Kamis, 24 Maret 2016

Tiga Cabang Utama dalam Filsafat

Kezia Mariska – 14140110212
Pertemuan 3 (Part 1) – 1 Maret 2016

Sumber foto: https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/10/26/landasan-berfikir-filsafat-manfaat-dan-penerapanya-pembagian-filsafat-ciri-filsafat-dan-landasan-filsafat/

Terdapat tiga cabang utama dalam filsafat saat berdekatan dengan ilmu-ilmu di luar filsafat, antara lain,

1. Ontologi
Objek ilmu pengetahuan (material). Membahas tentang apa yang ingin kita ketahui atau seberapa jauh kita ingin mengetahui sesuatu hal. Ontolologi juga mempelajari teori mengapa sesuatu hal bisa ada atau terjadi.

Kenyataan atau relaitas bisa didekati secara ontologis berdasarkan dua sudut pandang. Pertama, sudut pandang kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak? Kedua, sudut pandang kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan tersebut memiliki kualitas tertentu?

Secara sederhana, ontologi dapat dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.

2. Epistemologi
Metode ilmu pengetahuan. Mempelajari bagaimana cara kita mendapatkan pengetahuan atau sumber tentang objek tertentu. Epistemologi juga memplejari teori tentang pengetahuan. Filsafat Ilmu merupakan turunan dari epistemologi.

3. Aksiologi
Membahas kegunaan atau tujuan ilmu pengetahuan. Aksiologi juga mempelajari teori tentang nilai.

Untuk mempermudah membedakan ketiga cabang diatas, mari lihat contoh di bawah ini.

KURSI
Ontologi: Mengapa bisa ada kursi? Mengapa bisa disebut kursi?
Epistemologi: Bagaimana secara pengetahuan manusia, kursi ini ada? Dari mana ada kursi?
Aksiologi: Apa kegunaan kursi?

Sebelum adanya budaya yang beradab seperti sekarang ini, orang-orang percaya kepada mitos atau hal-hal yang takhayul.

Selain tiga cabang tersebut di atas, filsafat juga sering dikaitkan dengan etika. Etika adalah filsafat formal, yaitu sebuah sudut pandang, kajian, atau perspektif yang membedakan suatu ilmu. Sebagai contoh, Sosiologi memiliki formal Sosiologi Politik.

Etika mempelajari nilai yang menjadi standar moral bagi kenyataan yang dapat diketahui dan dilakukan menurut penilaian baik atau buruk. Etika merumuskan prinsip bahwa yang baik harus dilakukan dan yang buruk harus dihindari. Dengan kata lain, apa yang benar secara ilmu pengetahuan belum tentu boleh dilakukan dari sudut etika.

Sebuah fakta tidak bisa berlaku atau digunakan begitu saja kecuali berlakunya fakta atau penggunaan fakta tertentu telah dinilai memenuhi standar moral yang dituntut sebagai norma perilaku.

Etika merupakan cabang filsafat karena berbicara tentang kenyataan dari sudut yang bersifat non-empiris, yakni menanyakan apa di balik kenyataan, bukan apa yang konkret yang secara faktual dilakukan, melainkan apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Sumber:
Pembahasan bersama di pertemuan ketiga, Selasa, 1 Maret 2016
Slide (Materi ajar yang diberikan)
Fotokopi paper dengan judul "Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Ontologis" dan "Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Etis"

2 komentar: