pikiran atau mental seseorang atau diri sendiri.
5.   Intuisi. Yaitu tenaga rohani, suatu kemampuan yang mangatasi rasio, kemampuan untuk menyimpulkan serta memahami secara mendalam. Pengenalan terhadap sesuatu secara langsung dan bukan melalui inferensi logis (deduksi-induksi). Digunakan untuk mendapatkan pengetahuan secara tiba-tiba dan secara tiba-tiba dan secara langsung.
6.     Otoritas. Mengacu pada individu atau kelompok yang dianggap memiliki pengetahuan sahih dan memiliki legitimasi sebagai sumber pengetahuan.
7.      Prakognisi. Kemampuan untuk mengetahui sesuatu peritiwa yang terjadi .
8.       Claivoyance. Kemampuan mempersepsi suatu peristiwa tanpa menggunakan indra.
9. Telepati. Kemampuan berkomunikasi tanpa menggunakan suara atau tanpa menggunakanbentuk simbolik lain.

C.     MODEL-MODEL PENALARAN

Ada empat model penalaran yaitu Induksi, Deduksi, Abduksi, Dialektika.
1.      Induksi. Ialah proses penalaran atau penarikan kesimpulan di mana benar-tidaknya tesis (pernyataan/proposisi) ditentukan oleh pengalaman. Proses induksi induksi itu mulai dari seperangkat fakta yang diobservasi secara khusus lalu ditarik pernyataan bersifat umum tentang fakta dari seperangkat sebab tertentu menuju pada akibat.
Ada dua jenis pengalaman yaitu pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Cara kerja induksi dapat bertolak dari kedua jenis ini. kebenaran dan kesalahan penarikan kesimpulanpada penalaran ini ditentukan oleh pengalaman (fakta), baik melalui verifikasi atau falsifikasi. Pernyataan atau klaim empiris disebut dengan pernyataan a posteriori. Metode induksi mendasarkan pengetahuan pada observasi tentang realitas yang dapat diindra dan menolak realotas metafisika masuk je dalam wilayah ilmu pengetahuan.
2.      Deduksi. Ialah penalaran yang bertolak dari generalisasi (hal yang umum) lalu kita rumuskan kesimpulan yang lebih khusus. Cara kerja ilmu-ilmu a priori (ilmu pasti: matematika, logika). Pernyataan atau klaim deduktif disebut juga dengan klaim a priori. Kebenaran dan kesalahan klaim a priori tidak ditentukan oleh pengamatan (pengalaman). Dalam penalaran ini istilah valid sering digunakan. Istilah ini berkaitan dengan struktur atau bentuk dari suatu argument deduktif, bukan tentang kebenaran dan kesalahan premis dan kesimpulan.
3.      Abduksi. Ialah sebuah bentuk pembuktian berdasarkan silogisme. Penalaran ini tidak memberikan kepastian yang mutlak. Ini adalah salah cara pembuktian yang memungkinakan hipotesa-hipotesa dibentuk.
4.      Dialektika. Penalaran ini menggunakan metode dialog, Socrates mengajak orang untuk mengajukan pendapat. Proses dialektis terdiri dari tiga tahap: (1) tesis, (2)antithesis, (3) sintesis.

D.     STRUKTUR PENGETAHUAN

1.      Objektivitas
2.      Subjektivisme
3.      Skeptisisme
4.      Relativisme
5.      Fenomenalisme

E.      BATAS DAN JENIS PENGETAHUAN

Tentang (kriteria) batas pengetahuan, ada beberapa aliran/pandangan yang berbeda dan ini berkaitan erta dengan apa yang menjadi sumber pengetahuan bagi aliran tersebut. Batas pengetahuan ditentukan pula oleh alat yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan itu. Jenis pengetahuan menurut Prof. Dr.Rasyidi  yaitu: pertama, pengetahuan tentang benda-benda.  Kedua, pengetahuan tentang pikiran (mind) orang lain. Ketiga, pengetahuan tentang pikiran kita sendiri. Keempat, pengetahuan tentang nilai-nilai (etika dan estetika)dan kelima, pengetahuan tentang tuhan.

F.      MACAM-MACAM (JENIS-JENIS) EPISTEMOLOGI

1.     Epistemologi Metafisis = pengetahuan bertolak dari pandangan tentang metafisika (realitas) yang dianggap mendasari semua realitas. 
2.    Epistemologi Skeptis = pengetahuan dapat mengatasi berbagai perbedaan dan pertentangan pendapat yang muncul.
3.    Epistemologi Kritis = pengetahuan, teori, metode, dan cara berpikir yang (lama) dikritisi, artinya dicari kelamahan/ kekurangan, kemudian diupayakan untuk merumuskan metode baru: cara perpikir baru yang dapat dipertanggungjawabkan dengan lebih rasional.

G.     ALASAN BERLAJAR EPISTEMOLOGI

1.    Pertimbangan strategis karena ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi unsur yang dominan dalam zaman modern
2.  Berkaitan dengan ontologis dan aksiologis yang biasanya tersembunyi. Memperngaruhi pandangan tentang realitas yang ada, termasuk pandangan religious dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam ilmu pengetahuan itu.
3.    Membantu peserta didik memhami berbagai bentuk pengetahuan, dan memahami kekuatan dan keterbatasannya sehingga terbentuk pemahamn yang lebih holistic.

Bella Anastasya Achita Putri
14140110099

Sumber : Buku Filsafat Ilmu Klasik hingga Kontemporer/ Akhyar Yusuf Lubis. Bab 2: Epistemologi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar