Jalan
di negara kita kerap masih kurang enak dipandang, banyak pedagang kaki lima dan
pengemis. Hal ini menjadi sebuah kebiasaan. Saking sudah biasanya, muncullah
pertanyaan, “Lho, kok gitu?” saat diadakan pembersihan. Sebenarnya yang salah
bukanlah tindakan sapu bersih tersebut, tetapi mengapa hal tersebut
dipertanyakan.
Demi sebuah kesan, kadang kita
memilih untuk menutupi kenyataan. Misalnya, demi disebut cantik, kita
memutuskan untuk memakai make-up atau melakukan operasi plastik. Demi dianggap
ramah, kita memberikan senyum kepada siapa saja. Seperti itulah yang terjadi
pada negeri ini. Menjelang KTT APEC, kawasan Jakarta dan Bogor juga bersih dan
teratur. Sisanya? Kembali seperti sebelumnya. Semua hanya demi kesan yang baik.
Munculnya Sebuah Kesan
Kesan sangat mempengaruhi penilaian
dan sikap kita akan sesuatu. Ketertarikan pada seseorang sering ditentukan dengan
bagaimana kesan ketika melihat orang tersebut.
Mustahil kita bisa tertarik pada
orang yang berpakaian sembarangan, rambut berantakan, dan bicara tidak jelas.
Sebaliknya, kita akan tertarik pada mereka yang berpenampilan rapi dan wangi.
Permasalahannya, kesan yang muncul
pertama kali cenderung hanya secara visual atau berdasarkan penampilan. Kesan
seperti ini berkemungkinan besar salah karena dilakukan secara sekilas.
Permasalahan lain juga muncul ketika
kesan kita terlalu dipengaruhi oleh kepentingan. Misalnya, ketika kita terlalu
terkagum pada seseorang, kesan yang muncul selalu baik, tanpa kemudian
dipertimbangkan ulang tingkat validasinya.
Kesan dan Kenyataan
Kesan bukanlah kenyataan. Karena
kesan adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri berdasarkan persepsi kita.
Ketergantungan berlebih pada kesan dapat menciptakan bias pada kenyataan.
Dalam menciptakan kesan, kita perlu
berhati-hati dan bersikap kritis. Dan jangan berhenti hanya pada kesan. Kesan
yang sudah kita ciptakan harus kembali dicocokkan dengan kenyataan.
Intinya
jangan terlalu percaya pada pengamatan visual kita yang hanya sekilas itu. Dan
kita juga harus ulet dalam mencari fakta serta data. Kegiatan seperti ini
kadang melelahkan, tapi inilah langkah yang harus dilakukan agar kita sadar
bahwa di tengah realitas kehidupan ini ada banyak kepalsuan.
CINDY
14140110101
Tidak ada komentar:
Posting Komentar