Minggu, 29 Mei 2016

Manipulasi Media dan Kesadaran palsu, Pornografi dan Kekerasan, serta Propaganda dalam Media/Pers

Adhyra Ramadiani 14140110360

Seorang jurnalis haruslah memberikan informasi dengan sebenar-benarnya. Namun, saat ini pers sering menampilkan berita yang memiliki kesan negatif sehingga isu yang ditampilkan tentu harus dikaji dan dipertanyakan sekali lagi. Hal-hal negatif ini berputar pada masalah manipulasi media dan kesadaran palsu, pornografi, kekerasan, dan propaganda.
Dikarenakan hal tersebut, tentu masyarakat dituntut harus untuk memahami tentang peran, fungsi, dan kekuasaan media yang ada. Masyarakat harus mengetahui bahwa pers memiliki peran untuk membebaskan rakyat untuk menyuarakan pendapatnya dan tidak boleh sampai terbelenggu dengan kebohongan media yang tercipta.  

Proses kerja Media/Pers dalam Manipulasi dan Menciptakan Kesadaran Palsu di Masyarakat/Publik
Media kini seringkali melakukan manipulasi dan menciptakan kesadaran palsu pada masyarakat dan publik. Hal ini digunakan untuk membangun perspektif audiens, seperti kemunculan kampanye politik. Gambaran ini ditampilkan dalam bentuk kebahagiaan, gaya hidup modern, dan hal lainnya yang terlihat baik.

Pornografi
            Pornografi merupakan aktivitas seksual atau hal yang tidak senonoh, yang ditujukan untuk publik. Pornografi dianggap dapat menimbulkan rangsangan seksual sehingga mendorong perilaku yang membahayakan dan merugikan.
Terdapat banyak argumen yang menolak pornografi, seperti perlindungan terhadap orang muda atau anak-anak, untuk mencegah perendahan martabat perempuan, dan mencegah sifat subversifnya yang cenderung menghancurkan tatanan nilai seksual keluarga dan masyarakat.
Pornografi menjadi sesuatu yang rumit disebabkan oleh adanya masalah kebebasan berekspresi, terutama bila mengandung nilai seni, bagaimana menghadapi hak akan informasi,  dan bagaimana menjamin hak untuk memenuhi pilihan pribadi, bila pilihan ini tidak melukai orang lain bahkan nilai seni dan pendidikannya dianggap meragukan.
Untuk menghadapi masalah yang ditimbulkan oleh pornografi diperlukan beberapa cari, yaitu dengan mempertimbangkan konsepsi umum tentang seni, mempertimbangkan konsepsi moral, perlu diperhitungkan reaksi emosional yang ditimbulkan, dan perlu dipertimbangkan pandangan dari berbagai teori psikologis (catharsis, imitasi, dan pembiasaan)

Erotisme
Menyangkal kemahakuasaan, dalam arti “semua harus kelihatan”, menjadikan keterbatasan kemampuan gambar menjadi celah keberadaan erotisme.  Erotisme gambar berkisah pada waktu dan terbuka terhadap kebaruan serta yang tak teramalkan. Dalam erotisme, yang lebih tampak adalah pengungkapan hasrat daripada penonjolan tubuh yang telanjang. Keindahan dalam erotisme bukan perayaan kenikmatan diri. Semua erotisme selalu berisiko menjadi pornografi.  Namun, pada karya tertentu tidak mudah menentukan batas antara erotisme dan pornografi.




Kekerasan dalam Media/Pers
Kekerasan merupakan perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau kematian orang lainnya baik fisik maupun batin. Menurut Pascal Lardellier, kekerasan sebagai prinsip tindakan yang mendasarkan diri pada kekuatan untuk memaksa pihak lain tanpa persetujuan.
Kekerasan dapat berbentuk dalam kekerasan fisik, verbal, moral, psikologis, dan gambar. Bentuk-bentuk kekerasan tersebut dapat menimbulkan berbagai bahaya, jika ditampilkan melalui media, yaitu meningkatkan perilaku agresif, ketidakpekaan terhadap kekerasan dan penderitaan korban, dan tayangan kekerasan dapat meningkatkan rasa takut sehingga menciptakan pemikiran betapa berbahayanya dunia.
-       Menentukan Batas-Batas Kekerasan
       Dimensi persepsi
Menetukan batas sejauh mana media menayangkan visual, pendengaran, dan interaktif.
       Dimensi Afeksi
Sejauh mana kekerasan media menyebabkan traumatisme, kekacauan, kegelisahan, rasa malu.
       Dimensi Estetika
Mengukur sesuatu dengan keindahan.
       Dimensi Moral
Mana yang dapat dipercaya dan yang berpengaruh jahat.

-       Jenis-Jenis Kekerasan dalam Media
       Kekerasan Dokumen
Merupakan tampilan gambar kekerasan yang dipahami pemirsa atau pembaca dengan mata telanjang sebagai dokumentasi atau rekaman fakta kekerasan.
       Kekerasan Fiksi
Kekerasan yang jauh dari realitas, kekerasan ini masih berpijak dengan dunia riil
       Kekerasan Simulasi
Biasanya ditemukan dalam sebuah game virtual, dimana pelaku kekerasan merasakan emosi yang meluap dari pengalaman langsung dengan game
       Kekerasan Simbolik
Biasanya ditemukan dalam iklan, kekerasan tipe ini menggunakan medium bahasa untuk memengaruhi, cara pikir, cara bekerja, dan cara bertindak.

Praktik Propaganda dan Agenda Tersembunyi Media/Pers

Menurut Garth S. Jowett and Victoria O'Donnell, propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda. Propaganda dapat disampaikan melalui berbagai macam media, seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk, dan lain-lain.
Propaganda media merupakan usaha dengan sengaja dan sistematis, dalam pembentukan persepsi, memanipulasi, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan dari orang yang memiliki tujuan tersebut melalui media massa. adalah usaha dengan sengaja dan
-       Jenis-jenis Propaganda
       White Propaganda
RRI dan TVRI media pemerintah menyampaikan kebijakannya
       Grey Propaganda
Partai Nasdem menuding Mendagri Gamawan Fauzi perihal kasus E-KTP dan DTP
       Black Propaganda
Seorang moderator mengatakan pembicara tidak dapat hadir karena diculik BIN.
       Ratio Propaganda
Sumpah Pemuda, isinya untuk menyatukan para pemuda di seluruh Indonesia

-       Teknik Propaganda
       Name-calling
Memberi julukan/label buruk pada seseorang, gagasan,orang,lembaga supaya audiens tidak menyukai atau menolaknya.
       Glittering Generality
Suatu teknik menghubungkan dengan ‘kata yang berkonotasi baik’  dipakai untuk membuat audiens menerima dan menyetujui sesuatu tanpa memeriksa bukti-bukti.
       Transfer
Teknik membawa otoritas dukungan, gensi dari sesuatu yang dihargai dan disanjung  kepada sesuatu yang lain agar sesuatu yang lain itu lebih dapat diterima.
       Plain Folks
Teknik ini digunakan oleh pembicara propaganda dalam upaya meyakinkan audiens bahwa dia dan gagasannya bagus karena mereka adalah bagian dari rakyat.
       Testimonial
       Teknik  ini memberi kesempatan pada orang yang mengagumi atau membenci untuk mengatakan bahwa sebuah gagasan atau program atau produk atau seseorang itu baik atau buruk.
       Card Staking
Pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan, ilustrasi atau penyimpangan dan pernyataan –pernyataan logis atau tidak logis untuk memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program , orang atau produk.
       Bandwagon

Teknik ini digunakan dalam rangka meyakinkan audiens bahwa semua anggota suatu kelompok – di mana audiens termasuk dalam kelompok tersebut— telah menerima gagasan atau programnya dan oleh karenanya diharapkan audiens sasaran juga segera mengikuti jejaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar