Senin, 28 Maret 2016

ZAMAN YUNANI KUNO, POSMODERNISME, FILSAFAT DAN PERANNYA

Anisa Novianti
14140110207

     Zaman Yunani Kuno Hingga Awal Abad XX
     Filsafat pada umumnya merupakan suatu cara dalam mencari kebijaksanaan yang mampu menerangi pengalaman manusia agar dapat menempatkan dan menjalankan dirinya secara tepat dalam kompleksitas pengalaman.
     Namun, terdapat beberapa masalah di bidang filsafat yaitu dalam memahami kenyataan yang ditandai oleh dualitas dari yang satu dan yang banyak. Keberanekaragaman tersebut membekaskan adanya kesatuan didalam mereka. Plato kemudian berupaya untuk mensejahterakan yang satu dan yang banyak ini dengan mencari KASUNYATAN SEJATI yaitu mempersatukan berbagai gejala yang bersifat multiplitas dan satu-satunya jalur menuju hal tersebut adalah filsafat.
      Di zaman Yunani Kuno ini, peran filsafat memonopoli pemahaman tentang pengetahuan sejati, Abad Pertengahan yang menyajikan teologi sebagai musuh utama filsafat. Meskipun filsafat menjadi salah satu cara menyatukan keanekaragaman, filsafat tidak menghilangkan dirinya dalam prinsip teologi. Dari adanya perkembangan ilmu sains di abad XIV menyebabkan pergeseran perhatian di dalam upayanya untuk menyatukan pemahamannya mengenai kenyataan.
     
Pada umumnya, ada 3 macam yang menjadi perhatian filsafat analitik :
  1. studi mengenai peran bahasa dalam komunikasi dan penalaran. Selain itu, bagaimana mengidentifikasi, mecapai, dan menjamin adanya makna dalam penggunaan bahasa
  2. penyelidikan mengenai metodelogi
  3. penyelidikan filosofis tentang logika formal
     Posmodernitas dan Tanggapannya
     Posmodernits atau biasa disingkat "posmo" memang sangat menarik dan membangkitkan keingintahuan seseorang, karena penjelasan yang diungkapkan oleh para pendukungnya begitu menyentak dan dari sentakan itu dapat membuat seseorang langsung sadar dalam situasi tersebut. Dari kesadaran ini bisa menyebabkan orang merasa tertantang dan bersikap defensif.
     Manusia modernis memiliki kepercayaan bahwa dapat mengembangkan ilmu objektif, moralitas, dan hukum universal. Manusia terjerat dalam budaya dan masyarakat dengan tata nilai yang berbeda. Selain itu, masing-masing individu memiliki standard penilaian yang berbeda pula. Kenyataan menunjukkan bahwa semua telah berjalan tanpa andil mereka, bahkan seringkali bertentangan dengan pemahan serta penalaran mereka. 
     Modernitas ini ditandai oleh eksplosi, mekanisasi, teknologi, perdagangan dan pasar. Selain itu, ditandai pula oleh proses diferinsiasi yang semakin berkembang dari bidang kehidupan. 
"Posmo merupakan proses diferensiasi"
    
Featherstone berpendapat, "Semua yang menganggap posmodernisme sebagai suatu model teori kritis atau analisis budaya, atau sebagai upaya untuk menghasilkan suatu pemahaman sosiologis, pasti gagal. Sebab upaya tersebut tidak bisa menghindari totalisasi, sistematisasi, dan legitimasi"

     Filasafat dan Perannya 
     Pada dasarnya, filsafat memiliki area seluruh pengalaman dan segala hal yang ada. Namun, hanya fokus pada perhatian tertentu dan berbeda-beda sesuai dengan keinginan yang diberikan oleh filsuf dalam mempraktekannya. 
     Filsafat ada sebagai pengetahuan mengenai hal yang dasar, sebagia ilmu tentang suatu ilmu, sebagai teori bahasa, dapat pula dikata sebagai teori diskusi kritis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar